kista bartholin

Kista Bartholin: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Kista kelenjar Bartholin adalah salah satu gangguan yang cukup sering terjadi pada wanita usia subur. Meskipun umumnya tidak menimbulkan bahaya serius, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan, terutama jika disertai infeksi.

Menurut Mayo Clinic, kista Bartholin terbentuk saat saluran kelenjar yang berada di kedua sisi lubang vagina tersumbat, sehingga cairan menumpuk dan membentuk benjolan berisi cairan

Apa Itu Kista Kelenjar Bartholin?

Kista kelenjar Bartholin adalah benjolan berisi cairan yang terbentuk karena tersumbatnya saluran pada kelenjar Bartholin. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan cairan pelumas alami pada vagina, terutama saat berhubungan seksual.

Jika salurannya tersumbat akibat infeksi, peradangan, atau iritasi, maka cairan tidak bisa keluar dan akhirnya membentuk kista.

Penyebab Kista Bartholin

Kondisi kista Bartholin muncul ketika saluran kelenjar Bartholin tersumbat, menyebabkan cairan yang biasanya berfungsi untuk melumasi vagina menumpuk di dalam kelenjar tersebut. Berikut beberapa penyebab umum terjadinya penyumbatan yang mengakibatkan kista Bartholin:

  • Infeksi Bakteri: Serupa dengan kista serviks, infeksi dari bakteri seperti Escherichia coli atau bakteri yang menyebabkan infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau gonore dapat memicu penyumbatan saluran kelenjar Bartholin.
  • Kurangnya kebersihan area genital: Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kemungkinan bakteri masuk ke saluran kelenjar dan menyebabkan sumbatan atau infeksi.
  • Cedera atau Iritasi: Cedera pada area genital, gesekan yang berlebihan, atau iritasi akibat produk perawatan pribadi tertentu dapat mengganggu saluran kelenjar, sehingga cairan tidak bisa mengalir keluar.
  • Peradangan: Kondisi peradangan atau infeksi ringan pada area kelenjar Bartholin dapat membuat saluran kelenjar tertutup, sehingga cairan terperangkap dan membentuk kista.
  • Penyumbatan Saluran Kelenjar: Saluran kelenjar Bartholin bisa tersumbat oleh lendir atau sel kulit mati, yang akhirnya menyebabkan cairan tertahan dan membentuk kista.

Meski kista Bartholin sering tidak menimbulkan gejala, penting untuk mewaspadai jika kista membesar, terasa nyeri, atau terinfeksi. Segera konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan yang tepat.

Infografis kista bartholin klinik pandawa

Gejala Kista Bartholin

Gejala kista ini bisa bervariasi, tergantung pada ukuran kista dan apakah terjadi infeksi. Berikut ini beberapa gejala yang umum terjadi:

  • Benjolan di sekitar lubang vagina: Biasanya di salah satu sisi bibir vagina. Benjolan ini bisa kecil dan tidak terasa sakit, namun bisa membesar seiring waktu.
  • Nyeri: Jika kista membesar, bisa menyebabkan nyeri, terutama saat berjalan, duduk, atau berhubungan intim.
  • Kemerahan dan pembengkakan: Jika kista terinfeksi, area sekitar kista akan terlihat merah, bengkak, dan lebih sensitif terhadap sentuhan.
  • Demam: Jika terjadi infeksi, terutama jika kista berubah menjadi abses, demam dan gejala lain seperti kelelahan bisa muncul.
  • Ketidaknyamanan saat berhubungan intim: Kista yang membesar bisa menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman selama hubungan seksual.

Jika kista terinfeksi dan berkembang menjadi abses, gejalanya bisa lebih parah, termasuk rasa nyeri yang intens dan pembengkakan signifikan.

Apakah Kista Ini Berbahaya?

Secara umum, kista kelenjar Bartholin tidak berbahaya, terutama jika ukurannya kecil dan tidak terinfeksi. Namun, jika terus berulang atau menimbulkan abses, pengobatan medis diperlukan untuk mencegah komplikasi.

Apakah Penyakit Ini Bisa Sembuh Sendiri?

Kista Bartholin terkadang bisa sembuh sendiri, terutama jika ukurannya kecil dan tidak menimbulkan gejala. 

Dalam beberapa kasus, kista ini dapat mengempis dengan sendirinya ketika cairan yang terkumpul di dalamnya mengalir keluar secara alami. 

Umumnya, kista Bartholin tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang signifikan, sehingga tidak selalu memerlukan pengobatan medis segera. Namun, penting untuk menjaga kebersihan area intim agar infeksi tidak terjadi.

Meskipun beberapa kista Bartholin bisa sembuh sendiri, ada kalanya kista ini membesar atau terinfeksi, menyebabkan abses yang sangat nyeri. 

Ketika terjadi infeksi, kista mungkin memerlukan perawatan medis, seperti drainase atau antibiotik untuk mengatasi infeksi. 

Jika kista berulang atau menyebabkan ketidaknyamanan yang terus-menerus, penanganan lebih lanjut oleh tenaga medis diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Cara Pengobatan Kista Bartholin

Pengobatan kista Bartholin tergantung pada ukuran kista, apakah kista menyebabkan gejala, dan apakah terjadi infeksi. Berikut beberapa metode pengobatan yang efektif:

1. Kompres Air Hangat

Untuk kista kecil yang tidak terinfeksi, kompres air hangat bisa menjadi solusi sederhana. Kompres dilakukan dengan cara merendam area kista di air hangat beberapa kali sehari selama 10 hingga 15 menit. Ini bisa membantu kista mengering dengan sendirinya.

2. Pembedahan Marsupialisasi

Jika kista terus-menerus kambuh atau menimbulkan rasa sakit, dokter mungkin akan melakukan marsupialisasi, yaitu prosedur bedah untuk membuat saluran baru pada kelenjar Bartholin.

Ini dilakukan untuk mencegah penyumbatan di masa depan. Setelah sayatan dibuat, dokter akan menempatkan jahitan kecil agar saluran tetap terbuka.

3. Insisi dan Drainase

Untuk kista yang besar atau terinfeksi, insisi dan drainase dilakukan untuk mengeluarkan cairan dari dalam kista. Ini bisa membantu mengurangi ukuran kista dan menghilangkan rasa nyeri.

Kadang-kadang, dokter mungkin akan memasang kateter kecil di dalam kista agar cairan terus keluar selama beberapa hari.

Konsultasi Dokter Online CTA

4. Pemberian Antibiotik

Jika kista terinfeksi, antibiotik mungkin diresepkan oleh dokter untuk mengatasi infeksi. Penggunaan antibiotik akan membantu mencegah kista berubah menjadi abses yang lebih serius.

5. Pengangkatan Kelenjar Bartholin

Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, ketika kista terus kambuh meskipun telah dilakukan berbagai metode pengobatan, dokter dapat menyarankan pengangkatan kelenjar Bartholin secara keseluruhan. Namun, prosedur ini hanya dilakukan dalam kasus yang sangat berat.

Jika Anda mengalami gejala kista Bartholin, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Menurut Johns Hopkins Medicine, prosedur marsupialisasi (kista dibuka dan dijahit agar tetap terbuka, kelenjarnya tidak diangkat)memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan mencegah kekambuhan.

Pengobatan Kista Bartholin Terbaik dan Aman di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Klinik Utama Pandawa menawarkan pengobatan kista Bartholin terbaik dan aman dengan pendekatan medis yang komprehensif. 

Didukung oleh tim dokter spesialis ginekologi dan spesialis bedah plastik umum berpengalaman, klinik kami menyediakan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien, mulai dari observasi hingga prosedur drainase jika diperlukan. 

Teknologi canggih yang digunakan memungkinkan penanganan kista dilakukan secara cepat, aman, dan minim risiko. 

Kami juga memastikan kenyamanan pasien selama perawatan, baik untuk kista kecil yang sembuh dengan pengobatan ringan maupun yang memerlukan prosedur lebih lanjut.

Selain itu, Klinik Utama Pandawa selalu mengutamakan keselamatan pasien dengan menggunakan standar medis tertinggi dalam setiap tindakan.

Dengan layanan profesional dan fasilitas modern, pasien bisa mendapatkan perawatan terbaik untuk mengatasi kista Bartholin tanpa khawatir akan komplikasi yang berbahaya.

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • Cleveland Clinic (2024), Bartholin Cyst Overview.
  • WebMD (2023), Bartholin’s Cyst: What is it?
  • MayoClinic (2022), Bartholin’s cyst.