HIV pada Pria: Penyebab, Gejala, Dan Pencegahan
HIV dapat mempengaruhi tubuh secara bertahap namun pasti. Banyak orang yang mengidap HIV masih bertahan hidup selama 10 hingga 15 tahun setelah terinfeksi.
Proses yang berlangsung perlahan ini sangat menyakitkan dan menakutkan, terutama karena hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkannya
HIV pada pria dapat mempengaruhi tubuh mereka dengan cara yang serupa seperti pada wanita, namun ada beberapa perbedaan dalam hal penyebaran dan dampaknya.
Pria yang terinfeksi berisiko mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi lain dan penyakit terkait AIDS.. Gejala pada pria sebenarnya dapat berbeda dengan gejala yang dialami oleh wanita. Pria yang terinfeksi HIV, terutama jika juga terinfeksi penyakit menular seksual lainnya, bisa mengalami gejala yang khas, seperti luka pada penis atau pembengkakan pada testis.
Apa Itu HIV?
HIV (human immunodeficiency virus) adalah infeksi virus yang dapat menular melalui cairan tubuh penderita, seperti darah dan sperma. Penyakit ini memiliki risiko penularan melalui hubungan seks tanpa kondom, bergonta-ganti pasangan seksual, atau penggunaan jarum suntik yang sama dengan orang lain.
Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel T CD4, yang berperan penting dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
HIV bisa menular melalui cairan tubuh, seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Jika HIV tidak ditangani, dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), tahap akhir dari infeksi HIV, yang ditandai dengan penurunan kekebalan tubuh secara signifikan.
Penyebab HIV Pada Pria
Penyebab HIV pada pria sama seperti pada individu lainnya, yaitu penularan melalui cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Beberapa faktor utama yang meningkatkan risiko penularan HIV pada pria antara lain:
- Hubungan Seks Tanpa Pengaman: Pria yang melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi HIV berisiko tinggi tertular virus ini. Risiko lebih tinggi jika ada luka atau iritasi pada alat kelamin.
- Melakukan Seks dengan Sesama Jenis: Pria yang melakukan hubungan seks dengan pria (MSM) memiliki risiko lebih tinggi tertular HIV, terutama jika tidak menggunakan kondom atau jika terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi.
- Penggunaan Narkoba Suntik: Pria yang menggunakan narkoba dengan jarum suntik bersama-sama memiliki risiko besar untuk terinfeksi, karena virus dapat tertular melalui darah yang tercampur dalam jarum yang digunakan bersama.
- Transfusi Darah: Meskipun jarang, transfusi darah yang terkontaminasi HIV juga dapat menyebabkan penularan pada pria yang menerima darah tersebut.
- Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS): Pria yang memiliki IMS lain, seperti gonore atau sifilis, lebih rentan terinfeksi HIV karena luka atau peradangan yang dapat terjadi di area genital, yang mempermudah virus memasuki tubuh.
Mencegah penularan HIV pada pria dapat dilakukan dengan penggunaan kondom yang tepat, menghindari berbagi jarum suntik, serta melakukan tes HIV secara rutin untuk deteksi dini.
Beberapa Gejala HIV pada Pria yang Perlu Diwaspadai
Ketika virus HIV masuk ke dalam tubuh, penderitanya tidak langsung merasakan gejala yang spesifik. Gejala biasanya muncul 2-4 minggu setelah infeksi, lalu menghilang dan bisa muncul kembali di kemudian hari.
Gejala pada tahap awal sering mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, gejala yang muncul dapat berbeda-beda pada setiap individu, tergantung pada usia, daya tahan tubuh, serta jumlah dan kekuatan virus.
Tahap awal infeksi HIV dikenal sebagai window period, yang bisa berlangsung selama beberapa bulan. Selama waktu tersebut, virus terus berkembang dalam tubuh dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Jika tidak mendapatkan pengobatan, infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap lanjut dan berpotensi berubah menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan penyakit menurun, sehingga penderita lebih rentan terhadap infeksi atau penyakit serius lainnya, seperti tuberkulosis atau kanker.
Berikut ini adalah beberapa gejala HIV pada pria yang perlu diwaspadai:
1. Luka pada penis
Luka pada penis dapat menjadi tanda HIV pada pria. Hal tersebut meningkatkan risiko infeksi menular seksual lainnya, termasuk sifilis, yang ditandai dengan luka di penis. Luka tersebut biasanya tidak terasa nyeri dan dapat disertai dengan luka di area lain seperti bibir, anus, atau tangan.
2. Nyeri saat buang air kecil
Gejala HIV pada pria sering disertai dengan gejala infeksi menular seksual lain, seperti gonore dan klamidia, yang dapat menyebabkan rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
3. Pembengkakan testis
Pembengkakan pada testis dapat terjadi jika disertai dengan klamidia atau gonore, terutama jika infeksi tersebut tidak segera diobati. Kondisi ini dikenal sebagai epididimitis.
4. Nyeri saat ejakulasi
Nyeri saat ejakulasi juga bisa menjadi gejala pada pria yang perlu diperhatikan. Kondisi ini, yang dikenal dengan disorgasmia, merupakan gejala umum dari infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, atau trikomoniasis.
5. Penurunan gairah seksual
Dalam kasus yang sangat jarang, infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada otak, khususnya pada kelenjar pituitari, yang berperan penting dalam produksi hormon reproduksi, termasuk testosteron. Gangguan pada kelenjar ini dapat menurunkan kadar testosteron dan menyebabkan penurunan gairah seksual pada pria.
Pencegahan Sederhana HIV Pada Pria
Meskipun HIV termasuk penyakit yang berbahaya dan mematikan, penularannya dapat dicegah. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menghindari penularan HIV. Menurut World Health Organization (WHO),
National Institutes of Health, dan sumber lainnya, penularan dapat dihindari dengan cara-cara berikut:
1. Hindari Penggunaan Narkoba
Jangan menggunakan narkoba, terutama jika harus berbagi jarum suntik dengan orang lain.
2. Jangan Menjadi Donor Jika Positif
Jika seseorang terinfeksi, dia tidak diperbolehkan mendonorkan darah, plasma, organ tubuh, atau sperma.
3. Praktik Seks yang Aman
Lakukan seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom lateks untuk mencegah penularan, dan hindari bergonta-ganti pasangan seks.
4. Sunat Pada Pria
Beberapa studi menunjukkan bahwa sunat pada pria dapat mengurangi risiko tertular.
5. Hindari Kontak dengan Darah
Penularan ini juga dapat dicegah dengan menghindari kontak langsung dengan darah. Jika harus menangani orang yang terluka, kenakan pelindung, masker, dan kacamata untuk melindungi diri.
6. Tes HIV secara Rutin
Tes HIV penting dilakukan oleh semua individu, terutama yang berusia 13-64 tahun, yang aktif secara seksual, pekerja medis, atau mereka yang berisiko tinggi. Sebaiknya menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin.
7. Lakukan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP)
Jika kamu merasa telah terpapar melalui seks, jarum suntik, atau kontak di tempat kerja, segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat. PEP adalah pengobatan yang diberikan untuk mencegah infeksi, yang harus dimulai dalam 72 jam setelah paparan. Proses ini dilakukan dengan mengonsumsi obat selama 28 hari.
8. Jujur pada Pasangan
Jika kamu terinfeksi, penting untuk memberi tahu pasangan seksualmu. Ini juga berlaku bagi mereka yang memiliki banyak pasangan. Pastikan pasanganmu untuk menjalani tes juga. Memberitahu pasangan tentang status HIV sangat penting agar mereka dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Atasi Permasalahan PMS Anda Di Klinik Utama Pandawa
Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat menjadi bahaya besar bagi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.
Klinik Utama Pandawa menyediakan pengobatan terbaik yang ditangani oleh dokter spesialis berpengalaman, dengan dukungan teknologi terbaru dan metode perawatan terkini.
Jangan biarkan PMS merusak kualitas hidup Anda! Segera konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan tim profesional kami yang siap memberikan solusi yang aman, cepat, dan efektif.
Hubungi Klinik Utama Pandawa sekarang dan ambil langkah pertama menuju kehidupan sehat tanpa khawatir!