parafimosis

Parafimosis: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya

Masalah kesehatan pada organ intim memang seringkali membuat seseorang enggan untuk membicarakannya, apalagi jika terjadi pada pria.

Salah satu kondisi yang cukup serius namun masih kurang dikenal adalah parafimosis. Meski terdengar asing, parafimosis bisa menyebabkan rasa nyeri hebat dan bahkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.

Anak laki-laki yang belum disunat juga bisa mengalami parafimosis, terutama saat orang tua menarik kulup saat membersihkan penis. Jika anak mengeluh nyeri atau Anda melihat pembengkakan yang tidak biasa di area penis, segera bawa ke dokter.

Artikel ini akan mengupas tuntas seputar parafimosis, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara penanganannya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.

Apa Itu Parafimosis?

Parafimosis adalah kondisi medis yang terjadi pada pria yang belum disunat, di mana kulup (lapisan kulit yang menutupi kepala penis) tertarik ke belakang dan tidak bisa dikembalikan ke posisi semula.

Akibatnya, aliran darah ke kepala penis bisa terganggu, menyebabkan pembengkakan, rasa sakit, hingga risiko jaringan mati (nekrosis) jika tidak segera diatasi.

Kondisi ini berbeda dengan fimosis. Jika fimosis adalah ketika kulup tidak bisa ditarik ke belakang sama sekali, maka parafimosis justru terjadi ketika kulup sudah tertarik dan tidak bisa kembali ke posisi semula.

Gejala Parafimosis

Gejala parafimosis bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, tetapi beberapa tanda yang umum ditemukan meliputi:

  1. Pembengkakan
  2. Rasa sakit yang hebat
  3. Kulit penis yang tampak berkilau
  4. Kesulitan buang air kecil
  5. Perubahan warna kepala penis

Penyebab Parafimosis

Parafimosis biasanya terjadi pada pria yang belum disunat, tetapi juga bisa terjadi pada pria yang sudah disunat jika mereka mengalami masalah dengan kulup mereka. Beberapa penyebab utama parafimosis meliputi:

  1. Kulup yang terlalu ketat
  2. Trauma atau cedera
  3. Kurangnya pelumasan
  4. Kurangnya perhatian setelah prosedur medis
  5. Infeksi atau peradangan

Parafimosis Bisa Terjadi pada Siapa Saja?

Parafimosis umumnya terjadi pada pria yang belum menjalani sunat (sirkumsisi), baik anak-anak maupun orang dewasa.

Namun, pria dewasa atau lansia yang memiliki penyakit tertentu atau sedang dirawat di rumah sakit juga memiliki risiko lebih tinggi, terutama jika penggunaan kateter tidak dilakukan dengan hati-hati.

Konsultasi Dokter Online CTA

Penanganan Parafimosis

Penanganan parafimosis tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa lama kondisi ini sudah berlangsung. Berikut adalah beberapa metode yang biasa dilakukan:

1. Kompres Dingin

Untuk kasus ringan, dokter bisa menyarankan kompres dingin atau balutan es di area yang bengkak guna mengurangi pembengkakan, sehingga kulup bisa dikembalikan ke posisi semula secara manual.

2. Penekanan Manual

Jika pembengkakan sudah berkurang, dokter akan mencoba mendorong kulup kembali ke posisi awal dengan hati-hati. Prosedur ini bisa cukup menyakitkan, sehingga biasanya dilakukan dengan bantuan anestesi lokal.

3. Insisi atau Sayatan

Jika kulup benar-benar tidak bisa dikembalikan secara manual dan pembengkakan sangat parah, dokter bisa melakukan sayatan kecil untuk melepaskan tekanan dan memungkinkan kulit kembali ke tempatnya.

4. Sirkumsisi (Sunat)

Pada kasus berulang atau kondisi yang parah, dokter biasanya akan menyarankan tindakan sunat. Ini merupakan solusi jangka panjang agar parafimosis tidak terjadi lagi.

Pencegahan Parafimosis

Mencegah lebih baik daripada mengobatinya. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah parafimosis:

  • Selalu kembalikan kulup ke posisi semula setelah ditarik ke belakang saat membersihkan penis atau setelah pemeriksaan medis.
  • Hindari menarik kulup secara paksa, terutama pada anak-anak.
  • Jaga kebersihan area genital untuk mencegah infeksi.
  • Edukasi diri dan pasangan tentang perawatan kulup yang benar.

Perawatan Setelah Penanganan

Setelah prosedur selesai, pasien akan diberi obat-obatan untuk mencegah infeksi dan meredakan nyeri, seperti:

  • Antibiotik (jika ada risiko infeksi)
  • Obat pereda nyeri seperti paracetamol
  • Salep antiseptik untuk mempercepat penyembuhan luka

Dokter juga akan menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan organ intim, menghindari aktivitas seksual untuk sementara waktu, dan melakukan kontrol lanjutan jika dibutuhkan.

Apakah Parafimosis Bisa Sembuh Sendiri?

Parafimosis biasanya tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan memerlukan penanganan medis segera. Tanpa pengobatan yang tepat, kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan sirkulasi darah pada kepala penis, kerusakan jaringan, atau infeksi.

Pada kasus ringan dengan pembengkakan minimal, kulup mungkin bisa diposisikan kembali dengan bantuan pelumasan atau teknik medis yang dilakukan oleh tenaga medis.

Namun, jika kondisi ini tidak ditangani dengan cepat, risiko kerusakan permanen atau infeksi meningkat. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala, agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Atasi Parafimosis dengan Sunat Laser, Solusi Cepat dan Tepat di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Klinik Utama Pandawa menawarkan layanan sunat laser terbaik dengan harga terjangkau, didukung oleh spesialis bedah plastik dan umum berpengalaman dan teknologi canggih. 

Proses sunat menggunakan metode laser ini tidak hanya minim nyeri, tetapi juga mempercepat masa penyembuhan dibandingkan dengan metode konvensional. 

Klinik Utama Pandawa berkomitmen memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi pasien, serta menjaga kualitas perawatan dengan standar tertinggi. 

Dengan biaya yang kompetitif, klinik kami menjadi pilihan tepat bagi Anda yang mencari solusi sunat laser yang berkualitas tanpa menguras kantong. Anda cukup merogoh kocek sekitar Rp3 jutaan saja untuk melakukan prosedur sunat laser terbaik, cepat, dan aman.