
Salah satu hal yang sangat berisiko dan berdampak buruk bagi ibu hamil adalah tertular penyakit menular seksual. Sebab, jika ibu hamil terkena penyakit menular seksual, hal ini dapat memengaruhi janinnya. Bahkan, menular pada bayi yang ia lahirkan. Salah satu penyakit menular seksual yang harus diwaspadai adalah kencing nanah pada ibu hamil.
Sebenarnya, kencing nanah atau gonore lebih banyak menjangkiti pasien laki-laki. Tak menutup kemungkinan jika kencing nanah juga menjangkiti perempuan, apalagi ibu hamil. Pada hubungan seksual tanpa kondom dengan laki-laki yang memiliki gonore, risiko menjangkiti perempuan adalah 60–90%.
Sehingga, laki-laki yang memiliki gonore memiliki kemungkinan sangat besar untuk menularkan kencing nanah pada pasangan perempuannya. Sebaliknya, lebih kecil kemungkinan perempuan menularkan kencing nanah pada laki-laki. Sayangnya mendeteksi infeksi kencing nanah pada perempuan dan ibu hamil lebih sulit. Sebanyak 50% kasusnya tidak bergejala.
Menurut penelitian, ada 82 juta kasus baru infeksi gonore di seluruh dunia. Kencing nanah adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum. Kencing nanah pada ibu hamil disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bagian tubuh yang dapat diserang adalah
Baca juga: Pengobatan Gonore dan Klamidia Apakah Berbeda?
Infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae terjadi melalui kontak seksual melalui vagina, anus, dan mulut. Selain itu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjangkit kencing nanah.
Jika berhubungan seks melalui vagina, gejala-gejala berikut ini yang akan dirasakan oleh ibu hamil
Ibu hamil dapat merasakan gejala ini jika ia melakukan hubungan seks melalui anus atau mulut
Jika merasakan gejala-gejala di atas, sebaiknya Anda segera berobat ke dokter. Dokter akan melakukan diagnosis dan tes untuk mengetahui apakah Anda benar-benar terinfeksi penyakit menular seksual. Selain itu, pasangan Anda juga harus ikut diobati meski tidak memiliki gejala apa pun. Sebab, sangat besar kemungkinan Anda berdua sama-sama terinfeksi.
Anda dan pasangan tidak boleh berhubungan seksual selama pengobatan dilakukan. Dokter akan meminta Anda melakukan kontrol 1–2 minggu setelah pengobatan. Jika masih tahap awal infeksi, seharusnya kencing nanah lebih mudah disembuhkan. Bahkan sangat mungkin Anda merasakan kondisi membaik dalam 24 jam.
Semakin cepat dideteksi, gonore akan semakin tidak berbahaya. Sebaliknya, jika terlambat, ibu hamil dapat mengalami serangkaian komplikasi. Selain itu janin maupun bayi yang dilahirkan terancam terpapar gonore.
Baca juga: 7 Juta Orang Terinfeksi Sifilis di Seluruh Dunia, Ketahui Gejalanya dan Cara Menghindarinya
Seringkali ibu hamil tidak mengetahui bahwa ia telah terinfeksi kencing nanah. Akibatnya, ia tak mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan. Padahal, kencing nanah pada ibu hamil dapat diobati. Dokter dapat meresepkan obat-obatan yang aman dikonsumsi.
Jika seorang bayi yang baru lahir terinfeksi kencing nanah dari ibunya, gejala dapat muncul 2–5 hari kemudian. Biasanya ini terjadi ketika bayi dilahirkan melalui persalinan per vaginam.