Kutu Kelamin Bagi Kesehatan Seksual
Anda sering merasa gatal di area rambut kelamin? bisa jadi Anda terkena kutu kelamin.
Kutu kelamin atau Pthirus pubis adalah serangga kecil yang dapat hidup di area berambut terutama di sekitar area bulu penis atau vagina.
Kutu tersebut hidup dengan cara mengisap darah pada kulit di area kemaluan, hal tesebut menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitnya.
Ukuran kutu pada kelamin lebih kecil daripada kutu kepala, yaitu sekitar 1,6 mm dan memiliki warna abu-abu kecokelatan.
Serangga ini disebut dengan pubic lice atau crabs. Selain Kutu kelamin memiliki 3 bentuk perkembangan, yaitu telur, nimfa, serta kutu dewasa.
Pemicu Munculnya Kutu Kemaluan
Kutu kelamin termasuk dalam kategori penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang berarti dapat menyebar melalui kontak seksual, baik melalui vaginal, anal, maupun oral. Hal tersebut muncul karena sering kali melakukan seksual dengan banyak pasangan.
Selain itu, penularan ini dapat terjadi melalui berbagi pakaian, handuk, atau tempat tidur dengan orang yang terinfeksi.
Kutu kelamin tidak dapat menular melalui toilet duduk karena mereka tidak dapat bertahan hidup lama di luar tubuh manusia.
Penyebaran parasit ini hanya dapat terjadi lewat sentuhan langsung dengan orang yang terjangkit kutu kemaluan, terutama melalui hubungan seksual.
Telur kutu kemaluan muncul pada pangkal batang rambut dan menetas dalam kurun waktu 6 hingga 10 hari, kemudian menjadi nimfa.
Selanjutnya, nimfa berkembang menjadi kutu dewasa antara 2 hingga 3 minggu. Kemudian menjadi kutu betina dewasa yang dapat mengeluarkan telur hingga 300 telur selama 1 – 3 bulan.
Selain pada rambut kemaluan, kutu kelamin juga bisa mendiami bulu tertentu seperti bulu ketiak dan bulu kaki, janggut dan kumis, bulu mata dan alis, serta bulu dada dan punggung.
Dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dari kutu kulit kepala, kutu kelamin lebih dapat bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal dibanding pada rambut kulit kepala yang cenderung lebih halus dan lembut.
Faktor Berisiko Kutu Kelamin
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penularan kutu kemaluan antara lain:
1. Kontak Seksual
Kutu kelamin paling sering ditularkan melalui kontak seksual, baik itu hubungan seksual vaginal, anal, maupun oral. Kutu ini bisa berpindah dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan area genital.
2. Kontak Dekat Lainnya
Walaupun lebih jarang, kutu kemaluan juga bisa ditularkan melalui kontak tubuh yang sangat dekat, seperti berbagi tempat tidur, pakaian dalam, handuk, atau pakaian yang terkontaminasi.
3. Kebersihan Pribadi
Meski penyakit ini dapat menyerang siapa saja, kebersihan pribadi yang buruk bisa meningkatkan risiko terkena infeksi. Namun, penyakit ini tidak bergantung pada kebersihan atau keadaan tubuh secara umum.
4. Memiliki Banyak Pasangan Seksual
Individu yang memiliki banyak pasangan seksual berisiko lebih tinggi terinfeksi karena peluang terpapar lebih besar.
5. Usia dan Jenis Kelamin
Kutu kemaluan lebih sering ditemukan pada remaja dan orang dewasa muda yang aktif secara seksual. Selain itu, wanita lebih cenderung terinfeksi dibandingkan pria.
Baca Juga: 9 Jenis Penyakit Menular Seksual yang Perlu Anda Waspadai
Gejala Kutu Kemaluan
Biasanya gejala kutu kemaluan mulai muncul dalam waktu 1–3 minggu setelah kutu menempati area tubuh. Gejala yang muncul antara lain:
- Gatal pada kulit, yang dapat memburuk pada malam hari, akibat reaksi alergi terhadap air liur kutu
- Bintik kecil berwarna biru keunguan pada kulit bekas gigitan kutu
- Bintik cokelat di pakaian dalam, yang merupakan kotoran kutu kemaluan
- Tampak telur kutu pada pangkal rambut, yang ditandai dengan bintik-bintik berwarna kuning atau putih
Gejala di atas juga dapat muncul jika parasit tersebut menyebar ke area lain yang berambut, seperti bulu mata, alis, atau ketiak.
Namun, gejala-gejala tersebut bisa saja tidak muncul pada sebagian penderita sehingga kutu kemaluan dapat menyebar ke orang lain tanpa disadari.
3 Pencegahan Penularan Kutu Kelamin
Pencegahan kutu kelamin dapat diatasi dengan beberapa cara, yaitu:
1. Tidak Berbagi Pakaian, Handuk, atau Tempat Tidur dengan Penderita
Hindari berbagi pakaian, handuk, atau tempat tidur dengan orang lain, terutama jika orang tersebut memiliki kutu.
2. Menghindari Hubungan Seksual dengan Orang yang Terinfeksi
Jika pasangan seksual Anda memiliki kutu pada kelamin, sebaiknya hindari hubungan seksual sampai pasangan tersebut selesai diobati.
3. Mencuci Pakaian dan Sprei Secara Teratur
Cuci pakaian dan sprei secara teratur dengan air panas dan sabun untuk membunuh kutu dan telur kutu yang mungkin ada.
Pengobatan Kutu Kelamin
Rasa gatal di area kemaluan mampu mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat diatasi dengan menggunakan obat topikal, seperti losion, krim, atau sampo antiparasit yang memilki kandungan 1% permethrin atau pyrethrin, seperti:
- Malathion. Lotion ini dapat digunakan di area yang terkena dan dibilas setelah 8-12 jam.
- Ivermectin. Obat ini diminum sebagai dosis tunggal dua pil. Bisa juga mengambil dosis lain dalam 10 hari jika pengobatan awalnya tidak berhasil.
Selain pengobatan topikal, ada beberapa langkah tambahan yang dapat membantu, seperti:
- Mencuci pakaian dan linen (seperti sprei dan handuk) dengan air panas dan deterjen untuk membunuh kutu yang mungkin tertinggal.
- Menyisir rambut dengan sisir kutu untuk menghilangkan kutu dan telur yang menempel.
- Menghindari hubungan seksual hingga infeksi sembuh sepenuhnya untuk mencegah penularan ulang.
Jika Anda mengalami gejala kutu kelamin, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Obat untuk Mengobati Gatal di Selangkangan yang Ampuh
Pencegahan Kutu Kemaluan
Pencegahan kutu kelamin sangat penting untuk menghindari penularan dan mengurangi risiko terinfeksi. Maka Anda dapat melakukan beberapa langkah yang dapat dilakukan agar mencegah kutu kelamin:
1. Praktikkan seks yang aman
Menggunakan kondom saat berhubungan seks dapat mengurangi risiko penularan kutu kelamin, meskipun kondom tidak sepenuhnya menghindari kontak kulit-ke-kulit di area yang terinfeksi.
2. Batasi jumlah pasangan seksual
Memiliki sedikit pasangan seksual mengurangi peluang untuk terpapar kutu kelamin. Hubungan monogami dengan pasangan yang tidak terinfeksi juga dapat mengurangi risiko.
3. Jangan berbagi pakaian dalam atau handuk
Kutu kelamin dapat ditularkan melalui kontak dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi. Jadi, hindari berbagi pakaian dalam, handuk, atau tempat tidur dengan orang yang terinfeksi.
4. Periksa dan rawat pasangan seksual
Jika salah satu pasangan menunjukkan gejala kutu kelamin, segera lakukan pemeriksaan dan pengobatan bersama-sama.
5. Jaga kebersihan tubuh
Meskipun tidak berkaitan langsung dengan kebersihan, menjaga kebersihan tubuh dan mencukur rambut di area genital dapat mengurangi kemungkinan kutu berkembang.
6. Pemeriksaan kesehatan secara rutin
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memastikan bahwa tidak ada infeksi menular seksual, termasuk kutu. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala tetapi tetap bisa menularkan kutu.
Atasi Gejala Kutu Kelamin Di Klinik Utama Pandawa
Semua area tubuh yang berbulu harus diperiksa dan dirawat secara menyeluruh. Sebab kutu tersebut dapat berpindah dari area yang berbulu lainnya.
Apabila Anda telah mencukur bulu kemaluan, namun cara tersebut tidak akan menghilangkan kutu kemaluan. Maka segera konsultasikan dengan dokter spesialis kelamin.
Dokter spesialis kelamin di Klinik Utama Pandawa akan membantu menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat.
Jangan biarkan kutu kelamin mengganggu aktivitas Anda!
Di Klinik Utama Pandawa, kami menawarkan solusi tepat untuk mengatasi kutu kelamin dengan metode modern dan ditangani langsung oleh tenaga medis berpengalaman.
Yuk, konsultasikan sekarang dan dapatkan perawatan terbaik hanya di Klinik Utama Pandawa!
Resource
MedicalNews (2023), Public lice
Healthline (2023), Public lice