Ini Alasan Terjadinya Keputihan Setalah Berhubungan
Pernahkah Anda mengalami keputihan setelah berhubungan intim? Kondisi ini cukup umum dialami oleh banyak wanita, namun seringkali menimbulkan pertanyaan, apakah ini normal atau ada masalah kesehatan yang serius?
Kondisi ini sebenarnya wajar terjadi, namun dalam beberapa kasus, keputihan setelah berhubungan dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu.
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina untuk membersihkan dan melindungi area tersebut. Keputihan normal umumnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak menyebabkan rasa gatal atau iritasi.
Penyebab Keputihan Setelah Berhubungan Seks
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan keputihan setelah berhubungan seks adalah:
1. Pembersihan Alami Vagina
Setelah berhubungan, tubuh biasanya memproduksi cairan tambahan untuk membersihkan sisa semen, pelumas, atau bakteri yang masuk selama aktivitas seksual. Keputihan ini biasanya tidak berbau dan berwarna bening atau sedikit putih.
2. Ketidakseimbangan pH Vagina
Aktivitas seksual, terutama dengan penggunaan kondom atau pelumas, dapat mengganggu keseimbangan pH di vagina. Ketidakseimbangan ini dapat memicu pertumbuhan bakteri atau jamur yang menyebabkan keputihan.
3. Reaksi Alergi atau Iritasi
Beberapa wanita mungkin mengalami keputihan akibat reaksi alergi terhadap:
- Kondom: Terutama kondom lateks.
- Pelumas: Pelumas dengan bahan kimia tertentu.
- Produk Kebersihan Intim: Seperti sabun atau tisu yang digunakan sebelum berhubungan.
Reaksi ini biasanya disertai gejala lain seperti rasa gatal atau iritasi di area vagina.
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Beberapa PMS seperti klamidia, gonore, atau trikomoniasis dapat menyebabkan keputihan abnormal setelah berhubungan. Gejalanya termasuk keputihan berwarna kekuningan, kehijauan, atau berbusa, serta nyeri saat buang air kecil.
5. Cairan Sperma atau Pelumas Buatan
Cairan sperma dari pasangan yang masuk ke dalam vagina dapat bercampur dengan cairan vagina dan keluar sebagai keputihan. Hal yang sama juga berlaku jika Anda menggunakan pelumas tambahan selama berhubungan seksual. Keputihan ini normal dan tidak memerlukan perawatan khusus.
6. Perubahan Hormon
Aktivitas seksual dapat memicu perubahan hormonal sementara, yang memengaruhi produksi cairan vagina. Hal ini sering terjadi pada wanita menjelang menstruasi, hamil, atau saat menggunakan kontrasepsi hormonal.
7. Infeksi Vagina
Keputihan abnormal setelah berhubungan seks bisa menjadi tanda infeksi di area kewanitaan, seperti:
- Bacterial Vaginosis (BV)
Disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina. Keputihan akibat BV biasanya berwarna abu-abu, encer, dan berbau amis. - Infeksi Jamur
Ditandai dengan keputihan berwarna putih kental seperti keju, sering disertai rasa gatal atau perih.
Segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat jika keputihan setelah berhubungan disertai gejala seperti:
- Bau amis atau busuk.
- Keputihan berwarna coklat, kekuningan, kehijauan, atau abu-abu.
- Gatal, perih, atau iritasi pada vagina.
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
Keputihan normal adalah bagian dari mekanisme alami tubuh, tetapi penting untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan adanya masalah kesehatan. Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim, risiko keputihan abnormal dapat diminimalkan.
Baca Juga: Keputihan Seperti Ampas Tahu? Bisa Jadi Karena Ini!
Keputihan Setelah Berhubungan Apakah Pertanda Hamil?
Keputihan setelah berhubungan intim adalah hal yang umum terjadi dan tidak selalu menandakan kehamilan.
Secara alami, tubuh wanita memproduksi cairan keputihan untuk menjaga kelembapan dan kebersihan area vagina. Setelah berhubungan, perubahan hormon atau peningkatan aliran darah ke organ reproduksi dapat menyebabkan produksi cairan ini meningkat.
Namun, untuk memastikan apakah ini merupakan tanda awal kehamilan, perlu diperhatikan gejala lain seperti telat menstruasi, mual, atau perubahan pada payudara.
Jika Anda mencurigai kehamilan, cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes kehamilan menggunakan alat test pack atau berkonsultasi langsung dengan dokter.
Di sisi lain, jika keputihan disertai bau tidak sedap, warna yang tidak normal, atau rasa gatal, sebaiknya segera periksa ke dokter karena bisa jadi ini adalah tanda infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.
Jangan ragu untuk mendapatkan informasi lebih lengkap dan akurat dengan berkonsultasi pada tenaga medis yang kompeten.
Baca Juga: Ini Tanda Penyakit Menular Seksual Sudah Menginfeksi di Mulut
Cara Mengatasi Keputihan Setelah Berhubungan
Jika keputihan tersebut disertai gejala tidak biasa seperti bau tak sedap, warna yang tidak normal, atau rasa gatal, langkah penanganan yang tepat diperlukan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengatasi keputihan setelah berhubungan:
1. Jaga Kebersihan Area Intim
- Bersihkan area vagina dengan air hangat setelah berhubungan.
- Hindari penggunaan sabun dengan pewangi atau bahan kimia keras yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.
- Pastikan mengeringkan area intim dengan handuk bersih agar tidak lembap, karena kelembapan dapat memicu pertumbuhan jamur.
2. Gunakan Kondom Selama Hubungan Seksual
Menggunakan kondom dapat membantu mencegah penyebaran bakteri atau infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan keputihan abnormal.
3. Konsumsi Makanan Kaya Probiotik
Probiotik seperti yogurt atau suplemen probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina, sehingga mengurangi risiko infeksi yang menyebabkan keputihan.
4. Hindari Penggunaan Produk yang Menyebabkan Iritasi
Pelumas, spermisida, atau bahan lateks pada kondom dapat menyebabkan iritasi yang memicu keputihan. Pilih produk berbasis air dan bebas pewangi untuk meminimalkan risiko.
Baca Juga: Keputihan Saat Hamil, Apakah Hal Ini Berbahaya?
5. Hindari Douching
Douching atau membersihkan vagina dengan cairan tertentu dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina, sehingga memicu infeksi dan keputihan yang tidak normal.
6. Konsultasi dengan Dokter
Jika keputihan disertai gejala seperti:
- Bau amis atau busuk.
- Warna kekuningan, kehijauan, atau abu-abu.
- Gatal, iritasi, atau nyeri pada vagina.
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Dokter dapat memberikan antibiotik atau antijamur jika keputihan disebabkan oleh infeksi.
7. Jaga Pola Hidup Sehat
- Perbanyak minum air putih untuk membantu proses detoksifikasi tubuh.
- Konsumsi makanan bergizi, seperti sayur dan buah yang kaya vitamin C, untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Hindari stres berlebihan, karena stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon yang berdampak pada produksi cairan vagina.
8. Gunakan Pakaian Dalam yang Nyaman
Pilih pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat dan memungkinkan sirkulasi udara. Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat atau berbahan sintetis.
9. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin dengan dokter kandungan dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan pada area reproduksi sejak dini.
Baca Juga: Perawatan Trikomoniasis Terbaik di Klinik Utama Pandawa
Keputihan Abnormal? Atasi Bersama Klinik Utama Pandawa
Masalah keputihan abnormal, seperti berbau tidak sedap, berwarna aneh, atau disertai rasa gatal, bisa menjadi tanda infeksi atau gangguan kesehatan pada organ intim Anda.
Jangan abaikan kondisi ini! Klinik Utama Pandawa hadir dengan layanan terbaik yang ditangani oleh dokter spesialis ginekologi dan menggunakan teknologi medis modern. Kami siap membantu Anda menemukan solusi yang tepat dan aman.
Segera konsultasikan masalah Anda di Klinik Utama Pandawa dan kembalikan kesehatan serta kenyamanan Anda. Klik link di bawah untuk konsultasi online gratis dan reservasi!
Referensi
- MedicineNet (N/A), Is It Normal to Have Discharge After Sex?
- MedicalNewsToday (2020), What can cause discharge after sex?