loading
vaginitis adalah

Vaginitis: Penyebab, Gejala dan Pengobatan yang Tepat

Vaginitis adalah kondisi yang sering dialami oleh wanita dan dapat memengaruhi kesehatan area kewanitaan.

Meski umum terjadi, banyak wanita yang belum memahami sepenuhnya apa itu vaginitis, apa saja penyebabnya, serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya.

Apa Itu Vaginitis?

Vaginitis adalah istilah medis yang merujuk pada peradangan atau iritasi pada vagina. Vagina adalah saluran muskular yang menghubungkan rahim dengan bagian luar tubuh.

Vaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vagina yang menyebabkan gejala seperti gatal, nyeri, bau tak sedap, dan keputihan yang tidak normal.

Vaginitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, ketidakseimbangan flora normal vagina, atau iritasi akibat bahan kimia.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology, vaginitis bakterial adalah salah satu infeksi vagina yang paling sering dijumpai pada wanita usia subur.

Studi tersebut mencatat bahwa sekitar 30% hingga 50% wanita dapat mengalami vaginitis bakterial setidaknya sekali dalam hidup mereka, dengan peningkatan risiko jika ada perubahan dalam keseimbangan mikroflora vagina, seperti yang terjadi selama hubungan seksual atau penggunaan antibiotik.

Konsultasi Dokter Online CTA

Penyebab Vaginitis

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi dan ketidakseimbangan mikroorganisme di area vagina. Berikut adalah beberapa penyebab utama vaginitis:

1. Infeksi Bakteri (Bacterial Vaginosis)

Infeksi ini terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di vagina. Penyebabnya bisa termasuk:

  • Kebersihan area intim yang kurang terjaga.
  • Pemakaian produk beraroma yang dapat mengganggu pH vagina.
  • Aktivitas seksual yang tidak aman.

2. Infeksi Jamur (Candidiasis)

Infeksi ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur candida albicans, yang secara alami ada di vagina. Beberapa faktor pemicu kandidiasis meliputi:

  • Pemakaian antibiotik dalam jangka panjang.
  • Kehamilan atau perubahan hormonal.
  • Diabetes yang tidak terkontrol.

3. Infeksi Parasit (Trikomoniasis)

Penyebabnya adalah parasit trichomonas vaginalis, yang biasanya menular melalui hubungan seksual. Gejala trikomoniasis meliputi keputihan berwarna kehijauan, berbusa, dan berbau tidak sedap.

4. Iritasi atau Alergi

Penggunaan produk seperti sabun beraroma, douching, pembalut, atau pakaian dalam sintetis dapat menyebabkan iritasi pada vagina. Hal ini juga bisa memicu peradangan jika area tersebut sering berkeringat.

5. Atrofi Vagina

Kondisi ini sering dialami oleh wanita menopause akibat penurunan kadar estrogen. Akibatnya, dinding vagina menjadi lebih tipis dan kering, meningkatkan risiko peradangan.

6. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa jenis IMS, seperti gonore, klamidia, atau herpes genital, juga dapat menyebabkan peradangan pada vagina.

Gejala Vaginitis

Gejala vaginitis dapat bervariasi tergantung pada penyebab spesifiknya. Namun, ada beberapa gejala umum yang sering muncul dan perlu diwaspadai. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai gejala vaginitis yang umumnya muncul:

1. Keputihan yang Tidak Normal

Ini adalah gejala vaginitis yang paling umum. Perubahan pada keputihan bisa meliputi:

  • Perubahan Warna: Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih. Pada vaginitis, keputihan bisa berubah warna menjadi putih susu, abu-abu, kuning, kehijauan, atau bahkan bercampur darah.
  • Perubahan Tekstur: Tekstur keputihan juga bisa berubah. Bisa menjadi lebih kental, encer, berbusa, atau seperti keju cottage.
  • Perubahan Bau: Keputihan yang berbau tidak sedap, seperti bau amis, seringkali menjadi tanda adanya infeksi, terutama vaginosis bakterialis.
  • Jumlah Keputihan: Peningkatan jumlah keputihan dari biasanya juga bisa menjadi indikasi vaginitis.

2. Rasa Gatal pada Vagina

Gatal pada vagina adalah gejala umum lainnya dari vaginitis. Intensitas gatal bisa bervariasi, dari ringan hingga sangat parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Gatal ini bisa terlokalisasi di area vagina atau menyebar ke vulva (bagian luar organ intim wanita).

3. Rasa Terbakar atau Iritasi

Sensasi terbakar atau iritasi di area vagina juga sering dirasakan oleh penderita vaginitis. Sensasi ini bisa muncul saat buang air kecil atau saat tidak beraktivitas.

4. Nyeri saat Buang Air Kecil (Disuria)

Nyeri atau rasa perih saat buang air kecil bisa terjadi jika peradangan pada vagina menyebar ke uretra (saluran kencing).

5. Nyeri saat Berhubungan Seks (Dispareunia)

Peradangan pada vagina dapat menyebabkan nyeri atau rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual.

6. Kemerahan dan Pembengkakan Vulva

Vulva (bagian luar organ intim wanita) bisa terlihat merah dan bengkak akibat peradangan yang menyebar dari vagina.

Dengan mengenali gejala-gejala vaginitis, Anda dapat lebih waspada dan segera mencari pertolongan medis di klinik kulit kelamin jika diperlukan. 

Konsultasi Dokter Online CTA

Diagnosis Vaginitis

Diagnosis vaginitis dapat dilakukan berdasarkan wawancara dengan pasien mengenai gejala keputihan yang dialami, serta pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter menggunakan alat seperti spekulum untuk melihat bagian dalam vagina.

Selain itu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan tambahan yang sederhana, seperti memeriksa cairan vagina dengan mikroskop, mengukur pH vagina, atau memeriksa cairan vagina dengan larutan KOH untuk membantu mengetahui jenis infeksi yang terjadi.

Pengobatan Vaginitis

Pengobatan vaginitis bergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan sesuai jenis vaginitis:

1. Pengobatan Bakterial Vaginosis (BV)

Bacterial vaginosis terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di vagina. Pengobatan yang biasanya diberikan adalah:

  • Antibiotik Oral: Seperti metronidazole atau clindamycin.
  • Gel atau Krim Antibiotik Topikal: Contohnya metronidazole gel atau clindamycin cream.
    Catatan: Hindari konsumsi alkohol selama pengobatan dengan metronidazole karena dapat menyebabkan efek samping.

2. Pengobatan Infeksi Jamur (Candidiasis)

Candidiasis disebabkan oleh jamur Candida. Pengobatannya meliputi:

  • Obat Antijamur Topikal: Seperti clotrimazole, miconazole, atau tioconazole dalam bentuk krim atau supositoria.
  • Obat Oral: Fluconazole dapat digunakan untuk infeksi yang lebih berat atau berulang.

3. Pengobatan Trikomoniasis

Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Pengobatan utamanya adalah:

  • Metronidazole atau Tinidazole Oral: Dosis tunggal atau pengobatan beberapa hari sesuai anjuran dokter.
    Catatan: Pasangan seksual juga harus diobati untuk mencegah reinfeksi.

4. Pengobatan Vaginitis Akibat Iritasi atau Alergi

Jika vaginitis disebabkan oleh bahan iritatif atau alergi, langkah pengobatan meliputi:

  • Menghindari pemicu, seperti sabun beraroma, douching, atau pakaian dalam sintetis.
  • Menggunakan krim kortikosteroid ringan untuk mengurangi peradangan (hanya atas resep dokter).

5. Pengobatan Vaginitis Atrofi (Atrophic Vaginitis)

Kondisi ini sering terjadi pada wanita pasca-menopause akibat rendahnya kadar estrogen. Pengobatan meliputi:

  • Krim Estrogen Topikal: Seperti estradiol atau estriol.
  • Obat Estrogen Oral atau Transdermal: Sesuai kebutuhan dan anjuran dokter.

6. Pengobatan Vaginitis Akibat Infeksi Menular Seksual (IMS)

Jika vaginitis disebabkan oleh IMS, seperti gonore atau klamidia, pengobatan tergantung pada jenis infeksi:

  • Antibiotik Spesifik: Gonore biasanya diobati dengan kombinasi ceftriaxone dan azithromycin, sementara klamidia memerlukan azithromycin atau doxycycline.

Agar terhindar dari vaginitis, berikut langkah-langkah pencegahan sederhana yang dapat dilakukan:

  • Jaga Kebersihan Area Intim: Bersihkan dengan air hangat tanpa sabun beraroma, dan keringkan dengan lembut.
  • Hindari Penggunaan Douching: Douching dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.
  • Gunakan Pakaian Dalam yang Nyaman: Pilih bahan katun yang menyerap keringat dan hindari pakaian ketat.
  • Praktikkan Hubungan Seksual yang Aman: Gunakan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual.
  • Hindari Produk Beraroma: Jangan gunakan produk seperti pembalut, pantyliner, atau sabun dengan pewangi di area vagina.

Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, vaginitis dapat diatasi dengan efektif. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ginekologi jika Anda mengalami gejala-gejala vaginitis.

Rekomendasi Pengobatan Vaginitis di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Jangan biarkan vaginitis mengganggu kenyamanan dan kesehatan Anda! Atasi segera dengan pengobatan terbaik di Klinik Utama Pandawa, tempat Anda mendapatkan perawatan profesional dari dokter spesialis ginekologi berpengalaman. 

Dengan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat, kami siap membantu Anda mengembalikan kesehatan area intim secara aman dan optimal. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tim ahli kami dan rasakan perbedaan perawatan yang berkualitas hanya di Klinik Utama Pandawa!

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • Mayo Clinic (2021), Vaginitis Overview.
  • Planned Parenthood (N/A), Vaginitis.