
Sahabat pandawa mungkin telah tahu bila penyakit kelamin nyatanya bisa mengincar wanita dan tidak melulu pada pria. Penyakit kelamin atau disebut penyakit menular seksual pada wanita perlu diwaspadai karena gejalanya bisa sangat ringan dan sering disepelekan. Mulai dari gatal, keputihan atau perut kram.
Tentunya kondisi tersebut sebaiknya tidak disepelekan terlebih bila tak kunjung hilang, kondisi berlarut lama, atau tak normal dari biasanya. Lantas, seperti apa penyebab penyakit menular seksual pada wanita ini?
Ada beragam jenis penyebab infeksi penyakit kelamin atau penyakit menular seksual. Mulai dari bakteri, kuman, jamur hingga virus.
Namun, memang dalam tubuh kita sendiri ada mikroorganisme baik atau disebut bakteri baik. Apabila bakteri baik ini terganggu keberadaannya atau populasinya dikalahkan dengan bakteri jahat maka bisa sebabkan perubahan.
Sebab itu, bakteri paling sering menjadi pemicu dari segala penyakit terutama penyakit kelamin. Kemungkinan ketika kita tidak menjaga kebersihan area kewanitaan juga bisa sebabkan bakteri baik kewalahan sehingga memicu pertumbuhan bakteri jahat lebih cepat.
Terlebih penyakit menular seksual juga terjadi akibat hubungan seksual yang tidak aman dan sehat. Bakteri kelamin pada orang A akan berpindah ke kelamin B dengan aktifitas seks yang tidak aman.
Bakteri tersebut akan mudah menyerang sel-sel tubuh sehingga bisa menggandakan jumlah mereka. Sel-sel tubuh yang diserang bisa kehilangan fungsinya dan sebabkan gejala, keluhan atau tanda penyakit diawali di beberapa area kewanitaan.
Jika kalian merasa ada gejala bakteri penyakit menular seksual pada wanita silahkan check ke klinik kulit dan kelamin.
Baca juga: Cara Mengobati Kencing Nanah dan Terhindar Dari Komplikasi
Bakteri utama penyebab penyakit menular seksual yakni ada bakteri Chlamydia trachomatis. Dimana dapat memicu infeksi kelamin dengan sebutan infeksi Klamidia dalam bahasa.
Bakteri Chlamydia trachomatis termasuk dalam genus chlamydia dan mempunyai bentuk yang tidak beraturan.
Bakteri penyebab penyakit kelamin ini membutuhkan inang pada sel makhluk hidup lain untuk bertahan namun tidak bisa hidup di luar tubuh. Umumnya, sering menyerang di sel epitel di leher rahim, uretra dan rektum.
Chlamydia diketahui sudah menginfeksi 131 juta orang secara global per tahunnya. Angka ini pun hanya perkiraan kasar, karena pada umumnya klamidia tidak memunculkan gejala khas.Itulah sebabnya banyak orang tidak mengetahui apakah mereka sudah terinfeksi penyakit ini atau tidak.
Meski memunculkan gejala, biasanya sering disalah artikan sebagai penyakit umum lain seperti nyeri pada alat kelamin, keputihan atau keluarnya cairan dari penis.
Gejala lain yang bisa ditimbulkan oleh bakteri klamidia adalah demam, pembengkakan vagina atau testis pada pria, sakit pada bagian perut bawah, cairan vagina tidak normal, keluarnya cairan dari penis yang tidak normal, nyeri saat pipis, dan sakit selama berhubungan seksual.
Sama seperti penyakit kelamin lainnya, klamidia tidak hanya menginfeksi alat kelamin, namun juga bisa menjangkiti mata dan sebabkan terjadinya peradangan selaput mata (konjungtivitis). Ini terjadi jika cairan kelamin atau sperma yang terinfeksi mengenai area mata.
Bakteri ini hanya dapat tertular melalui hubungan seks dan bukan terjadi karena sebab lainnya, misalnya menggunakan toilet umum atau menggunakan handuk orang yang tertular.
Selain infeksi klamidia, juga ada bakteri penyebab penyakit menular seksual pada wanita yang tak kalah familiar, yakni bakteri N. Gonorrhoeae. Bakteri gonorrhoeae ini sebabkan bakteri gonore atau di Indonesia disebut dengan penyakit Kencing Nanah.
Bakteri penyebab penyakit kelamin ini memang dikenal menyerang pria tapi seperti yang disebutkan sebelumnya bila, akibat hubungan seksual yang tidak aman, bisa tularkan dan menginfeksi pasangannya.
Bakteri ini dapat dengan mudahnya berkembang biak di membran mukus seperti di mulut, tenggorokan dan anus serta di organ vital seperti serviks, tuba fallopi dan uterus.
Sebab itulah, penderita gonore biasanya mengalami gangguan kencing seperti susah kencing, sakit kencing, urin pekat dan berbau, hingga kencing bernanah. Begitu juga gonore pada wanita bisa membuat keputihan menjadi tidak normal, miss v bengkak, nyeri saat berhubungan intim, dan berbahaya bila menyerang wanita hamil.
Bakteri penyebab penyakit kelamin lainnya yakni bakteri Treponema Pallidum. Treponema pallidum adalah sejenis bakteri gram negatif yang berbentuk spiral. Bakteri ini menyebabkan penyakit sifilis atau biasa kita sebut dengan penyakit raja singa.
Seperti kedua jenis bakteri lain penyebab penyakit menular seksual pada wanita di atas, bakteri Treponema juga merupakan bakteri gram negatif. Bakteri penyebab penyakit sifilis ini ditemukan awalnya pada tahun 1912 di Jepang oleh Hideyo Noguchi.
Sipilis atau raja singa sudah lama ditakuti oleh orang-orang, karena dampaknya yang meluas bahkan dapat sebabkan kerusakan permanen pada organ vital selain kelamin seperti otak dan jantung.
Selain itu, sifilis juga juga memiliki tahapan gejala atau stadium dengan beragam gejala yang berbeda-beda. Ketika pada tahap atau stadium awal tidak segera diobati maka bisa berubah menjadi tahap selanjutnya yakni tahap sekunder atau sifilis sekunder.
Begitu seterusnya, hingga pada tahap akhir yakni stadium tersier yang sudah terlanjur parah dan komplikasi. inilah yang dapat berakibat fatal jika tidak dideteksi di awal. Cara mencegahnya dengan segera konsultasikan ke klinik penyakit kulit dan kelamin jika di daerah selangkangan Anda muncul ruam-ruam.
Apabila Anda sudah menemukan keanehan di organ intim dan mengeluhkan perubahan, sebaiknya segera kunjungi Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin, Klinik Utama Pandawa Jakarta.
Dokter spesialis, fasilitas pengobatan yang lengkap dan terjamin, merupakan keunggulan yang kami berikan untuk Anda yang membutuhkan pengobatan. Semakin cepat Anda lakukan pemeriksaan dan pengobatan, semakin jauh pula peluang komplikasi.