loading
dermatitis perioral

Muncul Ruam Merah di Mulut? Waspada Dermatitis Perioral

Dermatitis perioral adalah kondisi kulit yang umum ditandai dengan ruam kemerahan yang muncul di sekitar mulut. 

Kondisi ini seringkali membingungkan, karena mirip dengan bekas jerawat atau rosacea, tetapi dermatitis perioral memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab pasti dermatitis perioral belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangannya:

  • Penggunaan kortikosteroid topikal: Penggunaan krim atau salep kortikosteroid yang dioleskan pada wajah dalam jangka waktu lama merupakan faktor risiko utama. Meskipun awalnya dapat meredakan peradangan, penggunaan jangka panjang justru dapat memicu atau memperburuk dermatitis perioral.
  • Penggunaan kortikosteroid inhalasi atau semprot hidung: Meskipun tidak dioleskan langsung ke wajah, penggunaan kortikosteroid inhalasi untuk asma atau semprot hidung untuk alergi juga dapat meningkatkan risiko.
  • Penggunaan produk perawatan kulit tertentu: Beberapa produk perawatan kulit, seperti pelembap berat, tabir surya tertentu, dan kosmetik yang mengandung petroleum atau parafin, diduga dapat memicu dermatitis perioral pada beberapa orang.
  • Pasta gigi berfluoride: Meskipun belum sepenuhnya terbukti, beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara penggunaan pasta gigi berfluoride dengan dermatitis perioral.
  • Infeksi jamur atau bakteri: Beberapa ahli menduga bahwa infeksi jamur atau bakteri tertentu di kulit dapat berperan dalam perkembangan dermatitis perioral.
  • Faktor hormonal: Perubahan hormon, seperti yang terjadi selama kehamilan atau penggunaan pil KB, juga diduga dapat memengaruhi munculnya dermatitis perioral, terutama pada wanita.
  • Faktor lingkungan: Paparan sinar matahari, angin, dan panas yang berlebihan juga dapat memperburuk kondisi ini.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis perioral, antara lain:

  • Usia dan jenis kelamin: Dermatitis perioral lebih sering terjadi pada wanita usia subur (antara 25 dan 45 tahun). Meskipun dapat terjadi pada pria dan anak-anak, kasusnya lebih jarang.
  • Riwayat penggunaan kortikosteroid topikal: Orang yang pernah atau sedang menggunakan kortikosteroid topikal di wajah memiliki risiko lebih tinggi.
  • Riwayat alergi atau eksim: Orang dengan riwayat alergi atau eksim juga lebih rentan terhadap dermatitis perioral.

Gejala Dermatitis Perioral

Dermatitis perioral memiliki gejala khas yang mudah dikenali. Berikut adalah beberapa tanda yang sering muncul:

1. Ruam Kemerahan di Sekitar Mulut

  • Ruam biasanya berbentuk bintik kecil merah, terkadang berisi cairan atau nanah.
  • Area yang terkena sering kali meliputi lipatan di sekitar mulut, tetapi bisa meluas ke pipi, hidung, atau dagu.

2. Kulit Kering dan Bersisik

  • Area yang terkena ruam mungkin terasa kering, kasar, atau mengelupas.
  • Kulit sering kali terlihat pecah-pecah, terutama pada kasus yang sudah berlangsung lama.

3. Sensasi Tidak Nyaman

  • Beberapa orang melaporkan rasa gatal, perih, atau sensasi terbakar di area ruam.
  • Intensitas sensasi ini bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada tingkat keparahan.

4. Tidak Melibatkan Area Bibir Langsung

  • Dermatitis perioral biasanya tidak mengenai bagian bibir itu sendiri, tetapi area di sekitarnya.
  • Bibir sering kali dikelilingi oleh lingkaran kulit sehat tanpa ruam.

Jika Anda mengalami ruam di sekitar mulut yang tidak kunjung membaik, terutama setelah mencoba perawatan di rumah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat. Diagnosis yang tepat akan membantu menentukan penyebab dan pengobatan yang paling efektif.

Apakah Dermatitis Perioral Bisa Hilang Sendiri?

Meski kondisi ini sering membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan mengganggu penampilan, pada beberapa kasus ringan, kondisi ini dapat mereda dengan sendirinya seiring waktu. 

Namun, durasi penyembuhannya bisa berbeda-beda tergantung pada faktor seperti tingkat keparahan, pola hidup, dan respons tubuh masing-masing individu.

Meskipun ada kemungkinan untuk hilang sendiri, penting bagi Anda untuk tetap waspada terhadap gejala yang muncul. 

Dermatitis perioral yang dibiarkan tanpa perhatian lebih berisiko berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, sehingga konsultasi dengan profesional medis tetap dianjurkan untuk memastikan kesehatan kulit Anda tetap terjaga.

Konsultasi Dokter Online CTA

Pengobatan Dermatitis Perioral

Pengobatan dermatitis perioral bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah kambuh, dan memperbaiki kondisi kulit. Berikut adalah metode pengobatan yang umum dilakukan:

1. Penghentian Pemicu

Langkah pertama dalam pengobatan adalah menghentikan penggunaan produk yang dapat memperburuk kondisi, seperti:

  • Krim kortikosteroid topikal.
  • Produk kosmetik berat atau berbahan kimia keras.
  • Pasta gigi yang mengandung fluoride.

Hentikan pemakaian secara perlahan untuk mencegah flare-up (kemunculan gejala yang lebih parah).

2. Obat Topikal

Obat-obatan topikal dapat mengurangi peradangan dan mencegah infeksi kulit:

  • Antibiotik Topikal:
    Metronidazole atau clindamycin sering digunakan untuk meredakan gejala.
  • Krim Anti-Inflamasi:
    Tacrolimus atau pimecrolimus adalah pilihan bagi mereka yang tidak bisa menggunakan kortikosteroid.

3. Obat Oral

Jika kondisi parah atau tidak merespons pengobatan topikal, dokter mungkin meresepkan:

  • Antibiotik Oral:
    • Doxycycline, tetracycline, atau azithromycin efektif untuk mengontrol peradangan dan infeksi.
    • Biasanya diberikan dalam dosis rendah selama beberapa minggu hingga gejala mereda.

4. Perawatan Kulit yang Lembut

Mengubah rutinitas perawatan kulit dapat membantu pemulihan:

  • Gunakan pembersih wajah lembut tanpa pewangi.
  • Hindari scrub atau produk eksfoliasi yang kasar.
  • Gunakan pelembap ringan yang sesuai untuk kulit sensitif.

5. Terapi Fototerapi

Pada beberapa kasus, terapi cahaya atau laser dapat membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki kondisi kulit.

6. Konsultasi Dokter Kulit

Jika pengobatan rumah tidak berhasil, konsultasikan dengan dokter kulit untuk:

  • Mendapatkan diagnosis lebih akurat.
  • Menerima resep obat yang sesuai.
  • Melakukan penyesuaian perawatan jika diperlukan.

7. Perawatan Tambahan dan Pencegahan

  • Hindari menyentuh wajah secara berlebihan untuk mencegah iritasi.
  • Gunakan tabir surya ringan untuk melindungi kulit dari sinar UV.
  • Pilih produk perawatan kulit hypoallergenic.

Pengobatan dermatitis jenis ini membutuhkan waktu dan kesabaran. Dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, gejala biasanya dapat membaik dalam beberapa minggu hingga bulan.

Jangan Sampai Dermatitis Mengganggu Hari Anda! Atasi di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Jangan biarkan dermatitis mengganggu kenyamanan dan kepercayaan diri Anda! Klinik Utama Pandawa hadir dengan solusi terbaik untuk mengatasi berbagai jenis dermatitis, mulai dari diagnosis akurat hingga perawatan profesional oleh dokter spesialis berpengalaman. 

Dengan layanan medis yang aman dan terpercaya, Klinik Utama Pandawa siap membantu Anda mendapatkan kulit yang sehat kembali. Segera kunjungi Klinik Utama Pandawa dan rasakan perbedaannya!

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • AAD (N/A), Red rash around your mouth could be perioral dermatitis.
  • Healthline (2023), Perioral Dermatitis: Treatment, How to Cure, and Causes.