Kanker Serviks: Pentingnya Pemeriksaan Rutin
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang leher rahim pada wanita. Meskipun kanker ini dapat berkembang dengan gejala yang tidak tampak pada tahap awal.
Pemeriksaan rutin dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk mendeteksi penyakit ini lebih dini dan meningkatkan peluang untuk pengobatan yang berhasil.
Di Indonesia, kanker serviks menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling sering dijumpai.
Angka harapan hidup pada penderita kanker serviks bergantung pada stadium kanker yang mereka alami. Gejala awal kanker serviks sering kali sulit untuk dikenali. Padahal, semakin cepat kanker ini terdeteksi dan ditangani, semakin besar peluang untuk sembuh.
Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel di leher rahim tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Proses ini biasanya dimulai dengan perubahan sel akibat infeksi virus HPV (Human Papillomavirus). HPV adalah virus yang sering menular lewat hubungan seksual.
Virus human papilomavirus dapat menyebabkan penyakit yang menginfeksi sel-sel di area genital, termasuk leher rahim, dan menyebabkan perubahan pada sel-sel tersebut. Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan masalah karena tubuh bisa mengatasinya dalam beberapa bulan hingga dua tahun.
Namun, pada sebagian kecil kasus, infeksi HPV bisa bertahan lebih lama, terutama tipe HPV tertentu seperti tipe 16 dan 18, yang sering menyebabkan kanker serviks. Virus ini dapat merusak DNA sel-sel leher rahim, mengubahnya menjadi sel yang bisa berkembang menjadi kanker jika tidak ditangani.
Gejala Awal Kanker Serviks
Meskipun tubuh berusaha untuk melindungi diri dari HPV agar tidak menyebabkan gangguan, ada beberapa faktor yang membuat HPV lebih kuat dan bertahan lama, yang akhirnya bisa berkembang menjadi kanker leher rahim.
Walaupun sering tidak menunjukkan gejala, penyakit ini dapat dikenali pada tahap awal melalui tanda-tanda berikut:
1. Keputihan Abnormal
Tubuh berusaha mengeluarkan pertumbuhan tidak normal di leher rahim. Akibatnya, keputihan menjadi lebih banyak, lebih kental, berwarna coklat atau bercampur darah, dan berbau busuk. Keputihan abnormal ini biasanya muncul di antara dua siklus menstruasi atau setelah menopause.
2. Perdarahan Vagina Setelah Berhubungan Seksual
Gesekan saat berhubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan vagina, terutama jika vagina tidak cukup terlumasi atau pada kondisi tertentu, sel-sel pada leher rahim lebih rapuh, sehingga lebih mudah berdarah meskipun hanya akibat gesekan ringan.
3. Nyeri atau Ketidaknyamanan Saat Berhubungan Seksual
Nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual juga bisa menjadi gejala awal. Kondisi ini disebabkan oleh sel-sel pada organ intim wanita yang lebih rapuh akibat pertumbuhan sel kanker.
4. Nyeri Panggul
Pertumbuhan sel abnormal pada leher rahim dapat menyebabkan nyeri pada panggul. Nyeri ini biasanya terasa sebagai rasa tumpul yang berlangsung terus-menerus dan semakin memburuk seiring bertambahnya ukuran kanker serviks.
5. Perubahan Periode Menstruasi
Durasi perdarahan menstruasi biasanya berlangsung antara 2 hingga 7 hari. Jika masa menstruasi berlangsung lebih lama dari itu atau perdarahan berlangsung lebih dari 7 hari
Selain itu, perdarahan yang terjadi di luar periode menstruasi, atau antara periode menstruasi, juga bisa menjadi indikasi adanya masalah pada organ reproduksi wanita.
Peningkatan jumlah perdarahan menstruasi yang lebih dari biasanya juga perlu diwaspadai, terutama jika berlangsung lebih dari 3 siklus berturut-turut atau memerlukan penggantian pembalut lebih dari 6 kali sehari karena penuh dengan darah.
6. Perdarahan vagina pada wanita pascamenopause
Wanita yang telah mencapai menopause seharusnya tidak lagi mengalami perdarahan vagina. Oleh karena itu, perdarahan yang terjadi setelah menopause harus diwaspadai, karena bisa menjadi salah satu gejala awal kanker serviks.
Baca Juga: Kista Ganglion: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Faktor Risiko Kanker Serviks
Pemerintah telah melaksanakan program pencegahan, salah satunya dengan memberikan vaksin kepada anak-anak dalam kelompok usia tertentu.
Pemeriksaan rutin oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan juga menjadi langkah penting dalam pencegahannya.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual memiliki risiko terkena kanker serviks. Namun, wanita dengan kondisi tertentu lebih rentan terhadap perkembangan kanker pada leher rahim ini. Beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan antara lain:
- Memulai aktivitas seksual pada usia muda, yakni di bawah 18 tahun
- Merokok secara aktif
- Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
- Pernah atau sedang mengidap penyakit menular seksual
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks

Baca Juga : Kista Serviks: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Langkah Awal Deteksi Dini Kanker Serviks
Risiko terkena kanker serviks dapat diminimalkan dengan melakukan vaksinasi HPV. Langkah-langkah lain yang bisa diambil meliputi:
1. Rutin Deteksi Dini dengan Pap Smear
Cara mencegah kanker serviks yaitu melalui prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksinya melalui pap smear atau pemeriksaan IVA secara berkala. Langkah ini dilakukan untuk memantau kondisi serviks selalu terpantau dan agar penanganan bisa lebih cepat dilakukan jika terdapat kanker
Jika Anda berusia 21 tahun, sudah menikah ataupun melakukan hubungan seksual, pap smear sebaiknya dilakukan secara teratur. Tes ini digunakan untuk mencari perubahan prakanker pada sel-sel di serviks. Lakukan pap smear setidaknya 3 tahun sekali sampai usia 65 tahun.
2. Berhubungan Seks dengan Aman
Seperti yang diketahui, virus HPV menyebar melalui kontak seksual, terutama yang berisiko. Misalnya tidak memakai kondom sebagai pengamanan dan berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.
Untuk itulah, sebagai cara mencegah berikutnya adalah dengan melakukan hubungan seksyang aman. Kondom membantu menurunkan risiko tertular HPV dan mengembangkan penyakit terkait HPV.
Namun, meskipun kondom membantu menurunkan risiko terkena penyakit terkait HPV, perlu diketahui bahwa HPV dapat menginfeksi area yang tidak tercakup oleh kondom, jadi kondom mungkin tidak sepenuhnya melindungi dari HPV.
3. Pola Hidup Sehat
Selain mengonsumsi makanan yang dapat mencegahnya menjalani gaya hidup sehat sangat penting. Beberapa langkah dalam pola hidup sehat meliputi rutin berolahraga dan beraktivitas fisik.
Hindarilah paparan polusi udara dan asap rokok, karena kedua faktor ini dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Zat berbahaya dalam asap rokok bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih sulit untuk melawan sel kanker.
Selain itu, racun tersebut dapat merusak atau mengubah DNA sel, yang dapat menyebabkan pembentukan tumor.
Risiko tersebut tidak hanya dialami oleh perokok aktif, tetapi juga perokok pasif dan mereka yang memiliki pasangan yang merokok.
Nikotin dan bahan berbahaya lainnya dalam rokok dapat mencapai leher rahim melalui air mani, yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan kanker.
Baca Juga: 7 Jenis Penyakit Menular Seksual Yang Bisa Sembuh
Mengapa Pemeriksaan Rutin itu Penting?
1. Deteksi Dini
Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi sel-sel abnormal pada tahap awal, sebelum mereka berkembang menjadi kanker.
Semakin dini kanker serviks terdeteksi, semakin besar peluang untuk mendapatkan pengobatan yang efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan.
2. Mencegah Kanker Serviks
Dengan pemeriksaan rutin, perubahan sel serviks yang menunjukkan tanda-tanda kanker atau pra-kanker dapat segera diidentifikasi.
Dalam banyak kasus, jika ditemukan sel-sel abnormal, dokter dapat melakukan tindakan pengobatan seperti pengangkatan sel yang terinfeksi, sehingga mencegah berkembangnya kanker serviks.
3. Menurunkan Angka Kematian
Kanker serviks yang terdeteksi lebih awal cenderung memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi. Pemeriksaan rutin secara signifikan dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks dengan meningkatkan peluang pengobatan yang berhasil.
3. Pentingnya Pencegahan dengan Vaksinasi
Selain pemeriksaan rutin, vaksinasi HPV juga menjadi langkah penting dalam pencegahan kanker serviks. Vaksin ini membantu melindungi wanita dari infeksi virus HPV yang berisiko tinggi.
Vaksinasi dapat diberikan sebelum terpapar virus HPV, sehingga sangat disarankan untuk diberikan pada anak perempuan dan wanita muda.
Baca Juga: Erosi Serviks: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Cegah Kanker Serviks dengan Pengecekan Rutin di Klinik Utama Pandawa

Jangan tunda lagi, lakukan tes Pap Smear di Klinik Utama Pandawa sekarang juga! Pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi perubahan sel serviks yang dapat berisiko menjadi kanker serviks.
Dengan tes Pap Smear rutin, Anda bisa menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.
Dapatkan pelayanan terbaik dan pemeriksaan yang nyaman bersama tim medis spesialis ginekologi profesional di Klinik Utama Pandawa. Segera jadwalkan tes Pap Smear Anda untuk kesehatan yang lebih terjamin!
