loading
pityriasis rubra pilaris

Pityriasis Rubra Pilaris: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Pityriasis rubra pilaris (PRP) adalah penyakit kulit yang menyebabkan kulit menjadi merah, bersisik, dan tebal. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kondisi medis lainnya, tetapi tidak jarang muncul secara tiba-tiba tanpa adanya faktor pemicu yang jelas.

Meski tidak terlalu umum, penyakit ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi penderitanya, dan memengaruhi kualitas hidup mereka. Ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, kulit kepala, tubuh, dan lengan.

Apa Itu Pityriasis Rubra Pilaris?

Pityriasis rubra pilaris adalah istilah untuk sekelompok gangguan kulit langka yang ditandai dengan bercak bersisik berwarna jingga kemerahan dengan batas yang jelas.

Bercak tersebut bisa menyebar ke seluruh tubuh atau hanya muncul di beberapa bagian tubuh seperti siku, lutut, telapak tangan, dan telapak kaki.

Seringkali, ada area kulit yang tidak terpengaruh, terutama di tubuh dan ekstremitas, yang disebut sebagai “pulau-pulau yang tidak terluka”.

Telapak tangan dan telapak kaki biasanya terlibat dan menjadi tebal serta berwarna kekuningan, kondisi ini disebut sebagai palmoplantar keratoderma. PRP sering kali pertama kali disalahartikan sebagai kondisi kulit lain, terutama psoriasis.

Gejala Pityriasis Rubra Pilaris

Gejalanya bisa bervariasi tergantung pada tipe PRP, tetapi gejala umum yang biasanya muncul meliputi:

  1. Lepuhan dan kulit bersisik
  2. Warna kulit merah kemerahan
  3. Kulit tebal dan kasar
  4. Gatal atau sensasi terbakar
  5. Lesi yang menyatu
  6. Penyebaran ke seluruh tubuh
  7. Masalah pada kuku

PRP dapat terjadi pada usia berapa saja, meskipun ada dua puncak kejadian. Satu pada masa kanak-kanak dan satu lagi pada usia dewasa (sekitar usia 50-60 tahun).

Penyebab Utama

Penelitian yang dipublikasikan di Dermatology (2014) menunjukkan bahwa penyebab pasti PRP masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang diduga berkontribusi termasuk gangguan autoimun, infeksi virus, dan kelainan genetik.

Beberapa kasus juga dikaitkan dengan penyakit lain, seperti HIV/AIDS dan limfoma, yang meningkatkan risiko terjadinya PRP. Namun ada beberapa faktor yang diyakini berperan dalam memicu timbulnya kondisi ini:

1. Faktor Genetik

Ada kemungkinan faktor genetik berperan dalam PRP. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelainan genetik dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui gen spesifik yang terlibat.

2. Faktor Autoimun

PRP dapat dikaitkan dengan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit yang sehat.

Beberapa kasus PRP dilaporkan terjadi bersamaan dengan penyakit autoimun lainnya, seperti psoriasis atau lupus.

3. Infeksi Virus atau Bakteri

Beberapa infeksi virus dan bakteri bisa memicu timbulnya PRP, meskipun ini jarang terjadi. Infeksi seperti flu, infeksi saluran pernapasan, atau bahkan infeksi jamur dapat memicu reaksi autoimun yang menyebabkan PRP.

4. Penggunaan Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat memicu atau memperburuk gejala PRP, seperti pengobatan untuk psoriasis atau obat-obatan yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

5. Kondisi Penyakit Lain

PRP sering kali terjadi pada orang yang menderita kondisi kulit lain, seperti psoriasis atau dermatitis atopik.

Pada beberapa kasus, PRP dapat muncul setelah seseorang mengalami stres fisik atau emosional yang berat.

Beberapa faktor berikut juga kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko pityriasis rubra pilaris:

  • Riwayat keluarga PRP: Adanya anggota keluarga yang menderita PRP meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini.
  • Usia: Menurut DermNet, PRP dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada dua kelompok usia: anak-anak (5-10 tahun) dan dewasa (50-60 tahun).
  • Infeksi HIV/AIDS: Individu dengan HIV/AIDS memiliki risiko lebih tinggi terkena PRP, dan gejalanya cenderung lebih parah dan sulit diobati.

Gejala Pityriasis Rubra Pilaris

Gejala utama dari penyakit pityriasis rubra pilaris mirip dengan psoriasis meliputi munculnya bercak kemerahan pada kulit, seringkali disertai dengan sisik tebal.

Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya ditemukan pada pasien PRP:

1. Bercak Merah dan Bersisik

Gejala utama dari kondisi ini adalah munculnya bercak merah yang bersisik pada kulit. Bercak ini dapat muncul di wajah, leher, tubuh bagian atas, dan ekstremitas.

Biasanya, bercak ini akan membesar dan dapat bergabung membentuk area kulit yang lebih luas yang terpengaruh.

2. Kulit Menebal

Penderita PRP mungkin mengalami penebalan kulit yang menyebabkan tekstur kulit menjadi kasar dan berbintik. Bagian tubuh yang paling terpengaruh adalah siku, lutut, dan punggung.

3. Rasa Gatal atau Terbakar

Pada sebagian besar penderita, pityriasis disertai dengan kulit kering, bersisik dan rasa gatal atau sensasi terbakar di area kulit yang terinfeksi.

Meskipun tidak semua orang mengalami gatal, perasaan tidak nyaman ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

4. Perubahan pada Kuku

Pityriasis rubra pilaris dapat menyebabkan perubahan pada kuku, seperti penebalan, bercak putih, atau bahkan kuku yang terlepas. Perubahan ini sering terjadi bersamaan dengan gejala kulit lainnya.

5. Gejala Sistemik

Dalam beberapa kasus, pityriasis rubra pilaris dapat menyebabkan gejala sistemik, seperti demam, kelelahan, dan penurunan berat badan. Gejala ini biasanya lebih terlihat pada kasus PRP yang lebih parah.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit dan kelamin terdekat untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Konsultasi Dokter Online CTA

Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis PRP didasarkan pada kombinasi pemeriksaan fisik, riwayat medis pasien, dan terkadang biopsi kulit. 

Dokter akan memeriksa karakteristik ruam, distribusi, dan gejala lainnya. Biopsi kulit dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain dengan gejala serupa, seperti psoriasis.

Tidak ada obat untuk PRP, tetapi ada beberapa pilihan pengobatan yang bertujuan untuk meredakan gejala, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pilihan pengobatan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan PRP:

  • Emolien (pelembap): Penggunaan pelembap secara teratur sangat penting untuk melembabkan kulit, mengurangi pengelupasan, dan meredakan gatal.
  • Kortikosteroid topikal: Krim atau salep kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal pada area yang terkena. Namun, penggunaan jangka panjang harus dihindari karena dapat menyebabkan efek samping.
  • Vitamin A (retinoid): Retinoid oral, seperti acitretin atau isotretinoin, dapat efektif dalam mengobati PRP dengan memperlambat pertumbuhan sel kulit. Obat ini memiliki efek samping yang perlu dipantau oleh dokter.
  • Metotreksat: Obat imunosupresan ini dapat digunakan pada kasus PRP yang parah atau resisten terhadap pengobatan lain.
  • Terapi cahaya (fototerapi): Paparan sinar ultraviolet B (UVB) atau PUVA (psoralen plus ultraviolet A) dapat membantu mengurangi peradangan dan pengelupasan kulit.

Pengobatan di klinik spesialis kulit dan kelamin terdekat untuk Pityriasis Rubra Pilaris (PRP) bertujuan untuk mengendalikan gejala, mengurangi peradangan, dan memperbaiki kualitas hidup pasien.

Pengobatan Berbagai Penyakit Kulit di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Apakah Anda mengalami masalah kulit yang mengganggu? Klinik Utama Pandawa hadir dengan solusi terbaik untuk berbagai penyakit kulit, dari jerawat hingga infeksi kulit lainnya. 

Dengan menggunakan teknologi terkini dan tenaga medis berpengalaman, kami siap memberikan perawatan yang efektif dan aman untuk setiap kondisi kulit Anda. 

Jangan biarkan masalah kulit mengurangi rasa percaya diri Anda segara konsultasikan kondisi kulit Anda dengan kami dan rasakan perawatan yang menyeluruh dan profesional. Kunjungi Klinik Utama Pandawa, tempat di mana kesehatan kulit Anda menjadi prioritas utama!

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • DermNet (2003), Pityriasis rubra pilaris.
  • ScienceDirect (2018), Pityriasis Rubra Pilaris.