kondisi tidak boleh cabut gigi

Jangan Asal Cabut Gigi! Berikut 13 Kondisi yang Harus Dihindari

Kondisi tidak boleh cabut gigi merupakan hal yang perlu diketahui oleh setiap pasien sebelum menjalani prosedur ini. Meskipun cabut gigi sering dianggap sebagai tindakan yang sederhana dan rutin, kenyataannya ada beberapa keadaan medis tertentu yang membuat prosedur ini berisiko tinggi.

Dalam beberapa kasus, mencabut gigi justru dapat menimbulkan komplikasi serius jika dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Beberapa faktor yang membuat pencabutan gigi tidak disarankan antara lain adalah gangguan pembekuan darah, tekanan darah yang tidak terkontrol, infeksi akut di area sekitar gigi, hingga kondisi sistemik seperti diabetes yang belum terkontrol.

Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk memberi informasi lengkap kepada dokter spesialis gigi mulut mengenai riwayat kesehatan mereka.

Kenapa Pencabutan Gigi Tidak Selalu Boleh Dilakukan?

Pencabutan gigi adalah tindakan medis yang terlihat sederhana, tapi sebenarnya punya risiko tersendiri. Saat gigi dicabut, tubuh akan mengalami luka terbuka di dalam rongga mulut. Luka ini butuh waktu untuk sembuh dan bisa memicu infeksi atau komplikasi bila kondisi tubuh sedang tidak fit.

Karena itu, dokter gigi tidak bisa langsung mencabut gigi begitu saja tanpa mempertimbangkan faktor kesehatan pasien secara menyeluruh.

Konsultasi Dokter Online CTA

Kondisi Cabut Gigi yang Tidak Boleh Dilakukan

Berikut adalah kondisi dimana sebaiknya pencabut gigi ditunda atau tidak dilakukan sama sekali:

1. Gigi Sedang Terinfeksi atau Bengkak Parah

Gigi yang sedang mengalami infeksi, abses gigi, atau pembengkakan hebat sebaiknya tidak langsung dicabut. Karena:

  • Risiko penyebaran infeksi meningkat.
  • Anestesi lokal bisa kurang efektif jika area masih terinfeksi.
  • Luka bekas cabutan bisa sulit sembuh.

2. Pasien dengan Diabetes yang Tidak Terkontrol

Diabetes, khususnya yang belum terkontrol dengan baik, bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan proses penyembuhan luka.

  • Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi pasca pencabutan.
  • Proses penyembuhan luka cenderung lebih lambat.
  • Risiko komplikasi bisa meningkat.

3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Cabut gigi pada pasien dengan tekanan darah tinggi yang tidak stabil dapat memicu risiko perdarahan hebat atau bahkan serangan jantung saat tindakan dilakukan.

Sebelum cabut gigi, pastikan tekanan darah Anda dalam batas normal. Bila Anda memiliki hipertensi, dokter mungkin akan bekerja sama dengan spesialis untuk mengatur dosis anestesi yang aman.

4. Sedang Mengonsumsi Obat Pengencer Darah (Antikoagulan)

Obat pengencer darah seperti warfarin, aspirin, atau clopidogrel bisa meningkatkan risiko perdarahan hebat saat dan setelah gigi dicabut.

Biasanya, dokter akan meminta Anda menghentikan konsumsi obat tertentu beberapa hari sebelum prosedur.

5. Ibu Hamil (Terutama Trimester Pertama dan Ketiga)

Cabut gigi saat hamil bisa berisiko bagi ibu maupun janin. Trimester pertama adalah masa kritis pembentukan organ janin, sementara trimester ketiga meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Jika memungkinkan, tunda pencabutan hingga trimester kedua (usia kehamilan 4-6 bulan) yang dinilai paling aman.

6. Sedang Mengalami Demam atau Flu Berat

Tubuh yang sedang lemah karena flu, batuk berat, atau demam tinggi tidak dianjurkan menjalani tindakan invasif seperti pencabutan gigi. Imun tubuh yang rendah bisa membuat penyembuhan lebih lama dan berisiko infeksi.

7. Pasien dengan Gangguan Pembekuan Darah (Hemofilia)

Penderita hemofilia atau kondisi serupa akan mengalami kesulitan menghentikan perdarahan setelah cabut gigi. Tanpa penanganan medis khusus, tindakan ini bisa berbahaya.

8. Pasien yang Baru Saja Operasi Besar

Pasien pasca operasi besar (misalnya operasi janutng, ginjal, atau transplantasi) sebaiknya tidak langsung menjalani pencabutan gigi.

9. Pasien dengan Penyakit Jantung Serius

Orang dengan riwayat penyakit jantung seperti gagal jantung, aritmia berat, atau pasang ring jantung, perlu perhatian khusus saat tindakan gigi dilakukan.

10 . Pasien yang Mengalami Kanker atau Sedang Menjalani Kemoterapi

Kemoterapi dan terapi radiasi bisa menurunkan daya tahan tubuh serta memperlambat proses penyembuhan luka. Pencabutan gigi dalam kondisi ini sangat berisiko menyebabkan infeksi serius.

11. Gigi Masih Bisa Diselamatkan

Tidak semua gigi yang rusak harus dicabut. Dalam banyak kasus, gigi berlubang, retak, atau infeksi masih bisa ditangani dengan perawatan saluran akar gigi (root canal), tambal gigi permanen, atau crown gigi.

12. Gigi Berada di Lokasi Berisiko Tinggi (Seperti Dekat Saraf atau Sinus)

Beberapa gigi, seperti gigi geraham belakang bawah, memiliki akar yang sangat dekat dengan saraf utama rahang. Pencabutan tanpa perhitungan bisa menyebabkan kelumpuhan sebagian wajah atau rasa kebas.

13. Anak-Anak dengan Gigi Susu yang Belum Siap Lepas

Gigi susu yang tanggal dengan sendirinya adalah proses alami. Tapi ada kalanya orang tua ingin mencabutnya karena mengganggu. Jika dilakukan terlalu dini, bisa menyebabkan:

  • Perubahan susunan gigi tetap.
  • Gangguan pertumbuhan rahang.
  • Nyeri berkepanjangan.

Apa yang harus Dilakukan Sebelum Mencabut Gigi?

Sebelum Anda memutuskan untuk cabut gigi, perhatikan hal-hal berikut:

  1. Konsultasikan Riwayat Kesehatan secara jujur dengan dokter gigi.
  2. Lakukan pemeriksaan lengkap, termasuk rontgen gigi jika perlu.
  3. Diskusikan alternatif selain cabut gigi (misalnya perawatan saluran akar).
  4. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan fit sebelum tindakan.

Cabut Gigi Jadi Mudah, Bersama Dokter Ahli di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Merasa terganggu dengan gigi yang sakit atau rusak parah? Jangan biarkan rasa nyeri mengganggu aktivitas harian Anda.

Klinik Utama Pandawa hadir dengan layanan cabut gigi yang aman, nyaman, dan ditangani langsung oleh dokter gigi berpengalaman.

Dengan teknologi modern dan prosedur yang higienis, kami memastikan setiap tindakan dilakukan secara profesional dan minim rasa sakit.

Segera konsultasikan oleh dokter online secara gratis untuk mengetahui kondisi gigi Anda di Klinik Utama Pandawa! Tim kami siap membantu Anda mendapatkan kembali kenyamanan dan kesehatan mulut yang optimal.

Konsultasi Dokter Online CTA
Refrensi