Chancroid: Penyakit Menular Seksual yang Perlu Diwaspadai
Chancroid atau ulkus mole disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi (H. ducreyi). Penyakit ini dimulai dengan timbulnya benjolan yang terasa nyeri di area alat kelamin, yang kemudian berkembang menjadi luka.
Luka terbuka ini dapat mengeluarkan darah atau nanah, yang memungkinkan penularan bakteri H. ducreyi ke orang lain.
Meskipun chancroid sangat mudah menular, kondisi ini dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.
Chancroid disebabkan oleh infeksi menular seksual oleh bakteri, yang dapat menyebabkan luka terbuka yang nyeri pada area alat kelamin dan sekitarnya. Infeksi ini dapat dialami oleh baik pria maupun wanita.
Penyebab Chancroid
Bakteri H. ducreyi penyebab chancroid umumnya menular melalui hubungan seksual. Selain itu, bakteri ini juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang terinfeksi.
Oleh karena itu, infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain jika penderita tidak mencuci tangan setelah menyentuh luka dan kemudian menyentuh bagian tubuh lainnya.
Bakteri H. ducreyi masuk ke dalam tubuh melalui celah atau luka kecil di kulit dan menghasilkan racun yang menyebabkan reaksi peradangan.
Racun tersebut dapat merusak jaringan (nekrosis) dan membentuk luka. Selama bakteri masih berada di luka, ia terus mengeluarkan racun yang memperburuk kondisi luka.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena chancroid meliputi:
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Berhubungan seks tanpa pelindung (kondom)
- Tidak disunat
- Tidak menjaga kebersihan tubuh dan alat kelamin dengan baik
- Menyalahgunakan NAPZA atau kecanduan alkohol

Gejala Chancroid
Gejala utamanya adalah munculnya luka terbuka yang menyakitkan, yang bisa sembuh dengan cepat atau bertahan selama beberapa minggu hingga bulan.
Beberapa gejala lain yang bisa muncul pada chancroid antara lain:
- Luka berbentuk kawah (ulkus) berukuran 1–2 cm atau lebih besar, dengan warna abu-abu di bagian tengah dan kekuningan di pinggirannya, serta batas yang tegas. Luka ini juga mudah berdarah.
- Muncul benjolan di penis atau vagina.
- Bisul dengan tepi lembut dan tidak beraturan.
- Kulit di sekitar luka menjadi merah dan mengkilap.
- Keluar nanah dan cairan infeksi dari luka atau benjolan.
- Penyebaran luka ke area yang lebih luas.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan dalam beberapa kasus.
- Gejala sistemik seperti demam dan menggigil.
Pada pria, gejala umumnya dimulai dengan munculnya benjolan kecil yang kemudian berkembang menjadi luka terbuka di area alat kelamin, seperti pada skrotum dan penis. Pada wanita, gejalanya diawali dengan benjolan merah pada labia, paha, atau area antara labia dan anus.
Ketika benjolan tersebut berubah menjadi luka terbuka, wanita bisa merasakan sensasi terbakar di sekitar luka atau merasakan nyeri saat buang air kecil dan saat berhubungan seksual.
Diagnosis Chancroid
Untuk mendiagnosis chancroid, dokter akan melakukan wawancara medis untuk menggali informasi tentang gejala, riwayat kesehatan, dan perilaku seksual pasien.
Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area alat kelamin untuk memeriksa adanya luka atau benjolan, serta pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan tes tambahan dengan mengambil sampel cairan dari luka untuk diperiksa di bawah mikroskop atau dilakukan kultur (pembiakan bakteri di media khusus).
Selain itu, dokter juga perlu menyingkirkan kemungkinan infeksi menular seksual lainnya, seperti sifilis, HIV, atau herpes simpleks. Jika hasilnya negatif, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan.
Komplikasi Chancroid
Jika chancroid tidak diobati dengan benar, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
- Kerusakan pada saluran kemih akibat peradangan dari chancroid yang dapat menyebabkan fistula uretra.
- Munculnya jaringan parut pada kulit kepala penis, terutama pada pria yang tidak disunat.
- Terbentuknya benjolan bernanah di lipatan paha yang bisa pecah dan menyebabkan luka yang sulit sembuh.
- Penyebaran bakteri ducreyi ke area kulit lainnya, yang menyebabkan luka terbuka yang sulit sembuh di area tersebut.
- Risiko tertular infeksi menular seksual lain, seperti HIV/AIDS, jika aktivitas seksual tidak dibatasi selama proses penyembuhan.
Pencegahan Chancroid
Chancroid dapat dicegah dengan mengikuti perilaku seksual yang aman, seperti:
- Menghindari berganti pasangan seksual.
- Melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat, seperti menggunakan kondom.
- Tidak berhubungan seksual dengan seseorang yang menderita chancroid atau memiliki risiko terkena infeksi menular seksual lainnya.
- Memberitahu pasangan seksual jika Anda mengalami gejala chancroid.
- Bagi pria, menjalani prosedur sunat.
Pengobatan Chancroid
Tujuan utama pengobatan chancroid adalah untuk meredakan gejala, mengobati infeksi, mencegah penularan, dan mengurangi risiko komplikasi. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter antara lain:
- Pemberian antibiotik: Dengan pengobatan antibiotik yang tepat, seperti azithromycin, ceftriaxone, ciprofloxacin, atau erythromycin, kondisi ini umumnya dapat sembuh sepenuhnya.
- Operasi: Langkah ini dilakukan jika dokter perlu mengeluarkan cairan atau nanah dari kelenjar getah bening yang terinfeksi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan. Prosedur ini dapat dilakukan menggunakan jarum khusus atau pembedahan.
- Pengurangan aktivitas seksual: Penderita chancroid disarankan untuk membatasi atau bahkan menghentikan aktivitas seksual sampai sembuh sepenuhnya untuk mencegah penularan.
Setelah memulai pengobatan, pasien akan diperiksa kembali dalam waktu 3–7 hari. Jika pengobatan efektif, ulkus biasanya akan membaik dalam 3–7 hari setelah terapi dimulai. Waktu penyembuhan total tergantung pada ukuran ulkus, di mana ulkus yang lebih besar mungkin memerlukan waktu lebih dari 2 minggu untuk sembuh.
Baca Juga: Obat Ulkus Mole yang Ampuh
Atasi Infeksi Menular Seksual Di Klinik Utama Pandawa

Klinik Utama Pandawa menyediakan pengobatan infeksi menular seksual (IMS) terbaik dengan pendekatan medis yang komprehensif dan profesional.
Dengan tim dokter yang berpengalaman dan fasilitas modern, klinik spesialis penyakit kelamin ini menawarkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang disesuaikan untuk setiap pasien.
Mulai dari pemeriksaan laboratorium hingga terapi obat-obatan, Klinik Utama Pandawa menangani berbagai jenis IMS, termasuk pengobatan ulkus mole.
Selain pengobatan, klinik kami juga memberikan edukasi mengenai pencegahan dan perawatan diri guna mencegah infeksi berulang dan menjaga kesehatan seksual jangka panjang.
