dermatitis herpetiformis

Dermatitis Herpetiformis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Dermatitis herpetiformis (DH) adalah penyakit kulit autoimun kronis yang ditandai dengan munculnya ruam dan lepuh yang sangat gatal. 

Meskipun namanya mirip, DH tidak ada hubungannya dengan virus herpes. Kondisi ini erat kaitannya dengan penyakit celiac, yaitu reaksi autoimun terhadap gluten (protein yang ditemukan dalam gandum, rye, dan barley).

Penyebab Dermatitis Herpetiformis

Penyebab utama dermatitis herpetiformis adalah reaksi autoimun terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan rye. 

Pada penderita DH, konsumsi gluten memicu sistem imun menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan kulit, khususnya di area di bawah epidermis.

Faktor Risiko Dermatitis Herpetiformis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis herpetiformis, antara lain:

  • Riwayat Keluarga: Individu dengan keluarga yang memiliki penyakit celiac atau DH lebih berisiko.
  • Genetik: Menurut penelitian dari National Library of Medicine, orang dengan penyakit celiac memiliki gen HLA-DQ2 dan HLA-DQ8. Ini memicu munculnya dermatitis herpetiformis
  • Usia dan Jenis Kelamin: DH lebih sering terjadi pada pria dan biasanya muncul pada usia 20–40 tahun.
  • Konsumsi Gluten: Pola makan tinggi gluten dapat memicu atau memperburuk kondisi.
  • Penyakit Autoimun Lain: Seperti diabetes tipe 1, tiroiditis Hashimoto, dan vitiligo.

Dengan memahami penyebab dan faktor risiko, individu dapat mengambil langkah pencegahan dan menjalani pengobatan yang sesuai untuk mengurangi risiko kekambuhan.

Gejala Dermatitis Herpetiformis

Dermatitis herpetiformis adalah salah satu dari macam-macam jenis dermatitis yang (DH) ditandai dengan munculnya ruam kulit yang sangat gatal dan sering kali terasa menyakitkan.

Gejala ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada individu. Berikut adalah gejala utama dari dermatitis herpetiformis:

1. Munculnya Bintik Merah atau Ruam

Seperti dermatitis numularis, DH ditandai ruam berbentuk bintik merah gatal menyebar sering muncul secara simetris di tubuh. Ruam dapat berkembang menjadi lepuhan kecil berisi cairan (vesikel). Lokasi umum ruam meliputi:

  • Siku
  • Lutut
  • Punggung bawah
  • Kulit kepala
  • Bokong
  • Bahu

2. Gatal dan Sensasi Terbakar yang Intens

Salah satu ciri khas DH adalah rasa gatal yang sangat parah, sering kali disertai sensasi terbakar di area ruam. Gatal ini bisa bertahan lama bahkan setelah ruam mulai mereda.

3. Lepuhan Kecil

Ruam dapat berkembang menjadi lepuhan kecil yang berisi cairan. Lepuhan ini biasanya mudah pecah, menyebabkan iritasi dan peradangan lebih lanjut.

4. Kulit yang Teriritasi dan Kering

Setelah lepuhan pecah, kulit sering kali menjadi kering, bersisik, atau membentuk kerak di area yang terkena. Bekas luka kecil atau bercak kehitaman dapat muncul di lokasi ruam setelah sembuh.

5. Pola Gejala yang Berulang

Gejala dermatitis herpetiformis sering muncul dan menghilang secara berulang, terutama jika pasien tetap mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Ruam baru dapat muncul di lokasi yang berbeda dari episode sebelumnya.

6. Gejala yang Terkait dengan Penyakit Celiac

Meskipun DH adalah kondisi kulit, banyak pasien juga mengalami gejala gastrointestinal ringan hingga sedang, seperti:

  • Diare kronis
  • Nyeri perut
  • Penurunan berat badan

Namun, gejala pencernaan ini tidak selalu terlihat pada semua penderita DH.

7. Sensasi yang Memburuk dengan Paparan Gluten

Gejala biasanya memburuk setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, seperti roti, pasta, atau produk berbahan dasar gandum. Menghilangkan gluten dari diet sering kali dapat meredakan gejala secara bertahap.

Jika Anda mengalami ruam kulit yang sangat gatal dan tidak kunjung hilang, terutama di lokasi seperti siku, lutut, atau bokong, konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat

Diagnosis yang tepat sangat penting karena gejala ini bisa mirip dengan kondisi kulit lain, seperti psoriasis atau dermatitis kontak.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami gejala berikut:

  • Ruam berulang yang sangat gatal
  • Luka atau lepuhan yang tidak sembuh-sembuh
  • Gejala celiac seperti kembung, diare, atau berat badan turun
  • Reaksi terhadap makanan gluten

Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

Konsultasi Dokter Online CTA

Pengobatan Dermatitis Herpetiformis yang Ampuh

Pengobatan DH fokus pada dua hal utama: meredakan gejala kulit dan mengelola penyebab utama, yaitu sensitivitas terhadap gluten.

Berikut adalah langkah-langkah pengobatan untuk dermatitis herpetiformis:

1. Diet Bebas Gluten

Inilah kunci utama untuk mengatasi dermatitis herpetiformis. Menghindari semua makanan yang mengandung gandum, barley, dan rye dapat membantu mengurangi peradangan dan mencegah kekambuhan.

Namun, perbaikan gejala bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tergantung dari seberapa lama antibodi menetap dalam tubuh.

Makanan yang perlu dihindari antara lain:

  • Roti dan pasta dari tepung gandum
  • Kue-kue atau biskuit yang mengandung gluten
  • Sereal dan makanan olahan yang tidak berlabel “gluten-free”

Sementara itu, makanan seperti nasi, jagung, kentang, daging, ikan, telur, dan sayuran segar umumnya aman dikonsumsi.

2. Obat-obatan

Untuk meredakan gejala dengan cepat, dokter biasanya meresepkan obat-obatan, seperti:

  • Dapsone: obat anti-inflamasi yang bekerja cepat mengurangi gatal dan ruam.
  • Sulfapyridine atau sulfasalazine: digunakan jika pasien tidak cocok dengan dapsone.
  • Kortikosteroid topikal: bisa membantu meredakan peradangan ringan.

3. Perawatan Kulit

Selain pengobatan, perawatan kulit juga penting untuk mencegah infeksi sekunder dan mempercepat penyembuhan. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:

  • Gunakan sabun lembut dan tanpa pewangi
  • Hindari menggaruk ruam
  • Kompres dingin untuk mengurangi rasa gatal
  • Jaga kebersihan kulit dan kuku

Atasi Beragam Jenis Dermatitis di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Jangan biarkan dermatitis mengganggu kenyamanan dan kepercayaan diri Anda! Klinik Utama Pandawa siap membantu mengatasi berbagai jenis dermatitis, mulai dari dermatitis atopik, kontak, hingga seboroik, dengan perawatan medis yang profesional dan tepat sasaran. 

Ditangani langsung oleh dokter spesialis kulit berpengalaman, Anda akan mendapatkan diagnosis akurat dan terapi yang disesuaikan dengan kondisi kulit Anda. 

Jangan tunda lagi, segera kunjungi Klinik Utama Pandawa untuk kulit yang lebih sehat dan bebas dari iritasi

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • National Library of Medicine (2023), Meta-Analysis and Systematic Review of HLA DQ2/DQ8 in Adults with Celiac Disease. 
  • NIH (2014), Dermatitis Herpetiformis.