Pernah mendengar kasus kista gigi? Kista gigi sama seperti kista lainnya. Hanya saja, benjolan ini terbentuk di rongga mulut. Berbeda dengan kista lainnya, kista ini dapat membesar sehingga menganggu pertumbuhan gigi. Bahkan, dapat membuat wajah Anda menjadi asimetris! Kenali lebih dalam mengenai kondisi lewat artikel berikut.
Kista Gigi
Seperti halnya di bagian tubuh lain, kista adalah kantung yang membentuk benjolan dan berisi zat. Ada yang berupa zat semipadat, ada pula yang cair. Lokasinya umumnya terletak di
- Akar gigi
- Gusi
- Gigi geraham bungsu
- Gigi yang tidak sehat
- Bibir
Pada dasarnya, kista ini tak menimbulkan nyeri dan seringkali tak disadari kehadirannya. Namun, dokter akan menyadari bahwa Anda memiliki kista setelah melakukan rontgen mulut. Umumnya kista ini terbentuk pada gigi depan tepatnya di rahang atas. Mayoritas pasien berusia 20–60 tahun.
Sayangnya, jika dibiarkan, ukuran kista akan membesar dan mendesak saraf pada mulut. Akibatnya, Anda akan merasakan nyeri yang tak tertahankan. Selain itu, kista dapat merusak tulang penyangga gigi sehingga menyebabkan gigi Anda bergoyang. Permukaan akar gigi pun terinfeksi.
Jika anda mengalami hal yang dijelaskan di atas segeralah mencari dental terdekat terbaik dekat lokasi saya yaitu Klinik Utama Pandawa.
Baca juga: Abses Gigi: Gejala, Penyebab dan Kapan Harus ke Dokter Gigi
Jenis Kista Gigi
Berdasarkan lokasi kemunculannya, kista dapat diklasifikasikan sebagai berikut
- Kista perapikal
Disebut juga sebagai kista radikuler. Letaknya ada di pangkal gigi dan terjadi akibat infeksi pulpa dan kematian saraf gigi.
- Kista dentigerous
Berasal dari jaringan yang mengelilingi mahkota gigi yang belum muncul ke permukaan gusi. Biasanya terjadi akibat impaksi gigi bungsu.
- Kista mucocele
Kista yang tumbuh di bagian lunak rongga mulut misalnya bagian dalam pipi, bibir, dan lidah.
- Keratocystic odeontogenic tumor
Terletak pada tulang rahang bawah, dekat geraham ketiga, dan cenderung menjadi tumor.
Gejala Kista Gigi
Pada awalnya kista ini tidak menyebabkan rasa sakit sama sekali. Namun, ketika berukuran besar dan menyebabkan infeksi, beberapa gejala berikut muncul
- Gigi menjadi sensitif
- Gigi menjadi longgar
- Posisi gigi berubah sehingga terdapat celah antargigi
- Pembengkakan pada area gusi tertentu
- Rasa nyeri dan tidak nyaman saat menyentuh gusi
- Wajah mulai mati rasa karena kistanya menekan saraf di dalam mulut
Penyebab Kista Gigi
Penyebab paling umum dari kasus ini adalah gigi berlubang yang tak dirawat. Akibatnya, jaringan gigi membusuk dan mati. Hal ini memicu pertumbuhan kantung. Selain itu, kista dapat terbentuk karena kelainan pertumbuhan misalnya gigi yang tumbuh miring.
Kista ini juga terbentuk karena gigi yang terjebak di dalam gusi. Gigi gagal tumbuh menembus gusi sehingga ia tidak muncul. Biasanya hal ini terjadi karena kurangnya ruang untuk pertumbuhan gigi. Cara menyelesaikannya adalah dengan operasi.
Selain itu, kista juga dapat terjadi akibat faktor genetik. Namun, kasusnya cukup jarang terjadi.
Baca juga: Karang Gigi: Penyebab, Gejala, & Pengobatan
Pengobatan
Anda harus mengobatinya ke dokter spesialis gigi. Jika tidak, dampaknya adalah
- Kista menggeser benih gigi sehingga pertumbuhan gigi menjadi tak beraturan
- Kista membuat benih gigi menjadi mati
- Gigi yang mati berubah warna menjadi hitam sehingga Anda harus melakukan perawatan akar gigi
- Dampak jangka panjangnya adalah Anda mengeluarkan lebih banyak waktu dan biaya untuk perawatan gigi dan mulut
Jika ke dokter, Anda akan diminta melakukan rontgen untuk melihat kondisi keseluruhan gigi dan mulut. Kalau ukurannya kecil, dokter hanya akan meresepkan obat-obatan saja. Namun, jika ukurannya sudah besar, dokter akan menjadwalkan operasi.
Operasi pengangkatan kista diperlukan agar gigi dan bagian mulut lain tetap sehat. Selain itu, pengangkatan kista bertujuan untuk menghindari pertumbuhan kista gigi lainnya.
Pencegahan
- Lakukan konsultasi ke dental terdekat 3–6 bulan sekali untuk deteksi dini dan pencegahan penyakit pada gigi maupun mulut Anda
- Menyikat gigi dua kali sehari yaitu sehabis makan sebelum tidur dengan durasi minimal dua menit
- Membersihkan sela-sela gigi dengan dental floss
- Menggunakan mouth guard (pelindung gigi) ketika melakukan olahraga berat yang mungkin menimbulkan cedera pada gigi, gusi, dan mulut