Penyakit Sifilis: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatan
Sifilis adalah infeksi bakteri yang umumnya menyebar melalui hubungan seksual tanpa pelindung dengan seseorang yang terinfeksi.
Sifilis dapat berkembang dalam beberapa tahap, dan tanpa pengobatan yang tepat, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi serius dan berdampak pada berbagai organ tubuh.
Penyakit ini dikenal sebagai “penyakit seribu wajah” karena gejalanya bisa sangat bervariasi dan mirip dengan penyakit lain. Sifilis seringkali sulit untuk terdiagnosis tanpa pemeriksaan medis yang tepat.
Penyebab dan Faktor Risiko Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui kontak langsung dengan luka atau chancre pada orang yang terinfeksi.
Bakteri ini umumnya menyebar melalui hubungan seksual, tetapi juga dapat menular dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya sifilis:
- Hubungan Seksual Tanpa Pelindung: Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom dengan pasangan yang tidak diketahui status kesehatannya dapat meningkatkan risiko terkena sifilis.
- Jumlah Pasangan Seksual: Memiliki banyak pasangan seksual dapat meningkatkan risiko terpapar bakteri penyebab sifilis.
- Kondisi Kesehatan: Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit lain seperti HIV dapat meningkatkan risiko terinfeksi sifilis.
- Sejarah Infeksi Menular Seksual: Pernah mengalami infeksi menular seksual sebelumnya dapat meningkatkan kemungkinan terkena sifilis.
Dengan memahami penyebab dan faktor risiko sifilis, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ini berguna untuk melindungi kesehatan seksual dan mencegah infeksi.
Baca Juga: Muncul Gejala Sifilis? Ini Biaya Suntik Sifilis di Klinik
Gejala yang Timbul Akibat Penyakit Sifilis
Mengetahui gejala pada setiap tahap dapat membantu Anda mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat lebih awal. Berikut adalah uraian lengkap mengenai gejala sifilis berdasarkan tahapan infeksinya:
1. Gejala Sifilis Primer
Tahap pertama sifilis dikenal sebagai sifilis primer. Gejala utama pada tahap ini adalah:
- Chancre (Luka Primer): Munculnya luka atau ulkus yang tidak nyeri di area genital, rektum, atau mulut adalah tanda khas dari sifilis primer. Chancre biasanya berbentuk bulat, keras, dan dapat berukuran beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.
- Luka Sederhana: Chancre dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3 hingga 6 minggu tanpa pengobatan, tetapi bakteri tetap ada dalam tubuh.
2. Gejala Sifilis Sekunder
Jika sifilis primer tidak mendapat pengobatan, infeksi akan masuk ke tahap kedua, yaitu sifilis sekunder. Gejala pada tahap ini umumnya meliputi:
- Ruam Kulit: Ruam sifilis biasanya muncul sebagai bintik-bintik merah muda atau coklat di seluruh tubuh, termasuk di telapak tangan dan telapak kaki. Ruam ini bisa muncul di satu atau beberapa tempat.
- Kelenjar Getah Bening Membengkak: Pembengkakan kelenjar getah bening di area panggul, ketiak, atau leher adalah gejala umum pada tahap ini.
- Luka di Mulut dan Area Genital: Munculnya lesi atau luka di area genital atau mulut.
- Gejala Umum: Rasa lelah, demam, sakit tenggorokan, dan nyeri otot adalah gejala umum yang dapat menyertai sifilis sekunder.
3. Gejala Sifilis Laten
Tahap laten adalah periode tanpa gejala di mana infeksi tetap ada dalam tubuh, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda. Gejala tidak terlihat pada tahap ini, tetapi infeksi tetap aktif dan dapat berkembang menjadi sifilis tersier jika tidak diobati.
- Tanpa Gejala: Pada tahap ini, pasien biasanya tidak mengalami gejala yang jelas, meskipun bakteri masih ada di dalam tubuh.
4. Gejala Sifilis Tersier
Jika sifilis tidak diobati dan berkembang menjadi sifilis tersier, dapat menimbulkan komplikasi serius yang mempengaruhi berbagai organ tubuh. Gejala sifilis tersier meliputi:
- Gumma: Lesi atau benjolan lunak yang dapat terbentuk di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, tulang, dan organ internal.
- Kerusakan Jantung: Masalah pada aorta (pembuluh darah utama dari jantung) yang dapat menyebabkan aneurisma aorta atau gangguan fungsi jantung.
- Gangguan Neurologis: Terjadi pada sifilis neurosifilis, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, demensia, atau gangguan koordinasi motorik.
- Kerusakan Organ Internal: Sifilis tersier dapat mempengaruhi organ-organ internal, termasuk hati dan ginjal, menyebabkan kerusakan organ yang signifikan.
Baca Juga: Waspada, Sifilis Juga Bisa Menular pada Bayi Anda
Cara Pengobatan Sifilis
Berikut adalah beberapa metode yang umum tim medis gunakan sebagai pengobatan penyakit sifilis:
1. Pengobatan Utama untuk Sifilis
Antibiotik adalah metode utama untuk mengobati penyakit menular seksual ini. Pengobatan antibiotik sangat efektif, terutama jika diberikan pada tahap awal infeksi. Berikut adalah beberapa opsi antibiotik yang umum digunakan:
- Penicillin: Penicillin adalah antibiotik yang paling sering diresepkan untuk mengobati sifilis. Untuk sifilis primer, sekunder, dan laten, pengobatan umumnya melibatkan suntikan penicillin benzathine. Dosis yang diberikan biasanya adalah satu suntikan tunggal, tetapi dalam beberapa kasus, dosis tambahan mungkin diperlukan.
- Doxycycline atau Tetracycline: Untuk pasien yang alergi terhadap penicillin, doxycycline atau tetracycline bisa menjadi alternatif. Obat ini biasanya diberikan dalam bentuk pil dan dikonsumsi selama 14-28 hari, tergantung pada tahap infeksi.
- Azithromycin: Azithromycin adalah opsi lain untuk pasien yang tidak dapat menggunakan penicillin atau tetracycline, meskipun penggunaannya tidak selalu dianjurkan karena resistensi bakteri yang mungkin terjadi.
2. Pengobatan Berdasarkan Tahapan Sifilis
- Sifilis Primer dan Sekunder: Untuk infeksi pada tahap ini, satu suntikan penicillin benzathine biasanya cukup. Jika sifilis tidak diobati sebelumnya, dosis tunggal ini sering kali menyembuhkan infeksi.
- Sifilis Laten (Tahap Awal): Untuk sifilis laten yang belum menimbulkan kerusakan organ, penicillin benzathine masih merupakan pengobatan utama. Pengobatan biasanya dilakukan dengan satu hingga tiga suntikan, tergantung pada lamanya infeksi laten.
- Sifilis Tersier: Sifilis tersier, terutama jika melibatkan neurosifilis atau sifilis kardiovaskular, mungkin memerlukan pengobatan yang lebih intensif. Biasanya melibatkan penicillin intravena (IV) selama 10-14 hari untuk memastikan pengobatan yang menyeluruh.
Dengan pengobatan dan perawatan sifilis yang benar dan perhatian medis yang tepat, penyakit dapat terobati dengan sukses dan komplikasi dapat Anda cegah.
Baca Juga: Biaya Pengobatan Penyakit Sifilis (Raja Singa) di Klinik
Atasi Penyakit Sifilis di Klinik Utama Pandawa
Klinik Utama Pandawa menawarkan pengobatan penyakit kelamin, termasuk sifilis dengan pendekatan yang efektif dan berfokus pada penyembuhan menyeluruh.
Setelah diagnosis yang tepat melalui tes darah dan pemeriksaan medis, dokter akan meresepkan antibiotik, umumnya penisilin, yang merupakan terapi utama untuk mengatasi infeksi sifilis.
Klinik kami memastikan pengobatan sesuai dengan stadium sifilis dan memantau respons pasien terhadap terapi untuk memastikan infeksi sembuh total.
Selain pengobatan, Klinik Utama Pandawa juga memberikan edukasi mengenai pencegahan penularan dan pentingnya pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kemungkinan infeksi lebih lanjut.
Dengan fasilitas yang modern dan tenaga medis berpengalaman, klinik kami berkomitmen untuk mengatasi sifilis secara tuntas dan mencegah komplikasi di masa depan.
Referensi
- Tertiary Syphilis, From: https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/tertiary-syphilis.htm . Accessed
- September 2024.What is syphilis?, From: https://dermnetnz.org/topics/syphilis . Accessed September 2024.