Mengenal Pruritus: Lebih dari Sekadar Gatal
Gatal pada kulit dalam dunia medis disebut sebagai pruritus. Sensasi gatal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh maupun dari luar.
Lesi kulit yang muncul akibat pruritus bisa beragam, seperti kemerahan, bintil, bintil bernanah, biduran, atau benjolan, yang apabila digaruk dapat menyebabkan lecet atau luka.
Pruritus, atau yang lebih dikenal dengan istilah gatal, adalah sensasi yang menyebabkan seseorang merasa ingin menggaruk area kulit tertentu. Sensasi ini bisa ringan, tetapi juga dapat sangat mengganggu.
Gatal bisa bersifat sementara atau kronis, tergantung pada penyebabnya. Pruritus dapat terjadi pada siapa saja.
Namun seringkali berhubungan dengan kondisi medis tertentu, baik itu penyakit kulit, gangguan internal, maupun reaksi alergi.
Pruritus biasanya disebabkan oleh masalah pada kulit, seperti kulit yang kering, eksim, atau reaksi alergi. Selain itu, pruritus juga dapat dipicu oleh faktor lain, seperti penyakit kuning, gangguan saraf, dan masalah pada ginjal.
Apa Itu Pruritus?
Pruritus adalah kondisi kulit gatal yang sering disertai dengan lesi kulit, seperti ruam kemerahan, bintil bernanah, biduran, benjolan, lenting, atau luka dan lecet akibat garukan.
Pruritus bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kulit kering, alergi, kontak dengan zat tertentu, infeksi jamur atau bakteri, infestasi parasit, gigitan serangga, serta masalah sistemik seperti gagal ginjal, gangguan empedu, dan gangguan hati.
Biasanya, pruritus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan, namun jika disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, perawatan atau pengobatan yang tepat diperlukan.

Baca Juga : Muncul Bintik Merah Gatal Menyebar? Ini 7 Penyebabnya!
Penyebab Pruritus
Pruritus (gatal) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan masalah kulit maupun kondisi medis lainnya. Berikut adalah beberapa penyebab pruritus yang umum:
1. Masalah Kulit
- Kulit Kering: Kulit kering merupakan kulit yang kehilangan kelembapan bisa menjadi kasar dan gatal.
- Eksim (Dermatitis): Eksim memiliki dua tipe yakni eksim basah dan eksim kering Penyakit kulit yang menyebabkan peradangan, kemerahan, dan gatal.
- Psoriasis: Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun yang mengakibatkan sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat, menyebabkan sisik dan gatal.
- Urtikaria (Biduran): Biduran merupakan reaksi alergi yang menghasilkan bentol-bentol merah dan rasa gatal.
- Kudis (Scabies): Scabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau yang menggali ke dalam kulit, menyebabkan gatal hebat.
2. Infeksi
- Infeksi Jamur: Seperti kurap atau kandidiasis, yang menyebabkan gatal pada area tertentu.
- Infeksi Bakteri: Beberapa infeksi, seperti impetigo atau folikulitis, dapat menyebabkan kulit terasa gatal.
3. Reaksi Alergi dan Iritasi
- Alergi terhadap Makanan atau Obat: Alergi terhadap makanan tertentu atau obat-obatan bisa menyebabkan gatal.
- Iritasi dari Sabun atau Kosmetik: Penggunaan produk yang keras atau bahan kimia tertentu bisa menyebabkan reaksi gatal.
4. Penyakit Sistemik
- Penyakit Hati: Kondisi seperti sirosis hati atau hepatitis bisa menyebabkan gatal pada kulit.
- Penyakit Ginjal: Gagal ginjal kronis sering dikaitkan dengan gatal pada kulit.
- Penyakit Tiroid: Hipotiroidisme atau gangguan tiroid lainnya dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.
- Diabetes Mellitus: Gula darah yang tinggi bisa mempengaruhi kelembapan kulit, menyebabkan rasa gatal.
5. Infestasi Parasit
- Gigitan Serangga: Gigitan dari nyamuk, kutu, atau serangga lainnya dapat menyebabkan gatal pada kulit.
- Infestasi Parasit: Seperti tungau atau kutu rambut, yang dapat menyebabkan gatal.
6. Kondisi Psikologis
- Stres atau Kecemasan: Gangguan psikologis bisa memperburuk rasa gatal, meskipun tidak ada masalah fisik yang mendasari.
7. Efek Samping Obat
- Beberapa obat, seperti antibiotik atau obat penghilang rasa sakit, dapat menyebabkan efek samping berupa gatal pada kulit.
8. Kondisi Lainnya
- Kehamilan: Beberapa wanita hamil mengalami gatal pada perut atau area lainnya sebagai bagian dari perubahan hormonal.
- Penuaan: Proses penuaan sering menyebabkan kulit menjadi lebih kering, yang dapat menimbulkan rasa gatal.
Penting untuk mengetahui penyebab pruritus agar dapat mendapatkan pengobatan yang sesuai. Jika gatal berlangsung lama atau disertai gejala lain, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Gejala Pruritus
Gejala utama dari pruritus adalah rasa gatal pada kulit, yang mendorong seseorang untuk menggaruk area yang terasa gatal. Selain itu, gejala lainnya yang sering menyertai pruritus meliputi:
1. Lesi Kulit
- Kemerahan: Kulit bisa tampak merah akibat peradangan yang terjadi karena garukan atau iritasi.
- Bintil atau Bentol: Munculnya benjolan kecil atau bintil di kulit yang terasa gatal.
- Lenting: Kulit dapat membentuk lenting atau gelembung kecil yang terasa gatal.
- Biduran (Urtikaria): Munculnya bentol-bentol merah dan gatal yang dapat muncul dan hilang dalam waktu singkat.
- Luka atau Lecet: Akibat garukan yang berlebihan, kulit dapat terluka, berdarah, atau terinfeksi.
2. Kulit Kering
- Kulit terasa kering dan bersisik, yang sering kali menjadi penyebab gatal. Kulit kering bisa menjadi lebih parah jika tidak dirawat dengan pelembap.
3. Rasa Terbakar atau Perih
- Beberapa orang yang mengalami pruritus mungkin merasakan sensasi terbakar atau perih selain rasa gatal, terutama jika kulit mengalami iritasi atau luka akibat garukan.
4. Gatal pada Area Tertentu
- Gatal bisa terjadi pada satu area tubuh atau menyebar ke seluruh tubuh, tergantung pada penyebabnya.
5. Gejala Sistemik (Jika Pruritus Disebabkan oleh Penyakit Lain)
- Penyakit Hati: Gatal yang terjadi di seluruh tubuh, terutama di tangan dan kaki.
- Penyakit Ginjal: Gatal yang lebih terasa pada malam hari atau tanpa sebab yang jelas.
- Penyakit Tiroid atau Diabetes: Kulit terasa sangat kering, bersisik, dan gatal.
6. Gangguan Tidur
- Karena rasa gatal yang mengganggu, banyak penderita pruritus merasa kesulitan tidur atau tidur yang terganggu.
Jika pruritus berlangsung lama atau semakin parah, atau disertai dengan gejala lain seperti demam, pembengkakan, atau ruam kulit yang tidak sembuh-sembuh, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Faktor Pruritus
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami pruritus (gatal). Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memperburuk atau memicu terjadinya pruritus:
1. Usia Tua
- Seiring bertambahnya usia, kulit cenderung menjadi lebih kering dan lebih tipis, yang meningkatkan risiko mengalami pruritus. Kondisi kulit yang lebih kering ini membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dan gatal.
2. Penyakit Kulit
- Kondisi kulit tertentu, seperti eksim, psoriasis, urtikaria (biduran), atau kudis, dapat meningkatkan risiko pruritus. Penyakit kulit inflamasi sering kali disertai dengan peradangan dan gatal yang hebat.
3. Penyakit Sistemik
- Penyakit Ginjal Kronis: Penderita gagal ginjal sering mengalami gatal pada kulit karena penumpukan produk limbah dalam darah.
- Penyakit Hati: Kondisi seperti sirosis atau hepatitis dapat menyebabkan gatal akibat penurunan fungsi hati.
- Diabetes Mellitus: Gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi kelembapan kulit dan menyebabkan rasa gatal.
- Gangguan Tiroid: Kondisi tiroid yang tidak normal (misalnya hipotiroidisme) dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.
4. Pengaruh Lingkungan
- Cuaca Kering atau Dingin: Udara yang dingin dan kering dapat mengurangi kelembapan kulit, menyebabkan kulit kering dan gatal.
- Paparan Terhadap Iritan: Penggunaan produk pembersih kulit yang keras, seperti sabun atau deterjen, dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada kulit.
5. Riwayat Alergi
- Orang yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, atau bahan kimia tertentu lebih berisiko mengalami pruritus akibat reaksi alergi.
6. Infeksi
- Infeksi jamur (seperti kurap atau kandidiasis), bakteri (seperti impetigo), atau parasit (seperti kutu atau tungau) dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit.
7. Penggunaan Obat-Obatan
- Beberapa obat, seperti antibiotik, obat penghilang rasa sakit, atau obat kemoterapi, dapat menyebabkan efek samping berupa gatal pada kulit.
8. Kehamilan
- Beberapa wanita hamil mengalami gatal pada kulit, terutama di perut, kaki, atau tangan, akibat perubahan hormonal.
9. Kondisi Psikologis
- Stres atau kecemasan dapat memperburuk pruritus, bahkan pada orang yang tidak memiliki masalah kulit yang mendasar. Gatal yang dipicu oleh faktor psikologis disebut pruritus psikogenik.
10. Paparan Serangga atau Parasit
- Gigitan serangga atau infestasi parasit (seperti kutu atau tungau) dapat menyebabkan gatal lokal pada kulit.
11. Obesitas
- Penderita obesitas cenderung memiliki kulit yang lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi, yang dapat menyebabkan gatal.
12. Penyakit Autoimun
- Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus atau skleroderma, dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan meningkatkan risiko pruritus.
Mengenali faktor-faktor risiko ini dapat membantu dalam pencegahan dan pengelolaan pruritus. Jika Anda merasa memiliki faktor risiko tertentu atau mengalami pruritus yang berkepanjangan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca Juga : 11 Penyebab Kulit Bentol, Gatal, dan Berair Bening
Diagnosisi Pruritus
Prosedur diagnosis yang dilakukan antara lain:
- Tes alergi: Dilakukan untuk mengidentifikasi alergen atau bahan tertentu yang dapat memicu munculnya gejala.
- Tes darah: Digunakan untuk mengevaluasi kekurangan vitamin dan mineral atau gangguan pada organ hati, ginjal, atau tiroid.
- Tes pencitraan: Bertujuan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terkait dengan kanker.
- Biopsi kulit: Dilakukan dengan mengambil sampel kulit untuk mencari gangguan yang menyebabkan pruritus.
Pencegahan Pruritus
Pencegahan pruritus dapat dilakukan dengan menghindari faktor risikonya melalui langkah-langkah berikut:
- Memastikan kulit tetap terjaga kelembapannya.
- Mencegah kulit kering dengan rutin menggunakan krim pelembap.
- Menghindari alergen yang dapat memicu timbulnya pruritus.
- Menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan pruritus.
Atasi Pruritus Anda Di Klinik Utama Pandawa

Pengobatan beragam penyakit kulit terbaik di Klinik Utama Pandawa dilakukan dengan pendekatan yang profesional dan berbasis medis.
Klinik Utama Pandawa hadir dengan layanan medis profesional untuk mengatasi berbagai penyakit kulit, mulai dari alergi, eksim, psoriasis, hingga infeksi kulit.
Tim dokter spesialis kulit di Klinik Utama Pandawa menggunakan teknologi modern dan obat-obatan yang efektif, memberikan diagnosis yang akurat serta perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasien.
Dengan layanan yang komprehensif dan fasilitas lengkap, Klinik Utama Pandawa menjadi pilihan utama untuk solusi perawatan kulit yang aman dan berkualitas.
