Asthenozoospermia: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Asthenozoospermia adalah salah satu gangguan kesuburan pada pria yang ditandai dengan menurunnya kemampuan gerak sperma.
Meskipun jumlah sperma bisa tetap normal, namun jika pergerakannya lambat atau tidak efektif, peluang untuk membuahi sel telur menjadi sangat kecil.
Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala fisik, sehingga banyak pria baru menyadarinya setelah mengalami kesulitan memiliki keturunan.
Apa Itu Asthenozoospermia
Asthenozoospermia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana sebagian besar sperma dalam air mani tidak memiliki motilitas yang memadai. Motilitas sperma dibagi menjadi dua kategori utama:
- Motilitas progresif: Sperma yang bergerak maju dalam garis lurus atau lingkaran besar.
- Motilitas non-progresif: Sperma yang bergerak tetapi tidak maju secara efektif, seperti bergerak di tempat atau dalam lingkaran kecil.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), motilitas sperma dianggap rendah jika kurang dari 40% dari total sperma memiliki motilitas progresif yang baik. Kondisi ini dapat mengurangi peluang terjadinya pembuahan secara alami.
Penyebab Asthenozoospermia
Beberapa faktor dapat menyebabkan asthenozoospermia, antara lain:
- Varikokel: Pembesaran pembuluh darah di skrotum yang dapat meningkatkan suhu testis dan memengaruhi kualitas sperma.
- Infeksi: Infeksi pada saluran reproduksi pria, seperti epididimitis atau prostatitis, dapat memengaruhi kualitas sperma.
- Paparan zat berbahaya: Paparan terhadap bahan kimia berbahaya, seperti pestisida atau logam berat, dapat merusak kualitas sperma.
- Kebiasaan buruk: Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan narkoba dapat menurunkan kualitas sperma.
- Stres oksidatif: Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh dapat merusak sperma.
- Faktor genetik: Kelainan genetik tertentu dapat memengaruhi motilitas sperma.
- Faktor hormonal: Ketidakseimbangan hormon, seperti rendahnya kadar testosteron, dapat memengaruhi produksi dan kualitas sperma.
Gejala Asthenozoospermia
Asthenozoospermia biasanya tidak menunjukkan gejala fisik yang jelas. Oleh karena itu, kondisi ini sering kali baru terdeteksi saat pasangan mengalami kesulitan untuk hamil setelah mencoba selama 1 tahun atau lebih. Beberapa tanda yang mungkin muncul meliputi:
- Kesulitan memiliki keturunan: Pasangan yang mencoba untuk hamil tetapi belum berhasil dalam waktu yang wajar.
- Disfungsi ereksi: Kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi.
- Penurunan gairah seksual: Berkurangnya minat atau hasrat untuk berhubungan seksual.
- Nyeri atau pembengkakan testis: Terutama jika disebabkan oleh varikokel atau infeksi.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis andrologi atau urologi untuk evaluasi lebih lanjut.
Diagnosis Asthenozoospermia
Diagnosis asthenozoospermia dilakukan melalui analisis air mani (sperma) di laboratorium. Proses ini melibatkan pengumpulan sampel air mani dan evaluasi parameter-parameter berikut:
- Volume air mani: Jumlah total air mani yang dikeluarkan.
- Konsentrasi sperma: Jumlah sperma per mililiter air mani.
- Motilitas sperma: Persentase sperma yang bergerak maju dalam garis lurus.
- Morfologi sperma: Bentuk dan ukuran sperma.
- Jumlah sperma hidup: Persentase sperma yang masih hidup.
Jika hasil analisis menunjukkan bahwa kurang dari 32% sperma memiliki motilitas progresif yang baik, maka diagnosis asthenozoospermia dapat ditegakkan.
Cara Mengatasi Asthenozoospermia
Penanganan asthenozoospermia tergantung pada penyebab yang mendasari dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Perubahan Gaya Hidup Sehat
- Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol: Kedua kebiasaan ini dapat merusak kualitas sperma.
- Menjaga berat badan ideal: Obesitas dapat memengaruhi kualitas sperma.
- Berolahraga secara teratur: Aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas sperma.
- Mengelola stres: Stres dapat memengaruhi kualitas sperma dan kesehatan secara keseluruhan.
- Menghindari paparan panas berlebih: Hindari penggunaan celana dalam ketat dan paparan panas yang berlebihan pada area testis.
2. Konsumsi Suplemen dan Nutrisi
Beberapa suplemen dan nutrisi yang dapat membantu meningkatkan kualitas sperma antara lain:
- Antioksidan: Vitamin C, vitamin E, selenium, dan zinc dapat membantu melindungi sperma dari kerusakan oksidatif.
- Asam folat: Dapat meningkatkan kualitas sperma dan motilitasnya.
- Coenzyme Q10: Dapat meningkatkan energi sel sperma dan motilitasnya.
- Carnitine: Dapat meningkatkan motilitas sperma.
Sebelum mengonsumsi suplemen, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Pengobatan Medis
Jika asthenozoospermia disebabkan oleh kondisi medis tertentu, pengobatan yang sesuai dapat direkomendasikan, seperti:
- Antibiotik: Untuk mengobati infeksi saluran reproduksi.
- Terapi hormon: Untuk menyeimbangkan kadar hormon yang memengaruhi produksi sperma.
- Operasi: Untuk mengatasi kondisi seperti varikokel atau penyumbatan saluran sperma.
4. Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB)
Jika perawatan konvensional tidak efektif, prosedur TRB seperti inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF) dapat dipertimbangkan.
Pada kasus asthenozoospermia berat, prosedur IVF dengan intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dapat digunakan, di mana satu sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur untuk meningkatkan peluang pembuahan.
Komplikasi Asthenozoospermia
Jika tidak ditangani dengan tepat, asthenozoospermia dapat menyebabkan:
- Kesulitan dalam proses pembuahan: Menurunnya peluang terjadinya kehamilan secara alami.
- Stres dan masalah dalam hubungan: Tekanan emosional akibat kesulitan memiliki anak.
- Biaya tinggi untuk teknologi reproduksi berbantu: Prosedur seperti IUI atau IVF dapat memerlukan biaya yang signifikan.
Pencegahan Asthenozoospermia
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah asthenozoospermia antara lain:
- Menjaga gaya hidup sehat: Berhenti merokok, mengonsumsi alkohol secara moderat, dan menjaga berat badan ideal.
- Menghindari paparan zat berbahaya: Hindari paparan terhadap bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat.
- Mengelola stres: Teknik relaksasi, meditasi, atau yoga dapat membantu mengurangi stres.
- Menjaga kesehatan reproduksi: Hindari penggunaan celana dalam ketat dan paparan panas yang berlebihan pada area testis.
Tingkatkan Kualitas Sperma, Wujudkan Impian Keturunan di Klinik Utama Pandawa

Apakah Anda dan pasangan sedang berjuang untuk mendapatkan momongan, namun belum juga berhasil? Bisa jadi penyebabnya adalah kualitas sperma yang rendah, khususnya dalam hal pergerakannyaatau yang dikenal dengan istilah Asthenozoospermia.
Jangan khawatir, Anda tidak sendiri, dan kabar baiknya, kondisi ini bisa diatasi dengan penanganan medis yang tepat.
Di Klinik Utama Pandawa, kami menyediakan layanan khusus untuk membantu meningkatkan kesuburan pria melalui pemeriksaan menyeluruh dan terapi yang terbukti efektif.
Didukung oleh tim medis berpengalaman dan fasilitas yang modern, kami siap mendampingi Anda dalam setiap langkah menuju impian menjadi orang tua.
Jangan tunda lebih lama jadwalkan konsultasi sekarang juga dan mulai perjalanan Anda bersama Klinik Utama Pandawa, tempat di mana harapan untuk memiliki keturunan bisa kembali tumbuh dengan penuh keyakinan.
