berdarah saat berhubungan

Berdarah Saat Berhubungan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius!

Berdarah saat berhubungan bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan dan menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pasangan. Kondisi ini dapat terjadi baik pada wanita maupun pria, meski lebih sering dialami oleh wanita.

Perdarahan bisa muncul dalam jumlah sedikit atau cukup banyak, dan biasanya terjadi segera setelah atau selama aktivitas seksual. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari hal yang sifatnya ringan seperti iritasi atau gesekan, hingga kondisi medis yang lebih serius seperti infeksi, polip serviks, atau bahkan penyakit menular seksual.

Meskipun tidak selalu berbahaya, penting untuk memahami bahwa perdarahan saat berhubungan tidak boleh diabaikan, terutama jika terjadi berulang atau disertai gejala lain seperti nyeri, keputihan bau tidak sedap, atau keputihan abnormal.

Dengan mengenali penyebab yang mungkin terjadi, Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk menangani kondisi ini dengan bijak.

Penyebab Umum Berdarah Saat Berhubungan

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan perdarahan saat berhubungan. Berikut ini beberapa penyebab yang paling umum:

1. Iritasi atau Gesekan

Saat pelumasan alami vagina tidak cukup, gesekan yang terjadi bisa melukai dinding vagina dan menyebabkan bercak darah. Ini umum terjadi saat aktivitas seksual yang terlalu kasar atau ketika tubuh belum sepenuhnya siap.

2. Vagina Kering

Vaginal dryness bisa terjadi akibat perubahan hormon, penggunaan obat-obatan tertentu (seperti antihistamin, antidepresan, atau pil KB), atau setelah menopause. Saat vagina kering, jaringan menjadi lebih sensitif dan mudah terluka saat penetrasi.

3. Infeksi

Penyakit menular seksual (PMS) seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, atau herpes kelamin dapat menyebabkan peradangan dan perdarahan saat atau setelah berhubungan intim. Bahkan infeksi jamur pun bisa menyebabkan jaringan vagina lebih sensitif.

4. Polip Serviks

Polip adalah pertumbuhan jaringan kecil di leher rahim (serviks) yang bersifat jinak, tapi mudah berdarah jika terkena sentuhan atau gesekan. Banyak wanita yang tidak sadar memiliki polip sampai mengalami gejala seperti perdarahan postcoital.

5. Ektropion Serviks

Kondisi ini terjadi ketika sel dari dalam saluran serviks berpindah ke permukaan luar serviks, membuat area tersebut lebih sensitif terhadap iritasi dan berdarah saat berhubungan.

6. Luka atau Cedera

Berhubungan dengan cara yang terlalu agresif, atau menggunakan mainan seksual yang tidak tepat, bisa menyebabkan robekan kecil pada dinding vagina atau leher rahim. Ini bisa menyebabkan perdarahan ringan hingga sedang.

Penyebab Serius yang Harus Diwaspadai

Tidak semua perdarahan bersifat ringan atau wajar. Beberapa kondisi serius bisa menyebabkan perdarahan saat berhubungan. Apa saja itu?

1. Kanker Serviks

Salah satu tanda awal kanker serviks adalah perdarahan setelah berhubungan intim. Kanker serviks sering kali tidak menimbulkan gejala di awal, sehingga perdarahan ini bisa menjadi petunjuk penting.

2. Kanker Vagina atau Rahim

Meski lebih jarang terjadi, kanker vagina atau rahim juga bisa menyebabkan perdarahan setelah hubungan seksual. Biasanya disertai gejala lain seperti nyeri panggul, haid tidak teratur, atau keputihan abnormal.

3. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi saat jaringan mirip endometrium (lapisan rahim) tumbuh di luar rahim. Hal ini bisa menyebabkan nyeri hebat saat berhubungan, serta perdarahan tidak normal.

4. Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease/PID)

PID atau radang panggul adalah infeksi serius pada organ reproduksi wanita yang bisa disebabkan oleh IMS. Gejala termasuk nyeri perut bagian bawah, keputihan abnormal, demam, dan perdarahan saat berhubungan.

Apakah Normal Berdarah Saat Berhubungan di Masa Tertentu?

Ya, dalam beberapa kondisi, perdarahan ringan saat atau setelah berhubungan bisa dianggap normal, terutama jika terjadi di waktu-waktu tertentu dalam siklus menstruasi. Misalnya:

  • Masa ovulasi: Sekitar pertengahan siklus, leher rahim lebih sensitif dan aliran darah meningkat, sehingga mudah berdarah.
  • Sebelum atau sesudah menstruasi: Dinding rahim mungkin sedang dalam proses peluruhan.
  • Kurangnya pelumasan: Gesekan bisa menyebabkan iritasi pada dinding vagina, terutama jika tidak cukup foreplay.
  • Pertama kali berhubungan: Selaput darah robek bisa menyebabkan perdarahan ringan.

Namun, jika perdarahan sering terjadi atau disertai gejala lain, seperti nyeri tajam, keputihan tidak normal, atau bau tak sedap, sebaiknya jangan dianggap remeh.

Kapan Harus ke Dokter?

Berikut tanda-tanda bahwa kamu sebaiknya segera periksa ke dokter:

  • Perdarahan sering terjadi setelah berhubungan.
  • Darah yang keluar cukup banyak atau disertai gumpalan.
  • Disertai gejala lain seperti nyeri panggul, nyeri saat berkemih, keputihan berbau.
  • Terjadi setelah menopause.
  • Mengalami demam atau tubuh terasa lemas setelahnya.

Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari tanya jawab, pemeriksaan panggul, hingga tes lanjutan seperti Pap smear, USG, atau biopsi jika diperlukan.

Cara Mencegah Perdarahan Saat Berhubungan

Pencegahan tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa tips untuk mencegah terjadinya perdarahan:

1. Foreplay yang Cukup

Melakukan pemanasan sebelum berhubungan bisa membantu meningkatkan pelumasan alami dan membuat tubuh lebih siap, sehingga mengurangi risiko iritasi atau cedera.

2. Gunakan Pelumas

Jika merasa kering, jangan ragu menggunakan pelumas berbasis air atau silikon. Ini akan mengurangi gesekan dan risiko luka.

3. Hindari Seks Terlalu Agresif

Komunikasikan dengan pasangan soal kenyamanan selama berhubungan. Hindari gerakan atau penetrasi yang terlalu kasar.

4. Periksakan Kesehatan Reproduksi Secara Rutin

Lakukan Pap smear dan pemeriksaan ginekologi rutin untuk mendeteksi masalah sejak dini, terutama jika kamu aktif secara seksual.

5. Hindari Hubungan Seks Saat Terinfeksi

Jika sedang mengalami infeksi atau keputihan abnormal, sebaiknya tunda hubungan intim hingga infeksi sembuh untuk mencegah iritasi dan penularan.

Pengobatan Berdasarkan Penyebabnya

Perawatan akan disesuaikan dengan penyebab perdarahan. Berikut beberapa contoh:

  • Infeksi: diobati dengan antibiotik atau antijamur sesuai penyebabnya.
  • Polip atau ektropion serviks: bisa diangkat lewat prosedur ringan.
  • Kanker: perlu tindakan lanjutan seperti operasi, kemoterapi, atau radioterapi.
  • Kekeringan vagina: bisa diatasi dengan estrogen topikal atau pelumas.
  • Cedera ringan: cukup dengan istirahat dari aktivitas seksual dan menjaga kebersihan.

Berdarah Saat Berhubungan? Cegah Lebih Awal di Klinik Utama Pandawa!

Konsultasi Dokter Gratis

Mengalami perdarahan saat berhubungan bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Meski mungkin terasa ringan atau hanya terjadi sesekali, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti infeksi, gangguan hormon, hingga risiko penyakit pada organ reproduksi.

Daripada terus menebak-nebak dan merasa cemas, langkah terbaik adalah segera melakukan pengecekan medis agar penyebabnya diketahui dengan pasti.

Di Klinik Utama Pandawa, kamu bisa melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter yang berpengalaman di bidang kesehatan reproduksi.

Kami menjamin pelayanan yang profesional, ramah, serta menjaga privasi dan kenyamanan setiap pasien. Yuk, jangan tunda lagi lakukan pengecekan sekarang juga dan jaga kesehatan intimmu bersama Klinik Utama Pandawa!

Konsultasi Dokter Online CTA
Refrensi