obat sipilis

Jangan Sembarangan! Ini 10 Obat Sipilis yang Hanya Bisa Diresepkan oleh Dokter

Obat sipilis menjadi langkah penting bagi siapa pun yang terinfeksi penyakit menular seksual satu ini. Sipilis, atau dikenal juga sebagai penyakit raja singa, disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang dapat menyebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman.

Jika tidak segera diobati, sipilis bisa menimbulkan komplikasi serius pada organ tubuh, bahkan merusak sistem saraf dan jantung. Karena itu, penanganan dengan obat yang tepat di bawah pengawasan dokter sangatlah penting untuk mencegah infeksi berkembang lebih parah.

Penggunaan obat sipilis yang diresepkan oleh dokter terbukti efektif dalam menghentikan perkembangan bakteri penyebab penyakit.

Pengobatan medis ini biasanya dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat keparahan infeksi, sehingga hasilnya lebih aman dan optimal. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, pasien dapat sembuh total tanpa risiko komplikasi.

Mengapa Pengobatan Sifilis Harus dengan Resep Dokter?

Sifilis bukan penyakit biasa yang bisa sembuh dengan obat bebas. Pengobatannya membutuhkan antibiotik khusus dengan dosis dan lama pemakaian yang disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi.

Jika seseorang salah dosis, menghentikan pengobatan terlalu cepat, atau menggunakan obat tanpa resep, bakteri penyebab sifilis bisa menjadi resisten dan sulit diobati di masa depan. Bahkan, beberapa kasus menunjukkan infeksi bisa kambuh lagi dalam waktu beberapa bulan.

Selain itu, dokter perlu melakukan tes darah dan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan bakteri benar-benar hilang setelah pengobatan. Jadi, jangan hanya fokus mencari nama obatnya pengawasan medis jauh lebih penting untuk memastikan kesembuhan total.

Obat Sipilis yang Hanya Bisa Diresepkan oleh Dokter

Berikut adalah obat sipilis yang hanya bisa diresepkan oleh dokter dan tidak diperbolehkan diperjualkan secara umum:

1. Benzathine Penicillin G

Obat pertama dan paling umum digunakan untuk mengobati sifilis adalah Benzathine Penicillin G. Antibiotik ini termasuk golongan penisilin yang diberikan melalui suntikan intramuskular (biasanya di bokong).

Penicillin G bekerja dengan cara membunuh bakteri Treponema pallidum langsung dari dalam aliran darah. Pengobatan dengan obat ini biasanya dilakukan satu kali suntikan untuk sifilis tahap awal. Namun, untuk sifilis yang sudah masuk tahap lanjut atau laten, dokter mungkin akan memberikan suntikan mingguan selama 3 minggu berturut-turut.

Efek sampingnya biasanya ringan, seperti nyeri di tempat suntikan atau sedikit demam. Meski begitu, penting untuk melaporkan pada dokter bila kamu memiliki alergi terhadap penisilin agar bisa diberikan alternatif lain.

2. Doxycycline

Bagi pasien yang alergi terhadap penisilin, dokter dapat meresepkan Doxycycline, yaitu antibiotik golongan tetrasiklin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab sifilis.

Doxycycline biasanya diberikan dalam bentuk tablet dan dikonsumsi selama dua kali sehari selama 14 hari untuk sifilis tahap awal. Untuk sifilis laten atau yang tidak diketahui durasinya, pengobatan bisa berlangsung hingga 28 hari.

Namun, obat ini tidak disarankan untuk wanita hamil karena bisa memengaruhi perkembangan janin. Oleh karena itu, ibu hamil yang terinfeksi sifilis tetap disarankan untuk mendapatkan pengobatan berbasis penisilin di bawah pengawasan dokter.

3. Tetracycline

Masih satu golongan dengan Doxycycline, Tetracycline juga bisa menjadi pilihan alternatif bagi penderita yang tidak bisa menggunakan penisilin. Obat ini efektif untuk menghambat bakteri dengan cara mencegah sintesis protein pada sel mikroba.

Dosis dan durasi pengobatan tergantung pada tahap infeksi, biasanya diminum empat kali sehari selama 14–28 hari. Efek samping yang mungkin muncul antara lain mual, nyeri perut, dan kepekaan terhadap sinar matahari.

Meskipun cukup efektif, penggunaannya harus benar-benar di bawah pengawasan dokter karena salah dosis dapat menimbulkan resistansi bakteri.

4. Ceftriaxone

Antibiotik Ceftriaxone sering diresepkan oleh dokter untuk pasien dengan alergi berat terhadap penisilin. Obat ini diberikan melalui suntikan intravena atau intramuskular dan bekerja dengan membunuh bakteri melalui penghambatan pembentukan dinding sel bakteri.

Ceftriaxone terbukti efektif untuk sifilis tahap awal hingga menengah. Namun, untuk kasus sifilis tahap lanjut (neurosifilis), dokter biasanya menggabungkannya dengan pengobatan tambahan agar lebih optimal.

Efek samping ringan seperti sakit kepala atau reaksi di area suntikan mungkin terjadi, tetapi umumnya tidak berbahaya bila diberikan sesuai dosis medis.

5. Azithromycin

Azithromycin termasuk antibiotik golongan makrolida yang bisa menjadi alternatif bila pasien tidak dapat menggunakan obat lain. Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri dan biasanya diminum dalam bentuk tablet.

Meski cukup praktis, penggunaan Azithromycin untuk sifilis kini tidak lagi direkomendasikan sebagai pilihan utama karena bakteri Treponema pallidum telah menunjukkan resistansi terhadap obat ini di beberapa negara. Dokter hanya akan meresepkannya dalam kondisi tertentu dengan pemantauan ketat.

6. Erythromycin

Sama seperti Azithromycin, Erythromycin juga termasuk antibiotik makrolida yang dapat menjadi alternatif bila pasien tidak bisa menggunakan penisilin. Namun, efektivitasnya terhadap sifilis tidak sebaik antibiotik suntik, terutama pada infeksi yang sudah menyebar ke sistem saraf.

Biasanya dokter memberikan Erythromycin dalam bentuk tablet empat kali sehari selama dua hingga empat minggu. Obat ini relatif aman, tetapi bisa menyebabkan mual atau diare ringan pada beberapa orang.

7. Procaine Pencilin G

Obat sipilis ini adalah varian lain dari penisilin yang sering digunakan untuk sifilis tahap lanjut atau neurosifilis. Diberikan melalui suntikan harian selama 10–14 hari, Procaine Penicillin G efektif menembus sistem saraf dan menghentikan penyebaran bakteri di otak serta sumsum tulang belakang.

Karena prosesnya cukup intensif, pasien biasanya perlu menjalani pengawasan medis di klinik selama masa pengobatan untuk memastikan respons tubuh terhadap obat berjalan baik.

8. Amoxicillin + Probenecid

Beberapa dokter juga meresepkan kombinasi Amoxicillin dan Probenecid untuk pengobatan sifilis, terutama pada pasien yang tidak alergi terhadap penisilin. Probenecid membantu meningkatkan kadar Amoxicillin di dalam darah, sehingga efeknya terhadap bakteri lebih kuat dan tahan lama.

Namun, kombinasi ini tidak digunakan sebagai terapi utama dan biasanya diberikan pada kondisi tertentu setelah dokter menilai hasil pemeriksaan laboratorium pasien.

9. Penicillin G Aqueous (IV)

Untuk kasus neurosifilis, yaitu ketika bakteri sudah menyerang sistem saraf pusat, dokter akan menggunakan Penicillin G Aqueous yang diberikan langsung melalui infus.

Pengobatan ini dilakukan selama 10–14 hari di rumah sakit agar dosis dan efeknya bisa diawasi secara ketat. Meski memerlukan waktu dan biaya lebih, terapi ini merupakan standar emas dalam pengobatan neurosifilis.

10. Penicillin Desensitization

Untuk pasien dengan alergi berat terhadap penisilin tapi memerlukan obat tersebut (misalnya ibu hamil dengan sifilis), dokter bisa melakukan prosedur desensitisasi penisilin.

Proses ini dilakukan di rumah sakit dengan memberikan dosis penisilin dalam jumlah sangat kecil dan meningkat secara bertahap hingga tubuh bisa mentolerirnya tanpa reaksi alergi berat. Setelah itu, pengobatan utama bisa dilanjutkan dengan aman.

Langkah ini hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis, karena risiko anafilaksis (reaksi alergi berat) tetap ada bila dilakukan tanpa pengawasan medis.

Bahaya Menggunakan Obat Sifilis Tanpa Resep Dokter

Pengobatan sifilis tanpa resep dokter sangat berisiko. Berikut beberapa bahaya yang mungkin terjadi:

  1. Bakteri tidak sepenuhnya mati, sehingga infeksi bisa kambuh.
  2. Resistansi antibiotik bakteri menjadi kebal terhadap obat.
  3. Efek samping berbahaya, seperti alergi parah atau gangguan organ.
  4. Diagnosis keliru, karena gejala sifilis bisa mirip dengan penyakit lain.
  5. Penularan ke pasangan, karena pengobatan tidak efektif.

Itulah sebabnya dokter perlu memastikan diagnosis melalui tes darah VDRL atau TPHA, menentukan tahap penyakit, lalu menyesuaikan jenis dan dosis obat.

Tahapan Sifilis yang Menentukan Jenis Obat

Sebelum menentukan pengobatan, dokter akan memeriksa stadium penyakit sifilis yang dialami pasien. Setiap tahap memiliki penanganan berbeda:

  1. Sifilis primer: ditandai luka kecil di area kelamin, pengobatan cukup dengan satu kali suntikan penisilin.
  2. Sifilis sekunder: muncul ruam di tubuh dan demam ringan, biasanya perlu terapi suntikan mingguan.
  3. Sifilis laten: infeksi tidak menunjukkan gejala, tetapi bakteri masih aktif. Diperlukan pengobatan jangka panjang.
  4. Sifilis tersier atau neurosifilis: sudah menyerang otak, jantung, atau saraf, membutuhkan terapi infus di rumah sakit.

Perawatan Tambahan Selama Pengobatan Sifilis

Selain menggunakan obat dari dokter, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar pengobatan berjalan efektif:

  • Hindari hubungan seksual sampai dokter menyatakan kamu sembuh sepenuhnya.
  • Periksa dan obati pasangan seksual agar tidak terjadi infeksi ulang.
  • Rutin kontrol ke dokter untuk memastikan hasil pengobatan berhasil.
  • Jaga daya tahan tubuh dengan pola makan bergizi dan istirahat cukup.
  • Hindari alkohol dan rokok, karena bisa menghambat penyembuhan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera temui dokter bila kamu mengalami gejala seperti:

  • Luka kecil tidak nyeri di area kelamin, anus, atau mulut
  • Ruam di telapak tangan dan kaki
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Rasa lelah, demam ringan, atau nyeri otot
  • Gangguan penglihatan atau saraf
Apakah Sifilis Bisa Diobati dengan Amoxicillin?

Sifilis memang bisa diobati dengan antibiotik, dan salah satu yang kadang digunakan adalah Amoxicillin, terutama bila dikombinasikan dengan Probenecid. Namun, kombinasi ini bukan pengobatan utama dan hanya diberikan bila pasien tidak dapat menerima suntikan penisilin, yang merupakan terapi standar untuk sifilis.
Perlu diingat, penggunaan Amoxicillin untuk sifilis harus di bawah pengawasan dokter. Dosis dan durasi pengobatan harus disesuaikan berdasarkan tahap infeksi. Jadi, hindari penggunaan Amoxicillin tanpa resep, karena pengobatan yang tidak tepat dapat membuat bakteri menjadi kebal dan penyakit sulit disembuhkan.

Berapa Lama Sifilis Sembuh?

Lama penyembuhan sifilis tergantung pada tahap infeksi dan jenis pengobatan yang diberikan. Pada umumnya, sifilis tahap awal dapat sembuh dalam waktu 2–4 minggu setelah pengobatan dengan antibiotik yang tepat, seperti suntikan penisilin. Namun, untuk sifilis yang sudah masuk tahap laten atau lanjut, proses penyembuhannya bisa memakan waktu beberapa minggu hingga bulan dan memerlukan pengawasan medis lanjutan.

Sembuhkan Sifilis dengan Aman dan Cepat di Klinik Utama Pandawa!

Konsultasi Dokter Gratis

Jangan biarkan sifilis mengganggu kesehatan dan kepercayaan dirimu! Penyakit menular seksual ini bisa disembuhkan sepenuhnya jika ditangani dengan cepat dan tepat oleh tenaga medis berpengalaman.

Di Klinik Utama Pandawa, kamu bisa mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, pengobatan dengan resep dokter spesialis, serta pendampingan medis yang aman dan profesional. Semua proses dilakukan dengan menjaga privasimu sebaik mungkin.

Kini saatnya mengambil langkah bijak untuk kesembuhan. Jangan menunda hingga gejala makin parah segera konsultasikan kondisimu ke Klinik Utama Pandawa. Dengan pengobatan yang tepat dan lingkungan yang ramah pasien, kamu bisa pulih dengan tenang tanpa rasa khawatir. Kesehatanmu prioritas utama kami!

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi