Hati-Hati, Disfungsi Ereksi Bisa Picu Pasangan Selingkuh
Disfungsi ereksi bukan hanya masalah fisik, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan emosional dan seksual dalam sebuah pasangan, seperti selingkuh.
Ketika seorang pria mengalami disfungsi ereksi, tidak hanya kesehatan tubuh yang terpengaruh, tetapi juga dinamika dalam hubungan dengan pasangan. Salah satu dampak yang jarang dibicarakan adalah kemungkinan terjadinya perselingkuhan.
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi di mana seorang pria kesulitan mempertahankan ereksi yang cukup keras dan lama untuk melakukan hubungan seksual.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah fisik seperti diabetes, penyakit jantung, hingga masalah psikologis seperti stres, depresi, dan kecemasan.
Hubungan Antara Disfungsi Ereksi dan Selingkuh
Meski pada dasarnya merupakan masalah kesehatan fisik atau psikologis, disfungsi ereksi sering kali membawa dampak emosional dan sosial yang lebih luas, termasuk pada hubungan.
Menurut Priority Men’s Medical Centre, Kadar testosteron puncak seorang pria biasanya turun sekitar 1% setiap tahun setelah usia 30 tahun.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa 40% pria di atas usia 40 tahun cenderung mengalami setidaknya disfungsi ereksi ringan atau impotensi, yang dapat menurunkan minat mereka untuk melakukan hubungan seksual.
Salah satu konsekuensi dari hal ini yang tidak jarang terjadi adalah perselingkuhan. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara keduanya:
1. Kurangnya Kepuasan Seksual
Kehidupan seksual yang terganggu akibat DE dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam hubungan. Ketika kebutuhan seksual salah satu pasangan tidak terpenuhi, perasaan frustrasi dan kesepian dapat muncul, yang berpotensi membuka peluang untuk mencari kepuasan di luar hubungan.
2. Gangguan Kepercayaan Diri
Pria yang mengalami disfungsi ereksi sering kali merasa malu atau rendah diri. Mereka mungkin merasa tidak lagi mampu memenuhi ekspektasi pasangan, yang akhirnya menciptakan jarak emosional dalam hubungan.
3. Kurangnya Komunikasi
Topik tentang disfungsi ereksi sering kali dianggap tabu. Pasangan yang menghindari pembicaraan tentang masalah ini berisiko kehilangan kedekatan emosional. Ketegangan yang tidak diatasi dapat memicu keinginan untuk mencari hubungan baru yang terasa lebih “ringan” dan bebas dari tekanan.
4. Rasa Diabaikan dari Pasangan
Sebaliknya, pasangan yang tidak mendapatkan perhatian emosional atau fisik akibat DE bisa merasa tidak dihargai. Jika perasaan ini terus dibiarkan, dorongan untuk mencari validasi di luar hubungan atau selingkuh menjadi lebih besar.
Disfungsi ereksi dapat menjadi tantangan besar dalam hubungan, terutama jika tidak mendapat penanganan yang baik dan tepat.
Baca Juga: Sperma Encer, Apakah Kondisi Ini Normal?
Benarkah Selingkuh Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?
Selingkuh ternyata dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap disfungsi ereksi, terutama jika dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis.
Ketika seseorang berselingkuh, rasa cemas, bersalah, atau stres karena takut ketahuan sering kali memengaruhi kesehatan mental dan fisik.
Kondisi ini dapat mengganggu fungsi saraf dan aliran darah yang diperlukan untuk ereksi, sehingga memicu masalah disfungsi ereksi.
Selain itu, hubungan yang tidak sehat dan konflik emosional juga dapat menurunkan gairah seksual, yang akhirnya memengaruhi kemampuan untuk mempertahankan ereksi.
Pria dengan disfungsi ereksi kemungkinan besar memiliki kepercayaan diri yang rendah. Dilansir dari UpGuys, masyarakat sering mengaitkan maskulinitas dengan “jumlah hubungan seks”, jadi ketika seorang pria tidak melakukan hubungan seks, dia mungkin merasa bahwa kejantanannya dipertanyakan.
Beberapa pria menggunakan perselingkuhan untuk “membuktikan” kejantanan mereka kepada diri mereka sendiri atau orang lain.
Tidak hanya itu, selingkuh juga dapat memperbesar risiko infeksi penyakit menular seksual (PMS), yang secara langsung bisa memengaruhi kesehatan organ reproduksi.
Infeksi seperti gonore atau klamidia, misalnya, dapat menyebabkan peradangan atau kerusakan pada jaringan yang berperan dalam ereksi.
Oleh karena itu, menjaga kesetiaan dalam hubungan tidak hanya penting untuk kesehatan emosional, tetapi juga kesehatan fisik.
Jika mengalami disfungsi ereksi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengobati Disfungsi Ereksi
Pengobatan DE akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasari. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan antara lain:
1. Obat-obatan
- Inhibitor PDE5: Obat kuat pria seperti sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), dan vardenafil (Levitra) merupakan obat yang paling umum digunakan. Obat-obatan ini bekerja dengan meningkatkan aliran darah ke penis.
- Obat suntik: Alprostadil adalah obat yang disuntikkan langsung ke penis untuk memicu ereksi.
- Pil atau gel yang diaplikasikan pada penis: Obat ini mengandung bahan aktif yang sama dengan obat suntik.
2. Terapi Vakum
Alat vakum digunakan untuk menciptakan tekanan negatif pada penis, sehingga darah terdorong ke penis dan menyebabkan ereksi.
3. Implan Penis
Implan penis adalah perangkat mekanis yang ditanamkan di dalam penis untuk membantu ereksi.
4. Terapi Hormonal
Jika DE disebabkan oleh kekurangan hormon testosteron, terapi hormonal dapat diberikan.
5. Terapi Psikologis
Terapi perilaku kognitif, terapi pasangan, atau terapi seks dapat membantu mengatasi masalah psikologis yang mendasari DE, seperti kecemasan atau depresi.
6. Perubahan Gaya Hidup
- Olahraga secara teratur: Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan kesehatan jantung.
- Menjaga berat badan ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko DE.
- Mengurangi stres: Stres dapat mengganggu fungsi seksual.
- Berhenti merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan memperburuk DE.
- Mengurangi konsumsi alkohol: Alkohol dapat mengganggu fungsi ereksi.
Sebelum memulai pengobatan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga pemeriksaan tambahan seperti tes darah atau tes urine untuk mengetahui penyebab DE.
Baca Juga: Jangan Khawatir, Ini Cara Mengatasi Ejakulasi Dini pada Pria
Jangan Sampai Hubungan Anda Retak? Atasi Beragam Masalah Kejantanan di Klinik Utama Pandawa
Jangan biarkan masalah kejantanan mengganggu keharmonisan hubungan Anda! Klinik Utama Pandawa hadir dengan solusi terbaik untuk mengatasi berbagai masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, hingga gangguan hormon.
Dengan dukungan dokter spesialis andrologi Jakarta dan teknologi medis terkini, kami siap membantu Anda mengembalikan kepercayaan diri dan performa terbaik Anda.
Jangan tunda lagi, segera kunjungi Klinik Utama Pandawa dan wujudkan kembali hubungan yang harmonis dan penuh kebahagiaan!
Referensi
- UpGuys (N/A), Erectile Dysfunction And Affairs: How To Improve Your Sex Life.
- Priority Men’s Medical Centre (2022), ED and Affairs: 5 Common Signs Your Partner May Be Cheating