diastema gigi

Punya Celah di Gigi? Begini Cara Mengatasi Diastema Secara Efektif!

Diastema gigi atau celah antara gigi sering kali membuat seseorang merasa kurang percaya dirisaat tersenym atau berbicara. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa dan umumnya muncul di antara gigi depan atas.

Meskipun tidak selalu menimbulkan masalah kesehatan, diastema bisa mengganggu estetika senyum dan bahkan mempengaruhi cara menggigit atau mengunyah makanan.

Tak heran jika banyak orang mulai mencari solusi untuk memperbaikinya demi penampilan yang lebih baik dan rasa percaya diri yang meningkat.

Apa Itu Diastema Gigi

Diastema adalah istilah medis untuk menyebut celah atau jarak antara dua gigi, yang paling umum terjadi di antara gigi depan atas. Meski umumnya tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kondisi ini bisa memengaruhi estetika dan kepercayaan diri seseorang.

Diastema bisa muncul sejak masa anak-anak dan kadang hilang sendiri saat gigi permanen tumbuh. Namun jika tetap ada hingga dewasa, biasanya butuh penanganan khusus.

Penyebab Diastema Gigi

Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan celah gigi:

  1. Ukuran Gigi dan Rahang Tidak Seimbang: Ketika ukuran gigi terlalu kecil untuk rahang, maka gigi akan memiliki celah antara satu sama lain.
  2. Frenulum Labial Terlalu Besar: Frenulum adalah jaringan tipis yang menghubungkan bibir atas dengan gusi. Jika terlalu besar, bisa mendorong gigi depan sehingga menciptakan celah.
  3. Kebiasaan Buruk Sejak Kecil: Seperti mengisap jempol, penggunaan dot terlalu lama, atau dorongan lidah ke gigi depan saat menelan semuanya bisa memicu terbentuknya diastema.
  4. Penyakit Gusi: Infeksi gusi dapat merusak jaringan penyangga gigi dan menyebabkan gigi bergeser, menciptakan celah.
  5. Faktor Genetik: Jika orang tua memiliki diastema, kemungkinan besar anaknya pun bisa mengalaminya.

Jenis-Jenis Diastema Gigi

Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis diastema gigi yang bisa Anda pahami sebelum memutuskan langkah perawatan:

1. Diastema Medial (Midline Diastema)

Ini adalah jenis diastema yang paling umum, ditandai dengan adanya celah di antara dua gigi depan atas (gigi insisivus sentral).

Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, ukuran gigi yang tidak proporsional dengan rahang, atau adanya frenulum labial (jaringan yang menghubungkan bibir atas dan gusi) yang terlalu besar.

2. Diastema Lateral

Celah ini terjadi di antara gigi selain gigi depan, biasanya di antara gigi premolar atau molar. Sering kali disebabkan oleh kehilangan gigi, ukuran gigi yang lebih kecil dari normal, atau pertumbuhan gigi yang tidak selaras.

3. Diastema Sementara (Fisiologis)

Jenis ini biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang dalam masa pergantian gigi susu ke gigi permanen. Celah ini biasanya akan menutup dengan sendirinya seiring tumbuhnya gigi permanen secara penuh.

4. Diastema karena Kelainan Jaringan Lunak

Celah bisa juga disebabkan oleh frenulum labial yang terlalu rendah atau tebal. Kondisi ini menghambat penyatuan gigi depan atas, sehingga menciptakan celah. Umumnya jenis ini perlu ditangani dengan frenektomi (pemotongan jaringan frenulum) sebelum perawatan ortodontik.

5. Diastema karena Penyakit Gusi

Penyakit periodontal (radang gusi) bisa menyebabkan hilangnya jaringan pendukung gigi, sehingga gigi menjadi longgar dan berpindah posisi, membentuk celah. Jenis ini harus ditangani dengan perawatan gusi terlebih dahulu sebelum memperbaiki celah gigi.

6. Diastema karena Kebiasaan Buruk

Kebiasaan seperti mengisap jempol, mendorong gigi dengan lidah (tongue thrusting), atau penggunaan dot terlalu lama bisa menyebabkan tekanan pada gigi dan akhirnya membentuk celah.

Dampak Diastema Terhadap Kesehatan dan Psikologis

Meskipun terlihat sebagai masalah estetika, diastema bisa berdampak pada aspek lain seperti:

  • Gangguan bicara, terutama dalam melafalkan huruf β€œs” atau β€œth”.
  • Kesulitan mengunyah makanan.
  • Penumpukan plak di sela-sela gigi yang bisa memicu karies dan penyakit gusi.
  • Rasa minder atau tidak percaya diri saat berbicara atau tersenyum.

Cara Mengatasi Diastema Gigi

Di Klinik Utama Pandawa, tersedia beberapa metode efektif untuk mengatasi diastema, di antaranya:

1. Pemberian Kawat Gigi (Orthodontic Treatment)

Perawatan ortodontik seperti behel gigi digunakan untuk menggeser gigi secara perlahan menutup celah. Cocok untuk diastema yang cukup lebar atau disertai masalah susunan gigi lainnya. Setelah perawatan, dokter spesialis akan juga menyarankan penggunaan retainer untuk menjaga posisi gigi tetap stabil

2. Veneer (Komposit atau Porselen)

Dengan melakukan pasang veneer gigi bertujuan untuk menutupi permukaan depan gigi. Direct veneer berbahan komposit bisa selesai sekali kunjungan, sedangkan indirect veneer berbahan porselen dibuat di laboratorium dan dipasang setelah beberapa kunjungan. Cocok untuk kasus diastema sedang hingga besar dengan kepedulian estetika tinggi

3. Aligner Gigi

Aligner gigi adalah alat pelurus gigi tanpa kawat. Cocok buat kamu yang ingin hasil maksimal tanpa terlihat pakai behel.

4. Frenektomi (Jika Penyebabnya Frenulum Memanjang)

Jika celah disebabkan oleh frenulum labial yang terlalu besar atau terikat di area antara gigi depan, perawatan bisa dimulai dengan frenektomi, yaitu pengangkatan atau pemotongan jaringan tersebut. Biasanya dikombinasikan dengan penutup celah lain seperti behel gigi atau bonding untuk hasil optimal

Apakah Diastema Gigi Berbahaya?

Diastema gigi, yaitu celah atau jarak antar gigi terutama pada gigi depan umumnya tidak berbahaya secara medis. Namun, kondisi ini bisa berdampak pada kepercayaan diri, terutama saat tersenyum atau berbicara.

Dalam beberapa kasus, diastema juga bisa menjadi tanda adanya masalah lain seperti ketidakseimbangan ukuran rahang dan gigi, kebiasaan buruk (seperti mendorong gigi dengan lidah), atau kelainan pada frenulum.

Jika celah terlalu lebar, dapat menyebabkan penumpukan sisa makanan, meningkatkan risiko karies gigi dan penyakit gusi. Oleh karena itu, meskipun tidak selalu berbahaya, diastema sebaiknya diperiksa oleh dokter gigi untuk menentukan apakah perlu penanganan lebih lanjut.

Cara Mendiagnosis Diastema Gigi Secara Medis

Berikut adalah cara mendiagnosis diastema gigi secara medis dalam bentuk poin:

1. Pemeriksaan Fisik Langsung

Dokter gigi akan memeriksa rongga mulut secara langsung untuk melihat jarak antar gigi, terutama di bagian depan rahang atas dan bawah.

2. Foto Rontgen (X-ray Gigi)

Rontgen gigi digunakan untuk menilai struktur tulang rahang, kondisi akar gigi, dan apakah terdapat masalah lain seperti gigi yang belum tumbuh atau kelainan posisi rahang.

3. Pencitraan Digital 3D / CBCT (Cone Beam CT)

Memberikan gambaran rinci struktur gigi dan jaringan sekitarnya untuk evaluasi lebih akurat, khususnya jika diastema disebabkan oleh masalah ortodontik atau tulang rahang.

4. Pemeriksaan Periodontal

Untuk mengetahui apakah diastema disebabkan oleh penyakit gusi atau jaringan penyangga gigi lainnya.

5. Riwayat Medis dan Riwayat Keluarga

Informasi ini penting untuk mengetahui apakah diastema bersifat genetik atau akibat kebiasaan tertentu (seperti mengisap jempol saat kecil).

Biaya Perawatan Diastema Gigi

Biaya perawatan diastema gigi bisa bervariasi tergantung pada metode yang dipilih, tingkat keparahan celah gigi, dan fasilitas klinik tempat Anda melakukan perawatan.

Secara umum, biaya bisa dimulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah, tergantung apakah Anda memilih metode seperti braces (behel gigi), pasang veneer gigi, bonding gigi, atau bahkan perawatan bedah jika diastema disebabkan oleh kelainan jaringan.

Di Klinik Utama Pandawa, Anda bisa mendapatkan estimasi biaya yang transparan dan penjelasan lengkap dari dokter gigi berpengalaman, sehingga Anda dapat menyesuaikan dengan kebutuhan serta anggaran yang dimiliki.

Tips Merawat Gigi dengan Diastema agar Tetap Sehat

Berikut beberapa tips merawat gigi dengan diastema agar tetap sehat dan bebas dari masalah:

1. Rutin Menyikat Gigi dengan Benar

Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi berfluoride. Sikat gigi dua kali sehari, terutama setelah makan, agar sisa makanan tidak menumpuk di celah gigi yang renggang.

2. Gunakan Benang Gigi (Dental Floss)

Diastema sering menjadi tempat favorit sisa makanan bersarang. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss) setiap hari untuk mencegah plak dan karies gigi.

3. Berkumur dengan Obat Kumur Antiseptik

Gunakan mouthwash antibakteri untuk membantu mengurangi bakteri di mulut, mencegah bau mulut, dan menjaga kesehatan gusi di sekitar celah gigi.

4. Kurangi Konsumsi Gula dan Makanan Lengket

Makanan manis dan lengket mudah terselip di celah gigi. Kurangi konsumsi jenis makanan ini untuk mencegah gigi berlubang dan radang gusi (gingivitis).

5. Periksa Gigi Secara Rutin ke Dokter Gigi

Jangan tunggu sampai muncul keluhan. Lakukan pemeriksaan gigi minimal setiap 6 bulan untuk memastikan tidak ada masalah yang tersembunyi di celah gigi Anda.

6. Pertimbangkan Perawatan Korektif Jika Diperlukan

Jika celah gigi membuat Anda kurang percaya diri atau menimbulkan masalah kesehatan gigi, konsultasikan pilihan perawatannya, seperti veneer, bonding, atau ortodontik (behel gigi), kepada dokter gigi.

Perawatan Diastema Gigi di Klinik Terpercaya

Konsultasi Dokter Gratis

Punya celah di antara gigi yang bikin tidak percaya diri? Jangan khawatir, karena Klinik Utama Pandawa hadir sebagai solusi terbaik untuk mengatasi diastema gigi dengan perawatan yang profesional dan aman.

Dengan tim dokter gigi berpengalaman serta teknologi modern, kami siap membantu Anda mendapatkan senyum yang rapi dan sehat tanpa rasa sakit berlebih. Setiap pasien akan mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi gigi masing-masing, sehingga hasilnya pun lebih maksimal dan tahan lama.

Jangan tunda lagi untuk tampil lebih percaya diri! Segera kunjungi Klinik Utama Pandawa dan konsultasikan masalah diastema gigi Anda.

Kami memberikan pelayanan ramah, harga terjangkau, dan berbagai pilihan metode perawatan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jadwalkan konsultasi Anda sekarang juga dan wujudkan senyum sempurna bersama Klinik Utama Pandawa!

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi