Penyakit Sifilis (Raja Singa): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Sifilis (raja singa) adalah infeksi bakteri yang umumnya menyebar melalui hubungan seksual tanpa pelindung dengan seseorang yang terinfeksi.
Penyakit ini dikenal sebagai “penyakit seribu wajah” karena gejalanya bisa sangat bervariasi dan mirip dengan penyakit lain. Sifilis seringkali sulit untuk terdiagnosis tanpa pemeriksaan medis yang tepat.
Apa Itu Sifilis?
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang berkembang melalui beberapa tahap, yaitu tahap primer, sekunder, laten, dan tersier.
Sifilis dapat menular melalui kontak langsung dengan luka yang terinfeksi, terutama selama hubungan seksual vaginal, anal, atau oral.
Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan pada organ tubuh seperti jantung, otak, dan sistem saraf.
Sifilis bisa tetap aktif dalam tubuh meskipun tidak ada gejala yang terlihat. Pada tahap laten, bakteri Treponema pallidum tetap ada dalam tubuh meskipun tidak menyebabkan gejala apa pun.
Tahap ini dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa disadari oleh penderitanya, namun infeksi masih bisa ditularkan ke orang lain.
Penyebab Sifilis
Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum sebuah bakteri spiral (spirochete) yang sangat tipis dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan luka terbuka atau lesi yang terinfeksi.
Bakteri ini umumnya menyebar melalui hubungan seksual, dan juga dapat menular dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan. Treponema pallidum sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan dan hanya dapat bertahan hidup dalam tubuh manusia.
Salah satu aspek berbahaya dari Treponema pallidum adalah kemampuannya untuk menular ke janin yang sedang berkembang melalui infeksi kongenital sifilis, yang dapat menyebabkan kelahiran prematur, kelainan lahir, atau bahkan kematian bayi.
Treponema pallidum memiliki kemampuan untuk menghindari respons imun tubuh dengan cara bersembunyi di dalam sel-sel tubuh dan menghindari deteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Ini membuat sifilis dapat berkembang tanpa menimbulkan gejala untuk waktu yang lama.
Baca Juga: Waspada, Sifilis Juga Bisa Menular pada Bayi Anda
Faktor Risiko Sifilis
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya sifilis:
- Hubungan seksual tanpa pelindung
- Jumlah pasangan seksual
- Kondisi kesehatan atau imunitas menurun
- Pernah mengidap penyakit infeksi menular seksual lainnya
Dengan memahami penyebab dan faktor risiko sifilis, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ini berguna untuk melindungi kesehatan seksual dan mencegah infeksi.




Gejala yang Timbul Akibat Penyakit Sifilis
Mengetahui gejala pada setiap tahap dapat membantu Anda mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat lebih awal. Berikut adalah uraian lengkap mengenai gejala sifilis berdasarkan tahapan infeksinya:
1. Gejala Sifilis Primer
Tahap pertama sifilis dikenal sebagai sifilis primer. Gejala utama pada tahap ini adalah:
- Chancre (Luka Primer): Munculnya luka atau ulkus yang tidak nyeri di area genital, rektum, atau mulut adalah tanda khas dari sifilis primer. Chancre biasanya berbentuk bulat, keras, dan dapat berukuran beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.
- Luka Sederhana: Chancre dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3 hingga 6 minggu tanpa pengobatan, tetapi bakteri tetap ada dalam tubuh.
2. Gejala Sifilis Sekunder
Jika sifilis primer tidak mendapat pengobatan, infeksi akan masuk ke tahap kedua, yaitu sifilis sekunder. Gejala pada tahap ini umumnya meliputi:
- Ruam Kulit: Ruam sifilis biasanya muncul sebagai bintik-bintik merah muda atau coklat di seluruh tubuh, termasuk di telapak tangan dan telapak kaki. Ruam ini bisa muncul di satu atau beberapa tempat.
- Kelenjar Getah Bening Membengkak: Pembengkakan kelenjar getah bening di area panggul, ketiak, atau leher adalah gejala umum pada tahap ini.
- Luka di Mulut dan Area Genital: Munculnya lesi atau luka di area genital atau mulut.
- Gejala Umum: Rasa lelah, demam, sakit tenggorokan, dan nyeri otot adalah gejala umum yang dapat menyertai sifilis sekunder.
3. Gejala Sifilis Laten
Tahap laten adalah periode tanpa gejala di mana infeksi tetap ada dalam tubuh, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda. Gejala tidak terlihat pada tahap ini, tetapi infeksi tetap aktif dan dapat berkembang menjadi sifilis tersier jika tidak diobati.
- Tanpa Gejala: Pada tahap ini, pasien biasanya tidak mengalami gejala yang jelas, meskipun bakteri masih ada di dalam tubuh.
4. Gejala Sifilis Tersier
Jika sifilis tidak diobati dan berkembang menjadi sifilis tersier, dapat menimbulkan komplikasi serius yang mempengaruhi berbagai organ tubuh. Gejala sifilis tersier meliputi:
- Gumma: Lesi atau benjolan lunak yang dapat terbentuk di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, tulang, dan organ internal.
- Kerusakan Jantung: Masalah pada aorta (pembuluh darah utama dari jantung) yang dapat menyebabkan aneurisma aorta atau gangguan fungsi jantung.
- Gangguan Neurologis: Terjadi pada sifilis neurosifilis, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, demensia, atau gangguan koordinasi motorik.
- Kerusakan Organ Internal: Sifilis tersier dapat mempengaruhi organ-organ internal, termasuk hati dan ginjal, menyebabkan kerusakan organ yang signifikan.
Baca Juga: Muncul Gejala Sifilis? Ini Biaya Suntik Sifilis di Klinik


Cara Mengobati Penyakit Sifilis
Metode yang umum tim medis gunakan sebagai pengobatan penyakit sifilis adalah pemberian antibiotik.
Antibiotik adalah metode utama untuk mengobati penyakit menular seksual ini. Pengobatan antibiotik sangat efektif, terutama jika diberikan pada tahap awal infeksi. Berikut adalah beberapa opsi antibiotik yang umum digunakan.
Dengan pengobatan dan perawatan sifilis yang benar dan perhatian medis yang tepat, penyakit dapat terobati dengan sukses dan komplikasi dapat Anda cegah.
Jika sifilis tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi tahap tersier yang berbahaya, yang terjadi 10–30 tahun setelah infeksi awal.
Pada tahap ini, sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ, termasuk jantung (sifilis kardiovaskular), otak (neurosifilis), dan bahkan dapat mengarah pada kematian.
Diagnosa Sifilis
Sifilis didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes mikroskopis. Dokter akan memeriksa lesi pada area genital atau mulut yang mungkin menunjukkan sifilis, terutama pada tahap primer.
Tes darah serologi, seperti RPR atau VDRL, digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, penyebab sifilis. Jika tes awal positif, tes lanjutan menggunakan TPHA atau FTA-ABS dilakukan untuk konfirmasi.
Dalam beberapa kasus, tes mikroskopis dari luka atau pemeriksaan cairan serebrospinal juga dapat digunakan, terutama jika sifilis memengaruhi sistem saraf. Diagnosis dini penting untuk mencegah komplikasi serius.
Jika Anda atau keluarga tersayang memiliki tanda-tanda sifilis, segera lakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut di klinik sifilis: Klinik Utama Pandawa.
Baca Juga: Biaya Pengobatan Penyakit Sifilis (Raja Singa) di Klinik
Sembuhkan Penyakit Sifilis dengan Pengobatan Tepat di Klinik Utama Pandawa


Klinik Utama Pandawa menawarkan pengobatan penyakit kelamin, termasuk sifilis dengan pendekatan yang efektif dan berfokus pada penyembuhan menyeluruh.
Setelah diagnosis yang tepat melalui tes darah dan pemeriksaan medis, dokter akan meresepkan antibiotik, umumnya penisilin, yang merupakan terapi utama untuk mengatasi infeksi sifilis.
Klinik kami memastikan pengobatan sesuai dengan stadium sifilis dan memantau respons pasien terhadap terapi untuk memastikan infeksi sembuh total.
Selain pengobatan, Klinik Utama Pandawa juga memberikan edukasi mengenai pencegahan penularan dan pentingnya pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lebih lanjut.
Dengan fasilitas yang modern dan tenaga medis berpengalaman, klinik kami berkomitmen untuk mengatasi sifilis secara tuntas dan mencegah komplikasi di masa depan.


Referensi
- Tertiary Syphilis, From: https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/tertiary-syphilis.htm . Accessed
- September 2024.What is syphilis?, From: https://dermnetnz.org/topics/syphilis . Accessed September 2024.