7 Penyebab Munculnya Benjolan di Belakang Telinga
Benjolan di belakang telinga bisa menjadi kondisi yang mengejutkan dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang.
Dengan mengetahui penyebab dan gejala yang menyertainya, Anda bisa lebih memahami langkah pengobatan yang tepat.
Apakah Berbahaya ada Benjolan di Belakang Telinga?
Benjolan di belakang telinga bisa menimbulkan kekhawatiran, tetapi pada banyak kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.
Biasanya, benjolan ini tidak menimbulkan rasa sakit, hanya terasa sedikit kenyal atau padat saat disentuh, dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Meski demikian, benjolan yang muncul secara tiba-tiba atau berukuran besar perlu diawasi, karena ada kemungkinan kondisi tersebut memerlukan perhatian medis, terutama jika ukurannya terus bertambah.
Namun, jika benjolan di belakang telinga disertai dengan gejala lain, seperti nyeri yang terus-menerus, demam, atau perubahan warna pada kulit di area tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Gejala tambahan ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Pemeriksaan medis akan membantu memastikan penyebab dan menentukan apakah perawatan lebih lanjut diperlukan.
Baca Juga: Muncul Benjolan di Miss V Bagian Luar? Mungkin Ini Penyebabnya!
Penyebab Benjolan di Belakang Telinga
Benjolan di belakang telinga dapat terjadi karena berbagai alasan. Meskipun kebanyakan benjolan ini bersifat jinak dan tidak berbahaya, mereka tetap dapat menimbulkan rasa khawatir dan ketidaknyamanan. Berikut ini adalah penyebab umum benjolan di belakang telinga:
1. Kelenjar Getah Bening Membengkak
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan infeksi. Ketika tubuh terinfeksi, misalnya karena infeksi telinga atau tenggorokan, kelenjar getah bening di belakang telinga bisa membengkak. Benjolan ini biasanya terasa lunak dan mungkin disertai dengan rasa sakit atau pembengkakan di area sekitar telinga.
2. Kista Epidermoid atau Sebasea
Kista epidermoid atau sebasea adalah kantong kecil yang terbentuk di bawah kulit dan berisi sel-sel kulit mati, minyak, dan bahan lainnya. Ini biasanya tidak berbahaya, tetapi dapat membengkak dan meradang jika terinfeksi. Kista sebasea sering ditemukan di area belakang telinga dan dapat bergerak saat ditekan.
Gejala: Benjolan kecil, keras, dan bergerak saat disentuh. Kista ini seringkali tidak menyebabkan rasa sakit, kecuali jika terinfeksi.
3. Lipoma
Lipoma adalah tumor jinak yang terbuat dari jaringan lemak. Kondisi ini tumbuh secara perlahan di bawah kulit dan biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Meskipun tidak berbahaya, lipoma bisa tumbuh cukup besar dan menyebabkan ketidaknyamanan kosmetik. Lipoma biasanya teraba lunak dan dapat bergerak di bawah kulit.
Gejala: Benjolan lunak, bergerak, dan tidak menimbulkan rasa sakit, kecuali jika tertekan pada saraf atau jaringan sekitarnya.
4. Abses atau Bisul
Abses adalah benjolan yang berisi nanah yang terbentuk akibat infeksi bakteri. Kondisi ini sering kali terjadi setelah pori-pori kulit tersumbat oleh minyak atau kotoran, yang kemudian terinfeksi. Abses biasanya terasa sangat nyeri dan dapat menyebabkan pembengkakan serta kemerahan di area sekitar benjolan.
Gejala: Benjolan yang terasa panas, kemerahan, dan sangat nyeri, sering disertai dengan nanah di dalamnya.
5. Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi pada tulang mastoid yang terletak di belakang telinga. Infeksi ini sering terjadi setelah infeksi telinga tengah yang tidak ditangani dengan baik. Mastoiditis dapat menyebabkan pembengkakan dan benjolan di belakang telinga, serta gejala lain seperti demam dan rasa sakit pada telinga.
Gejala: Pembengkakan dan kemerahan di belakang telinga, demam, sakit telinga, dan penurunan pendengaran.
6. Furunkel
Furunkel adalah jenis bisul yang lebih dalam dan lebih menyakitkan dibandingkan dengan abses biasa. Biasanya disebabkan oleh infeksi folikel rambut oleh bakteri Staphylococcus aureus. Furunkel dapat muncul di mana saja, termasuk di area belakang telinga, dan seringkali berkembang dengan rasa sakit yang hebat.
Gejala: Benjolan merah dan nyeri, biasanya disertai dengan nanah di dalamnya yang bisa keluar setelah beberapa waktu.
7. Tumor atau Kanker Kulit
Meskipun jarang, tumor atau kanker kulit dapat menyebabkan benjolan di belakang telinga. Tumor ini bisa bersifat jinak (seperti hemangioma) atau ganas (seperti karsinoma sel basal atau squamous cell carcinoma). Kanker kulit perlu segera diatasi untuk mencegah penyebaran ke bagian tubuh lainnya.
Gejala: Benjolan yang keras, tidak bergerak, dan tidak terasa sakit, yang mungkin berkembang seiring waktu. Benjolan ini bisa berwarna berbeda dan seringkali muncul pada kulit yang terpapar sinar matahari.
Penting untuk segera memeriksakan benjolan yang tidak kunjung hilang atau berkembang menjadi lebih besar, guna mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Pengobatan Benjolan di Belakang Telinga
Pengobatan untuk benjolan ini sangat bergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk menangani benjolan di belakang telinga:
1. Pengobatan untuk Kelenjar Getah Bening yang Membengkak
- Antibiotik: Jika pembengkakan disebabkan oleh infeksi bakteri (seperti infeksi telinga atau tenggorokan), dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut.
- Perawatan Rumah: Kompres hangat di area yang bengkak dapat membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat pemulihan.
- Pemeriksaan lebih lanjut: Jika benjolan tidak hilang atau semakin besar, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada masalah yang lebih serius.
2. Pengobatan Kista Sebasea atau Epidermoid
- Drainase Kista: Jika kista terinfeksi dan berisi nanah, dokter mungkin akan melakukan prosedur kecil untuk mengalirkan nanah tersebut.
- Pengangkatan Kista: Jika kista cukup besar atau mengganggu, prosedur pembedahan untuk mengangkat kista secara keseluruhan mungkin dianjurkan, terutama jika kista sering kambuh.
- Obat Penghilang Rasa Sakit: Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat diberikan untuk meredakan rasa sakit dan peradangan.
3. Pengobatan Lipoma
- Pengangkatan Lipoma: Jika lipoma menyebabkan ketidaknyamanan atau tumbuh besar, pengangkatan melalui prosedur pembedahan adalah cara terbaik untuk menghilangkannya. Lipoma dapat dipotong dengan teknik pembedahan kecil atau lebih besar, tergantung pada ukurannya.
- Pemantauan: Jika lipoma tidak mengganggu, dokter mungkin hanya akan memantau kondisinya untuk memastikan bahwa lipoma tidak berkembang menjadi lebih besar.
4. Pengobatan Abses
- Drainase Nanah: Dokter akan melakukan prosedur untuk membuka abses dan mengalirkan nanah, serta membersihkan luka untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
- Antibiotik: Jika infeksi sangat parah atau menyebar, antibiotik oral atau topikal akan diberikan untuk mengatasi infeksi.
- Kompres Hangat: Di rumah, Anda dapat menggunakan kompres hangat untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat pemulihan bisul yang lebih kecil.
5. Pengobatan Mastoiditis
- Antibiotik Intravenus (IV): Jika mastoiditis disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik IV sering kali diperlukan untuk mengatasi infeksi.
- Pembedahan: Pada kasus yang lebih parah, pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi mungkin diperlukan.
- Pemantauan dan Perawatan Telinga: Mastoiditis dapat menyebabkan gangguan pendengaran, jadi penting untuk memantau kondisi telinga secara rutin.
6. Pengobatan Furunkel
- Drainase Nanah: Furunkel yang besar atau parah sering kali membutuhkan prosedur medis untuk mengeluarkan nanah dan mempercepat penyembuhan.
- Antibiotik: Antibiotik topikal atau oral dapat diresepkan untuk mencegah infeksi menyebar atau mengatasi infeksi yang lebih dalam.
- Perawatan Rumah: Kompres hangat dapat digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat drainase nanah.
7. Pengobatan Tumor atau Kanker Kulit
- Pengangkatan Tumor: Jika benjolan tersebut adalah tumor atau kanker kulit, prosedur pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat tumor tersebut.
- Radioterapi atau Kemoterapi: Dalam beberapa kasus, jika kanker ditemukan, terapi radiasi atau kemoterapi dapat direkomendasikan untuk mengobati sel kanker.
- Pemantauan: Setelah pengobatan, penting untuk melakukan pemantauan rutin untuk mencegah kekambuhan kanker.
Sebagian besar benjolan dapat diobati dengan antibiotik, drainase, atau pembedahan kecil. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mendapati benjolan yang tidak kunjung hilang, membesar, atau disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan.
Dengan diagnosis yang tepat, pengobatan yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Muncul Benjolan di Penis, Apakah Berbahaya?
Muncul Benjolan Misterius di Tubuh? Atasi di Klinik Utama Pandawa Aja!
Jika Anda menemukan benjolan misterius di tubuh, jangan biarkan kekhawatiran mengganggu Anda! Klinik Utama Pandawa siap membantu dengan diagnosa yang tepat dan pengobatan terbaik.
Dengan tim dokter spesialis bedah plastik dan umum berpengalaman dan fasilitas medis yang lengkap, kami akan memastikan penyebab benjolan tersebut terdeteksi dengan akurat.
Mulai dari pemeriksaan fisik hingga tes lanjutan, kami memberikan solusi medis yang aman dan efektif untuk kesehatan Anda.
Jangan ragu untuk mengunjungi Klinik Utama Pandawa dan dapatkan penanganan profesional untuk masalah benjolan di tubuh Anda, sehingga Anda bisa merasa tenang dan sehat kembali.
Referensi
- MedicalNewsToday (2023), What causes lumps behind the ear?
- Healthline (2018), Causes of Lumps Behind the Ears (With Pictures).