Muncul Luka di Alat Kelamin? Hati-Hati Ulkus Mole (Chancroid)!
Ulkus mole, atau dalam istilah medis disebut chancroid, adalah salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang tidak sepopuler IMS lainnya seperti gonore atau sifilis.
Penyakit ulkus mole adalah infeksi yang lebih umum terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk dan di mana praktik seksual tidak aman sering terjadi.
Menurut data dari UNAIDS dan WHO, terdapat sekitar 6 juta kasus chancroid secara global setiap tahunnya.
Meskipun begitu, chancroid kini dianggap sebagai penyakit yang jarang terjadi, dengan jumlah kasus yang terus menurun setiap tahun, terutama di negara-negara yang memiliki infrastruktur kesehatan yang baik. Meski penyakit ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, chancroid relatif mudah untuk diobati.
Penyebab dan Gejala Ulkus Mole
Ulkus mole disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus ducreyi. Bakteri ini sangat menular dan biasanya ditransmisikan melalui kontak langsung dengan luka yang terinfeksi, terutama selama hubungan seksual.
Meskipun penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang, dan cukup jarang terjadi chancroid tetap menjadi masalah kesehatan global karena sering berhubungan dengan peningkatan risiko penularan HIV.
Infeksi ini sangat menular ketika seseorang bersentuhan dengan luka chancroid yang terbuka, sehingga hubungan seksual tanpa perlindungan menjadi faktor risiko terbesar.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena ulkus mole meliputi:
- Hubungan seksual tanpa kondom, terutama dengan pasangan yang tidak diketahui status kesehatannya.
- Berganti-ganti pasangan seksual, yang meningkatkan kemungkinan terpapar infeksi.
- Penurunan daya tahan tubuh, yang membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Gejala Ulkus Mole
Gejala ulkus mole biasanya muncul dalam waktu 1-10 hari setelah terpapar bakteri. Berikut adalah gejala yang umum terjadi:
1. Luka atau Ulkus yang Menyakitkan
Luka atau ulkus yang muncul pada alat kelamin adalah gejala utama ulkus mole. Ulkus atau luka ini biasanya terasa sangat sakit dan memiliki beberapa karakteristik seperti:
- Bentuk tidak beraturan.
- Berwarna merah atau kuning dengan dasar lembab.
- Sering kali hanya satu luka muncul, namun beberapa luka juga bisa terjadi.
2. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Kelenjar getah bening di area selangkangan bisa membengkak, menjadi keras, dan menyakitkan. Kondisi ini sering disebut dengan bubo, yang dalam beberapa kasus bisa pecah dan mengeluarkan nanah.
3. Nyeri saat Berkemih
Jika luka terletak di dekat uretra (saluran kemih), penderita ulkus mole bisa mengalami nyeri saat buang air kecil.
4. Keluarnya Cairan dari Luka
Luka atau ulkus pada chancroid bisa mengeluarkan cairan yang menular. Cairan ini bisa menularkan infeksi kepada orang lain melalui kontak seksual.
5. Demam dan Kelelahan
Pada beberapa kasus, gejala sistemik seperti demam, kelemahan, dan rasa tidak enak badan bisa menyertai infeksi.
Gejala ulkus mole seringkali mirip dengan gejala penyakit menular seksual lainnya, seperti sifilis atau herpes genital, sehingga pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk memastikan diagnosis. Haemophilus ducreyi dapat terdeteksi melalui kultur atau pemeriksaan PCR di laboratorium.
Baca Juga: Obat Ulkus Mole yang Ampuh
Apakah Ulkus Mole Bisa Sembuh?
Meskipun chancroid dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani, infeksi ini sebenarnya bisa sembuh, terutama jika didiagnosis dan ditangani sejak dini.
Namun, penting untuk segera mendapatkan diagnosis yang tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan mengurangi risiko komplikasi.
Meskipun chancroid bisa sembuh, proses penyembuhan dapat memakan waktu, terutama jika infeksi sudah parah atau berlangsung lama tanpa pengobatan.
Selain itu, risiko kambuh atau penularan ke pasangan seksual tetap ada jika infeksi belum sepenuhnya teratasi.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan memantau kondisi secara berkala. Dengan perawatan yang tepat dan kepatuhan terhadap anjuran medis, penyakit ini memiliki peluang besar untuk sembuh sepenuhnya tanpa meninggalkan bekas luka yang signifikan.
Baca Juga: Penis Tiba-Tiba Keluar Cairan Putih, Pertanda Apa?
Komplikasi Ulkus Mole
Jika tidak segera diobati, ulkus mole dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, terutama karena bakteri ini mudah menyebar dan berkembang biak di jaringan kulit yang rusak. Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat ulkus mole:
1. Pembesaran Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati Inguinalis)
Infeksi ulkus mole yang tidak diobati dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening di area selangkangan (inguinal), yang dapat menjadi nyeri dan terisi nanah, membentuk abses atau buboes.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology menunjukkan bahwa sekitar 50% kasus ulkus mole yang tidak terobati mengembangkan bubo yang perlu dikeringkan untuk mengeluarkan nanah.
2. Pembentukan Jaringan Parut
Luka ulkus mole sering kali berpotensi membentuk jaringan parut, terutama jika dalam dan tidak diobati dengan benar. Jaringan parut ini bisa bersifat permanen, memengaruhi struktur dan fungsi alat kelamin. Berdasarkan penelitian dalam jaringan parut akibat ulkus mole dapat mengganggu aktivitas seksual dan bahkan memengaruhi saluran kencing jika luka dekat dengan uretra.
3. Fistula pada Genital
Infeksi yang meluas dapat menyebabkan terbentuknya fistula, yaitu saluran abnormal antara dua organ. Pada ulkus mole, fistula dapat terbentuk antara jaringan genital dan area sekitarnya, seperti saluran kemih, yang dapat mengganggu fungsi normal alat kelamin dan kemih.
Menurut World Health Organization (WHO), komplikasi ini lebih sering terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan yang tidak mendapatkan pengobatan tepat waktu.
4. Risiko Peningkatan Penularan HIV
Luka terbuka akibat ulkus mole meningkatkan risiko penularan HIV, karena luka tersebut memudahkan virus masuk ke dalam aliran darah saat kontak seksual. WHO menyatakan bahwa infeksi ulkus mole meningkatkan risiko transmisi HIV hingga lima kali lipat, terutama pada orang yang berhubungan seksual tanpa perlindungan.
5. Penyebaran Infeksi ke Organ Lain
Jika bakteri Haemophilus ducreyi memasuki aliran darah (bakteremia), infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain, menyebabkan komplikasi serius di luar area genital, seperti infeksi pada kulit atau jaringan lain.
6. Pembengkakan dan Nyeri Kronis
Pada kasus yang parah, ulkus mole yang tidak diobati dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri kronis pada area genital, mengurangi kualitas hidup pasien dan membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit. Studi dari International Journal of STD & AIDS menemukan bahwa pasien dengan ulkus mole kronis lebih rentan mengalami nyeri berulang bahkan setelah infeksi sembuh akibat kerusakan jaringan yang signifikan.
Cara Mengobati Ulkus Mole
Pengobatan ulkus mole harus dilakukan secepat mungkin untuk mencegah komplikasi dan penyebaran infeksi. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi chancroid:
1. Antibiotik
Pengobatan utama untuk ulkus mole adalah antibiotik. Antibiotik dapat membantu membunuh bakteri Haemophilus ducreyi yang menjadi penyebabnya. Beberapa jenis antibiotik yang sering diresepkan dokter untuk pengobatan penyakit ini antara lain:
- Azitromisin: Dosis tunggal yang efektif dalam membasmi infeksi.
- Ceftriaxone: Obat antibiotik yang diberikan melalui suntikan, sangat efektif untuk mengatasi ulkus mole.
- Eritromisin: Antibiotik oral yang dapat digunakan dalam bentuk pil untuk beberapa hari.
- Siprofloksasin: Antibiotik yang juga efektif dan sering digunakan untuk pasien yang tidak cocok dengan obat lain.
Penggunaan antibiotik biasanya akan mengurangi gejala chancroid dalam beberapa hari, dan luka dapat sembuh dalam waktu 1-2 minggu.
2. Perawatan Luka
Selama pengobatan, luka yang disebabkan oleh chancroid harus dijaga kebersihannya agar tidak terinfeksi lebih lanjut. Beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan adalah:
- Membersihkan luka secara teratur dengan sabun lembut dan air bersih.
- Menghindari pakaian ketat yang bisa mengiritasi luka.
- Menjaga area genital tetap kering dan tidak lembap.
Jika ada pembengkakan kelenjar getah bening yang terasa sangat sakit atau berisi nanah, dokter mungkin perlu melakukan drainase (pengeringan nanah) dengan menggunakan jarum steril.
Baca Juga: Sifilis Oral: Lebih dari Sekadar Luka di Mulut
3. Pengobatan untuk Pasangan Seksual
Karena chancroid adalah penyakit menular seksual, penting bagi pasangan seksual juga diperiksa dan diobati meskipun tidak menunjukkan gejala. Hal ini mencegah penularan ulang atau penyebaran infeksi kepada orang lain.
4. Pantangan Selama Pengobatan
Selama masa pengobatan, penting untuk menghindari aktivitas seksual hingga luka benar-benar sembuh. Aktivitas seksual sebelum sembuh total bisa meningkatkan risiko penularan infeksi kepada pasangan.
Setelah pengobatan, penting untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan dokter guna memastikan bahwa infeksi telah sembuh sepenuhnya dan tidak ada komplikasi yang terjadi.
Jika Anda atau pasangan mengalami gejala yang mencurigakan, segera temui dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Infeksi Menular Seksual Terbaik di Klinik Utama Pandawa
Klinik Utama Pandawa menyediakan pengobatan infeksi menular seksual (IMS) terbaik dengan pendekatan medis yang komprehensif dan profesional.
Dengan tim dokter yang berpengalaman dan fasilitas modern, klinik spesialis penyakit kelamin ini menawarkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang disesuaikan untuk setiap pasien.
Mulai dari pemeriksaan laboratorium hingga terapi obat-obatan, Klinik Utama Pandawa menangani berbagai jenis IMS, termasuk ulkus mole.
Selain pengobatan, klinik kami juga memberikan edukasi mengenai pencegahan dan perawatan diri guna mencegah infeksi berulang dan menjaga kesehatan seksual jangka panjang.
Referensi
- Cleveland Clinic (2022), Chancroid (Soft Chancre) Overview.
- IDPH (N/A), Chancroid.