loading
obat impotensi

Obat Impotensi: Fakta, Jenis, dan Cara Kerjanya

Impotensi menjadi masalah kesehatan pada pria yang dapat berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Kondisi ini bisa ditangani dengan menjalani pola hidup sehat hingga vakum penis.

Sebuah studi dalam American Journal of Medicine menyebutkan, risiko pria mengalami impotensi akan meningkat seiring usia yang semakin bertambah. Sudah pasti, hal ini akan memberikan efek yang cukup signifikan pada kehidupan seksual pengidapnya. Pertanyaannya, apakah pria yang mengalami impotensi bisa sembuh? 

Apa itu Impotensi?

Impotensi merupakan hal yang normal dan tidak berbahaya bila terjadi sesekali. Namun, jika terjadi secara terus menerus atau bertambah parah seiring waktu, impotensi atau disfungsi ereksi dapat menimbulkan masalah saat berhubungan seksual, baik bagi penderita maupun pasangannya.

Penderita impotensi akan kesulitan untuk meraih ereksi atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Selain itu, penderita impotensi atau lemah syahwat juga dapat mengalami penurunan gairah seksual, kesulitan mencapai klimaks saat berhubungan seksual, dan tidak bisa ejakulasi.

Penyebab dan Komplikasi Impotensi

Impotensi dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari proses penuaan, gaya hidup yang tidak sehat, gangguan psikologis, cedera, hingga efek samping obat-obatan. Impotensi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa penyakit, seperti:

  • Gangguan hormon
  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Penyakit jantung

Meski tidak berbahaya, impotensi yang tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai masalah mental atau fisik. Penderita bisa mengalami depresi, bahkan kemandulan. Kondisi ini bisa mengganggu keharmonisan hubungan penderita dengan pasangan dan mengganggu konsentrasi dalam bekerja.

Pengobatan dan Pencegahan Impotens

Impotensi bisa diobati dengan mengatasi penyebabnya, baik dengan obat-obatan, suntik hormon, atau operasi. Jika impotensi disebabkan oleh gangguan psikologis, maka penanganannya adalah dengan psikoterapi oleh dokter atau psikolog.

Cara mencegah impotensi adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengatasi penyakit yang dapat menyebabkan impotensi. Contohnya adalah dengan berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Jenis-jenis Obat Impotensi

Obat untuk impotensi umumnya bekerja dengan meningkatkan aliran darah ke penis, yang diperlukan untuk ereksi. Berikut adalah beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi:

1. Inhibitor Phosphodiesterase Tipe 5 (PDE5)

Obat golongan ini adalah yang paling umum digunakan untuk mengatasi impotensi. Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat enzim PDE5 yang dapat mengurangi aliran darah ke penis. Dengan menghambat enzim tersebut, obat ini memungkinkan tubuh untuk lebih mudah merespons rangsangan seksual.

Beberapa obat PDE5 yang terkenal meliputi:

  • Sildenafil (Viagra)
  • Tadalafil (Cialis)
  • Vardenafil (Levitra)
  • Avanafil (Stendra)

Cara Kerja: Obat-obat ini biasanya perlu dikonsumsi sekitar 30 menit hingga 1 jam sebelum aktivitas seksual. Efek dari sildenafil misalnya, bisa berlangsung hingga 4 jam, sementara tadalafil dapat bertahan hingga 36 jam, memberikan fleksibilitas lebih dalam memilih waktu untuk berhubungan seksual.

Efek Samping: Beberapa efek samping yang umum termasuk sakit kepala, kemerahan pada wajah, gangguan pencernaan, dan hidung tersumbat. Dalam kasus yang jarang, dapat menyebabkan efek samping serius seperti gangguan penglihatan atau priapismus (ereksi yang berlangsung lebih dari 4 jam).

2. Prostaglandin E1 (Alprostadil)

Obat ini bekerja dengan merelaksasi otot-otot penis dan meningkatkan aliran darah. Alprostadil bisa digunakan dalam dua bentuk, yaitu suntikan langsung ke dalam penis atau sebagai supositoria yang dimasukkan ke dalam uretra (saluran kencing).

  • Injeksi Alprostadil: Dikenal juga dengan nama Caverject, obat ini disuntikkan langsung ke bagian tubuh yang lebih sensitif di pangkal penis untuk merangsang aliran darah.
  • Urethral Suppository (MUSE): Alprostadil juga tersedia dalam bentuk supositoria yang dimasukkan ke dalam saluran kencing (uretra) menggunakan aplikator khusus.

Cara Kerja: Alprostadil meningkatkan aliran darah ke penis dengan cara merelaksasi pembuluh darah dan meningkatkan suplai darah, yang membantu mencapai ereksi.

Efek Samping: Beberapa efek samping dari penggunaan alprostadil termasuk nyeri atau perdarahan di area suntikan, ereksi yang berlangsung terlalu lama, atau iritasi pada uretra.

3. Testosteron Terapi

Jika disfungsi ereksi disebabkan oleh kadar testosteron yang rendah, terapi penggantian testosteron bisa menjadi pilihan. Testosteron adalah hormon utama yang mengatur hasrat seksual dan fungsi ereksi pada pria.

Testosteron tersedia dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Suntikan
  • Gel atau krim topikal
  • Plester
  • Tablet atau kapsul

Cara Kerja: Dengan meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh, terapi ini dapat membantu meningkatkan gairah seksual dan kualitas ereksi, terutama jika disfungsi ereksi disebabkan oleh defisiensi hormon ini.

Efek Samping: Efek samping dapat mencakup peningkatan risiko penyakit jantung, gangguan tidur, dan pembesaran prostat.

4. Obat Herbal dan Suplemen

Selain obat-obatan medis, beberapa pria mungkin mencoba obat herbal atau suplemen untuk membantu mengatasi impotensi. Beberapa suplemen yang populer antara lain:

  • Ginseng: Telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meningkatkan stamina dan memperbaiki sirkulasi darah.
  • L-arginine: Asam amino yang membantu memperbaiki aliran darah dengan meningkatkan produksi oksida nitrat di tubuh.
  • Yohimbine: Dikenal sebagai suplemen yang dapat membantu meningkatkan ereksi dengan meningkatkan aliran darah.

Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitas suplemen ini tidak selalu didukung oleh bukti ilmiah yang kuat, dan beberapa suplemen dapat memiliki efek samping atau berinteraksi dengan obat lain.

Konsultasi Dokter Online CTA

Fakta Mengkonsummsi Obat Impotens

Meskipun obat impotensi sangat efektif untuk banyak pria, tidak semua pria dapat menggunakannya. Beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi yang parah, atau gangguan hati, dapat membatasi penggunaan obat ini. Misalnya, pria yang mengonsumsi obat nitrat untuk angina (nyeri dada) tidak boleh menggunakan obat PDE5, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahaya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan disfungsi ereksi, agar dapat menentukan apakah obat ini aman bagi Anda.

Rekomendasi Pengobatan Impotensi dengan Dokter Spesialis Terbaik

Konsultasi Dokter Gratis

Klinik Utama Pandawa adalah klinik pengobatan impotensi terbaik di Jakarta yang menawarkan konsultasi dokter online secara gratis.

Kekhawatiran Anda atau yang tersayang soal impotensi dijawab oleh dokter online. Pengobatan penyakit andrologi dilakukan oleh dokter spesialis profesional dan berpengalaman.

Memiliki alat medis yang lengkap, dapat menjadi penunjang medis yang efektif. Segera konsultasi dengan dokter online dan buat janji sekarang!

Konsultasi Dokter Online CTA