Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Jika mengalami masalah Infeksi Saluran Kemih yang dibiarkan tanpa penanganan menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti:

  • Kerusakan ginjal permanen, jika bakteri menyebar hingga ke ginjal.
  • ISK berulang (kambuh) dalam kurun waktu 6 bulan atau hingga 4 kali dalam setahun.
  • Striktur uretra atau penyempitan saluran kencing.
  • Kelahiran prematur dan bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah jika ISK dialami oleh wanita hamil.
  • Sepsis, yaitu kondisi ketika bakteri penyebab ISK (biasanya yang menyebar hingga ke ginjal) masuk ke aliran darah dan menyebabkan respons tubuh yang bisa berakibat fatal.

Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) di saluran kemih. Bakteri ini sebenarnya hidup di saluran pencernaan, tetapi bisa menginfeksi saluran kemih dan menyebabkan infeksi kandung kemih (sistitis) hingga infeksi ginjal (pielonefritis).

Dibanding pria, wanita lebih berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini karena panjang uretra wanita lebih pendek dari pada pria, sehingga bakteri dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih. Infeksi saluran kemih pada wanita umumnya terjadi akibat perpindahan bakteri dari anus ke lubang uretra saat bercebok. Hal ini bisa terjadi jika bagian yang dibersihkan terlebih dahulu adalah anus, bukan area kemaluan.

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih adalah:

  • Hamil,
  • Aktif melakukan hubungan seksual,
  • Menopause,
  • Baru menjalani tindakan media atau operasi pada saluran kemih,
  • Penggunaan kateter urine untuk jangka panjang,
  • Kelainan pada saluran kemih sejak lahir,
  • Cedera pada saraf di sekitar kandung kemih yang menghambat pengeluaran urine,
  • Penyumbatan di saluran kemih, misalnya karena batu ginjal atau pembesaran kelenjar prostat,
  • Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat diabetes atau sedang menjalani kemoterapi,
  • Penggunaaan alat kontrasepsi diafragma atau kondom dengan pelumas spermisida

Jika mengalami gejala atau tanda-tanda sesuai dengan penjelasan di atas segera hubungi dokter agar penyakit tidak berkembang dan terhindar dari komplikasi penyakit ISK.

Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

Dokter menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan apakah pasien menderita infeksi saluran kemih. Pemeriksaan tersebut antara lain:

Tes urine atau urinalisis bertujuan untuk mendeteksi keberadaan sel darah putih di dalam urine yang bisa menjadi tanda infeksi. Pada beberapa kasus, tes urine akan diikuti dengan kultur urine untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi dan obat yang tepat.

Dipstick test dilakukan dengan mencelupkan kertas khusus yang memiliki kotak-kotak berwarna ke dalam sampel urine. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya infeksi, seperti adanya darah dalam urine.

Pemindaian dapat dilakukan menggunakan USG, CT scan, atau MRI. Tujuannya adalah memeriksa kemungkinan adanya kelainan pada saluran kemih. Pemindaian dapat didahului dengan pemberian zat kontras agar kondisi saluran kemih lebih jelas terlihat.

Sistoskopi dilakukan dengan memasukkan selang kecil berkamera ke uretra sampai ke kandung kemih. Tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi kandung kemih dan mencari tahu penyebab infeksi saluran kemih. Meski demikian, sistoskopi tidak dilakukan pada pasien yang sedang menderita ISK aktif.

Bagi pasien yang mengalami ISK berulang berdasarkan kondisi dari analisa dokter, pemeriksaan sistoskopi atau pemindaian mungkin akan disarankan agar penyebab ISK berulang diketahui dan dapat diatasi dengan tepat.

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Biasanya, gejala ISK akan hilang setelah beberapa hari mengonsumsi antibiotik. Meski demikian, pengobatan dengan antibiotik harus dilanjutkan sampai selesai sesuai petunjuk dokter. Jika pasien tidak menghabiskan antibiotik sesuai anjuran dokter, bakteri penyebab ISK yang ada pada pasien dapat membentuk kekebalan terhadap antibiotik tersebut. Hal ini menyebabkan pasien lebih berisiko untuk mengalami komplikasi dan akan makin sulit untuk diobati.

Untuk pasien ISK yang sering kambuh, dokter akan menganjurkan beberapa hal berikut:

  • Mengonsumsi antibiotik dengan dosis spesifik, seperti fosfomycin trometamol dosis tinggi setiap 10 hari sekali
  • Mengonsumsi antibiotik dosis sekali minum (tunggal) setiap selesai berhubungan intim atau ketika melakukan perjalanan jauh
  • Menjalani terapi hormon estrogen pada pasien yang telah memasuki masa menopause

Jika mengalami gejala atau tanda-tanda sesuai dengan penjelasan di atas segera hubungi dokter agar penyakit tidak berkembang dan terhindar dari komplikasi penyakit ISK.

Layanan Medis

Video

Klinik Utama Pandawa memiliki beragam layanan medis seperti klinik spesialis kulit & kelamin, spesialis estetika & Antiaging, spesialis gigi dan mulut, Spesialis Ginecologi, Spesialis Andrologi dan spesialis bedah plastik terbaik di Jakarta. Penanganan dan pelayanannya dikerjakan oleh dokter spesialis gigi dan mulut dan dokter spesialis orthodontis. Bagi kami pelayanan dan kepuasan pasien menjadi prioritas utama.

97%

Testimoni

Penilaian berdasarkan kepuasan pasien terhadap fasilitas pelayanan Klinik Utama Pandawa

Jane C####in
Jane C####in
@jane_c
Read More
Terimakasih atas bantuan dan solusi atas keluhan saya dan saya sangat puas dengan hasilnya 😀
Astrid T###na
Astrid T###na
@astrid
Read More
Dengan saran dan masukan dari spesialis sehingga saya mendapatkan solusi terbaik Terimakasih Klinik Utama Pandawa
Akbar F###al
Akbar F###al
@ichal_jr
Read More
Terimakasih Klinik Utama Pandawa, Layanan memuaskan, suster ramah dan penanganan profesional !!!!!!
Previous
Next

Daftar Konsultasi

legalitas klinik utama pandawa