loading
ruam sifilis

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Ruam Sifilis dan Ruam Biasa

Ruam pada kulit bisa menjadi tanda berbagai kondisi medis, dan salah satu infeksi menular seksual yang sering menimbulkan ruam adalah sifilis. Namun, tidak semua ruam yang muncul di kulit adalah indikasi dari sifilis. 

Memahami perbedaan antara ruam sifilis dan ruam biasa sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai. 

Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Infeksi ini biasanya menular melalui hubungan seksual yang tidak aman, tetapi juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan luka sifilis. 

Penyakit sifilis atau raja singa berkembang dalam beberapa tahap, dan masing-masing tahap dapat menyebabkan ruam dengan ciri-ciri yang berbeda.

Ciri-Ciri Seseorang Terkena Sifilis

Berikut adalah ciri-ciri seseorang terkena sifilis pada tiap tahap penyakit ini:

1. Tahap Primer

  • Luka pada alat kelamin: Muncul luka yang tidak sakit, biasanya tunggal, berwarna merah atau abu-abu, dan berbentuk bulat atau oval. Luka ini seringkali muncul di area genital, anus, mulut, atau bibir.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening di dekat luka seringkali membengkak, tetapi tidak terasa sakit.

2. Tahap Sekunder

  • Ruam: Ruam muncul di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam ini tidak gatal dan biasanya berwarna merah muda atau cokelat.
  • Demam: Suhu tubuh meningkat.
  • Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan.
  • Nyeri otot dan sendi: Tubuh terasa nyeri.
  • Pembesaran kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening di seluruh tubuh bisa membesar.
  • Luka pada mulut dan alat kelamin: Muncul luka putih pada mulut atau alat kelamin.
  • Rambut rontok: Rambut rontok dalam jumlah yang signifikan.

3. Tahap Laten

  • Tidak ada gejala: Pada tahap ini, infeksi tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, penyakit tetap aktif dalam tubuh dan dapat menular ke orang lain.

4. Tahap Tersier

  • Kerusakan organ: Sifilis tahap lanjut dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, otak, saraf, mata, tulang, dan organ lainnya. Gejala pada tahap ini sangat bervariasi tergantung pada organ yang terkena.

Ciri-ciri seseorang terkena sifilis bervariasi tergantung pada tahap penyakitnya. Meskipun beberapa gejala bisa sembuh sendiri, sifilis yang tidak terobati dapat berkembang menjadi tahap yang lebih berbahaya dan menimbulkan komplikasi serius.

Perbedaan Ruam Sifilis dan Ruam Biasa

Ruam adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari reaksi alergi hingga infeksi. Salah satu jenis ruam yang perlu diwaspadai adalah ruam penyakit raja singa, yang merupakan tanda dari infeksi menular seksual.

Namun, bagaimana cara membedakan ruam raja singa dengan ruam biasa? Berikut ini adalah beberapa perbedaan yang bisa membantu Anda mengenali kedua jenis ruam tersebut.

1. Penyebab

  • Ruam Sifilis
    • Disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, yang ditularkan melalui kontak seksual.
    • Muncul pada tahap sekunder sifilis setelah infeksi primer (chancre) terjadi.
  • Ruam Biasa
    • Dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti alergi, infeksi virus (cacar air, herpes), iritasi kulit, atau penyakit autoimun.
    • Tidak selalu terkait dengan infeksi menular seksual dan bisa muncul karena berbagai alasan.

2. Lokasi Munculnya Ruam

  • Ruam Sifilis
    • Biasanya muncul di telapak tangan dan telapak kaki, yang merupakan lokasi khas dan jarang ditemukan pada ruam lainnya.
    • Ruam sifilis juga bisa muncul di area tubuh lainnya, seperti punggung, perut, dada, dan bahkan alat kelamin.
  • Ruam Biasa
    • Lokasi ruam biasa tergantung pada penyebabnya. Misalnya, ruam alergi mungkin muncul di area yang terkena alergen, seperti lengan atau wajah.
    • Ruam virus seperti cacar air biasanya muncul di tubuh bagian atas dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

3. Tampilan Ruam

  • Ruam Sifilis
    • Ruam sifilis biasanya tidak gatal, berwarna merah atau kecokelatan, dan bisa berupa bintik-bintik datar atau sedikit menonjol.
    • Ruam ini dapat bersisik atau memiliki bentuk yang mirip seperti luka kecil.
    • Pada beberapa kasus, ruam sifilis juga bisa berbentuk lesi yang lebih besar, dikenal sebagai condylomata lata, terutama di area lembap seperti alat kelamin atau anus.
  • Ruam Biasa
    • Ruam biasa bisa memiliki tampilan yang sangat bervariasi, tergantung penyebabnya. Misalnya, ruam alergi biasanya berwarna merah, gatal, dan dapat disertai bengkak.
    • Ruam akibat infeksi virus, seperti cacar air, sering kali berbentuk gelembung berisi cairan yang bisa terasa gatal atau nyeri.

4. Gejala yang Menyertai

  • Ruam Sifilis
    • Selain ruam, gejala lain yang sering muncul pada sifilis sekunder adalah demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.
    • Ruam sifilis biasanya muncul setelah luka chancre dari tahap primer sudah sembuh.
  • Ruam Biasa
    • Ruam biasa sering disertai dengan gejala lain yang bergantung pada penyebabnya. Misalnya, ruam alergi mungkin disertai mata berair atau hidung tersumbat, sementara ruam infeksi virus bisa disertai demam atau nyeri tenggorokan.

5. Durasi dan Perkembangan

  • Ruam Sifilis
    • Ruam sifilis pada tahap sekunder bisa berlangsung beberapa minggu hingga bulan, meskipun bisa sembuh sendiri, namun infeksinya tetap ada jika tidak diobati.
    • Ruam dapat hilang tanpa perawatan, tetapi ini bukan berarti sifilis sudah sembuh; penyakit ini akan tetap berkembang ke tahap yang lebih parah tanpa pengobatan.
  • Ruam Biasa
    • Ruam biasa sering kali hilang setelah penyebabnya diatasi, seperti menghindari alergen atau mengobati infeksi. Durasi ruam bervariasi, tergantung pada penyebab dan perawatan yang diberikan.

6. Tingkat Penularan

  • Ruam Sifilis
    • Ruam sifilis sangat menular, terutama jika ada luka terbuka atau lesi kulit yang terinfeksi. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan luka atau ruam selama hubungan seksual.
  • Ruam Biasa
    • Ruam biasa, kecuali yang disebabkan oleh infeksi virus seperti cacar air atau herpes, umumnya tidak menular. Alergi dan iritasi kulit, misalnya, tidak akan menular ke orang lain.

Jika Anda mencurigai mengalami ruam raja singa atau ruam lainnya yang mencurigakan, segera lakukan pemeriksaan medis untuk mendapatkan pengobatan sifilis yang tepat.

Source: Youtube Klinik Utama Pandawa

Apakah Ruam Sifilis Bisa Hilang Sendiri?

Ya, ruam raja singa bisa hilang sendiri, tetapi ini tidak berarti infeksinya sembuh. Ruam yang muncul pada tahap sekunder, biasanya berupa bercak merah atau kecoklatan di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki, memang dapat menghilang tanpa pengobatan setelah beberapa minggu. 

Namun, meskipun gejala seperti ruam ini hilang, bakteri penyebab penyakit ini (Treponema pallidum) tetap ada dalam tubuh. Jika tidak segera mendapat pengobatan, infeksi akan terus berkembang ke tahap yang lebih lanjut, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Pada tahap lanjut atau tersier, sifilis dapat merusak organ vital seperti jantung, otak, saraf, dan mata, bahkan menyebabkan kematian jika tidak ditangani. 

Oleh karena itu, meskipun ruam sifilis hilang, penting untuk segera mendapatkan pengobatan antibiotik yang sesuai. Penundaan dalam pengobatan tidak hanya meningkatkan risiko komplikasi serius, tetapi juga memperpanjang potensi penularan infeksi kepada orang lain.

Konsultasi Dokter Online CTA

Kapan Ruam Sifilis akan Hilang?

Ruam sifilis yang muncul pada tahap sekunder biasanya akan hilang dalam waktu 2 hingga 6 minggu, meskipun tanpa pengobatan. 

Ruam ini biasanya berupa bercak merah kecoklatan yang muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Meskipun ruam tersebut tampak membaik dan menghilang, hal ini bukanlah tanda bahwa infeksi sifilis telah sembuh. 

Bahkan setelah ruam menghilang, bakteri Treponema pallidum tetap aktif di dalam tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut jika tidak segera diobati.

Setelah ruam menghilang, sifilis dapat masuk ke tahap laten, di mana infeksi tetap ada di tubuh tanpa menimbulkan gejala yang jelas. 

Namun, pada tahap ini, bakteri masih dapat merusak organ tubuh secara diam-diam dan berpotensi berkembang menjadi sifilis tersier, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti kerusakan saraf, jantung, otak, dan organ lainnya. 

Oleh karena itu, meskipun ruam hilang, sangat penting untuk menjalani pengobatan antibiotik dan perawatan sifilis yang tepat untuk mencegah perkembangan penyakit ke tahap yang lebih berbahaya.

Pengobatan Sifilis Terbaik di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Pengobatan sifilis terbaik di Klinik Utama Pandawa dilakukan dengan pendekatan medis yang komprehensif dan tepat sasaran. Klinik kami menyediakan diagnosis penyakit kelamin yang akurat melalui tes laboratorium khusus untuk mendeteksi infeksi sifilis pada tahap mana pun.

Setelah diagnosis ditegakkan, pasien akan mendapatkan pengobatan berupa antibiotik, seperti penisilin, yang direkomendasikan untuk menghentikan perkembangan bakteri Treponema pallidum.

Selain perawatan medis, Klinik Utama Pandawa juga menawarkan konsultasi dan pemantauan berkelanjutan untuk memastikan pemulihan total serta mencegah kekambuhan atau komplikasi di masa depan.

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • Clevelandclinic (2022), Syphilis Overview.
  • Medicalnewstoday (2024), How to identify and treat a syphilis rash.