Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Plak dan Karang Gigi

Perbedaan plak dan karang gigi seringkali belum dipahami dengan baik oleh banyak orang. Padahal, keduanya merupakan masalah mulut yang umum terjadi dan bisa berdampak serius pada kesehatan gigi jika diabaikan.

Plak adalah lapisan tipis dan lengket yang terbentuk dari sisa makanan, bakteri, dan air liur yang menempel di permukaan gigi.

Jika tidak dibersihkan secara rutin, plak gigi bisa mengeras dan berubah menjadi karang gigi, yang jauh lebih sulit untuk dihilangkan.

Mengetahui perbedaan antara plak dan karang gigi sangat penting agar kita bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat sejak dini. Dengan memahami karakteristik masing-masing, kamu bisa lebih sadar pentingnya menjaga kebersihan mulut serta rutin melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis gigi mulut.

Mengetahui perbedaan antara plak dan karang gigi sangat penting agar kita bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat sejak dini. Dengan memahami karakteristik masing-masing, kamu bisa lebih sadar pentingnya menjaga kebersihan mulut serta rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi

Perbedaan Plak dan Karang Gigi

Mengapa Penting Mengenali Keduanya?

Plak dan karang gigi bukan hanya masalah estetika. Keduanya berhubungan langsung dengan kesehatan mulut secara menyeluruh.

Jika tidak ditangani, plak bisa berkembang menjadi karang gigi, dan karang gigi bisa menjadi penyebab penyakit periodontal, yaitu penyakit yang menyerang jaringan penyangga gigi, seperti gusi dan tulang rahang.

Selain itu, bakteri dari plak dan karang gigi juga bisa masuk ke aliran darah dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung, diabetes, dan komplikasi pada ibu hamil.

Tanda-Tanda Plak dan Karang Gigi yang Harus Diwaspadai

Berikut beberapa tanda-tanda yang bisa menunjukkan bahwa kamu memiliki plak atau karang gigi:

Tanda-Tanda Plak

• Gigi terasa licin saat disentuh lidah
• Napas tidak sedap
• Gigi terlihat kekuningan meskipun sudah disikat
• Sering muncul rasa tidak nyaman di sela-sela gigi

Tanda-Tanda Karang Gigi

• Terdapat lapisan keras di pinggir gusi
• Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi
• Gusi tampak bengkak dan kemerahan
• Gigi terasa longgar
• Rasa tidak nyaman atau nyeri saat mengunyah

Cara Mencegah Plak dan Karang Gigi

Berikut beberapa langkah sederhana namun efektif untuk mencegah terbentuknya plak dan karang gigi:

1. Sikat Gigi Dua Kali Sehari
   Gunakan pasta gigi berfluoride dan sikat gigi dengan teknik yang benar selama minimal dua menit.
2. Gunakan Benang Gigi (Dental Floss)
   Membersihkan sela-sela gigi dengan dental floss sangat penting karena plak gigi sering terbentuk di area ini.
3. Gunakan Mouthwash Antibakteri
   Mouthwash membantu membunuh bakteri penyebab plak dan menjaga kesegaran napas.
4. Kurangi Konsumsi Gula dan Karbohidrat Sederhana
   Gula adalah makanan favorit bakteri penyebab plak. Batasi konsumsi permen, soda, dan makanan manis lainnya.
5. Rutin Periksa ke Dokter Gigi
   Lakukan pemeriksaan dan pembersihan gigi (scaling gigi) minimal setiap 6 bulan sekali untuk mencegah pembentukan karang gigi.
6. Hindari Merokok
   Merokok dapat mempercepat pembentukan karang gigi dan membuat gigi terlihat kusam.

Kapan Harus ke Dokter Gigi?

Kamu sebaiknya segera mengunjungi dokter gigi jika mengalami:

• Gusi berdarah saat menyikat gigi
• Napas tak sedap meski sudah menjaga kebersihan mulut
• Adanya lapisan keras di sekitar gusi
• Nyeri atau bengkak di gusi

Jangan tunggu sampai kondisi parah, karena pencegahan selalu lebih baik (dan lebih murah) daripada pengobatan.

Dampak Buruk Plak dan Karang Gigi Jika Dibiarkan

Plak dan karang gigi bukan hanya masalah estetika semata. Jika tidak segera ditangani, keduanya bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan mulut yang serius, bahkan memengaruhi kondisi kesehatan tubuh secara umum. Berikut beberapa dampak buruk yang perlu kamu waspadai:

1. Bau Mulut (Halitosis)

Plak dan karang gigi mengandung jutaan bakteri. Ketika dibiarkan menumpuk, bakteri ini akan menghasilkan gas sulfur yang menyebabkan bau mulut tidak sedap.

2. Radang Gusi (Gingivitis)

Plak yang mengendap di garis gusi bisa memicu peradangan pada jaringan gusi. Ciri-cirinya:

• Gusi memerah
• Bengkak
• Mudah berdarah saat menyikat gigi

Jika tidak segera ditangani, gingivitis bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih parah.

3. Penyakit Periodontal (Periodontitis)

Tahap lanjutan dari gingivitis adalah periodontitis, yakni infeksi serius yang menyerang jaringan penyangga gigi. Dampaknya:

• Gusi menurun dan terbuka
• Gigi tampak lebih panjang
• Gigi goyang atau tanggal
• Nyeri saat mengunyah

4. Gigi Berlubang

Plak mengandung asam yang terbentuk dari sisa makanan (terutama gula). Asam ini bisa mengikis enamel gigi, sehingga memicu gigi berlubang (karies) yang semakin parah jika tidak segera ditambal.

5. Meningkatkan Risiko Infeksi Sistemik

Bakteri dari karang gigi bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lain, terutama pada penderita penyakit jantung atau diabetes. Ini bisa memicu:

• Endokarditis (infeksi pada lapisan dalam jantung)
• Peningkatan gula darah pada penderita diabetes
• Risiko kelahiran prematur pada ibu hamil

6. Penurunan Kepercayaan Diri

Karang gigi yang terlihat, bau mulut, dan menyebabkan gigi menguning bisa membuat seseorang merasa malu saat berbicara, tersenyum, atau berinteraksi sosial.

Rawat Gigi dari Plak dan Karang, di Klinik Utama Pandawa!

Karang gigi dan plak yang dibiarkan bisa menjadi pemicu berbagai masalah mulut, mulai dari bau mulut, radang gusi, hingga gigi tanggal. Jangan tunggu sampai kondisinya makin parah! Scaling dan perawatan rutin adalah kunci menjaga kesehatan gigi dan gusi agar tetap bersih dan kuat.

Yuk, atasi plak dan karang gigi dengan tindakan yang tepat di Klinik Utama Pandawa. Dengan dokter gigi berpengalaman dan teknologi modern, kami siap bantu kamu mendapatkan senyum sehat dan napas segar kembali. Jadwalkan konsultasimu sekarang dan rasakan perbedaannya!

Tim Klinik Utama Pandawa

Aktif menulis dan membagikan edukasi yang telah ditinjau oleh tim medis Klinik Utama Pandawa seputar kesehatan kulit, kelamin, estetika, bedah minor & mulut dan gigi berbasis bukti medis.