Epididimitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Epididimitis adalah kondisi peradangan atau infeksi yang terjadi pada epididimis, yaitu saluran kecil di belakang testis yang berfungsi membawa dan menyimpan sperma.
Meskipun terdengar cukup asing bagi sebagian besar pria, penyakit ini sebenarnya cukup umum dan bisa menyerang siapa saja, terutama pria berusia antara 20 hingga 40 tahun.
Gejala epididimitis bisa bervariasi, mulai dari nyeri di area testis, pembengkakan, hingga rasa tidak nyaman saat buang air kecil atau ejakulasi.
Sayangnya, banyak pria yang cenderung mengabaikan gejala awalnya karena malu atau tidak menyadari dampaknya terhadap kesehatan reproduksi.
Apa Itu Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan atau infeksi pada epididimis, yaitu saluran yang menempel di bagian belakang testis. Saluran ini berfungsi penting dalam sistem reproduksi pria, yakni membawa sperma dari testis ke vas deferens.
Epididimitis dapat terjadi pada satu atau kedua sisi testis, meskipun umumnya hanya menyerang satu sisi. Penyakit ini bisa menyerang pria dari segala usia, tetapi paling umum ditemukan pada pria berusia 20 hingga 40 tahun.
Kondisi ini bisa bersifat akut (datang tiba-tiba dan memburuk dengan cepat) atau kronis (berlangsung lama, biasanya lebih dari 6 minggu).
Penyebab Epididimitis
Epididimitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut beberapa penyebab yang paling umum:
1. Penyakit Menular Seksual (IMS)
Pada pria muda yang aktif secara seksual, klamidia dan gonore adalah penyebab paling umum epididimitis. Bakteri dari penyakit menular seksual bisa menyebar ke saluran kemih dan kemudian ke epididimis.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Pria yang lebih tua, terutama mereka yang memiliki masalah prostat atau menggunakan kateter urin, lebih rentan terkena infeksi saluran kemih yang bisa menjalar ke epididimis.
3. Cedera atau Trauma
Benturan atau cedera di area genital juga bisa menyebabkan peradangan pada epididimis.
4. Efek Samping Obat atau Prosedur Medis
Beberapa prosedur medis seperti pemasangan kateter atau operasi pada saluran kemih dapat memicu peradangan.
5. Penyebab Non-Infeksi
Dalam beberapa kasus, peradangan bisa terjadi tanpa infeksi. Ini sering kali dikaitkan dengan gangguan autoimun atau reaksi alergi.
Faktor Risiko Epididimitis
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami epididimitis, di antaranya:
- Berhubungan seks tanpa kondom atau memiliki banyak pasangan seksual
- Pernah menderita penyakit menular seksual
- Mengalami ISK berulang
- Pemasangan kateter urin jangka panjang
- Pembesaran prostat (BPH) yang menghambat aliran urin
- Mengangkat beban berat atau mengejan terlalu kuat
Gejala Epididimitis
Gejala epididimitis bisa muncul tiba-tiba atau berkembang secara perlahan. Berikut tanda-tanda yang umum dialami:
- Testis besar sebelah dan nyeri biasanya di satu sisi
- Sensasi berat di skrotum
- Rasa nyeri saat buang air kecil
- Peningkatan frekuensi dan urgensi buang air kecil
- Demam ringan hingga tinggi
- Penis keluar cairan putih (jika penyebabnya IMS)
- Mengalami ejakulasi tertunda
- Darah dalam air mani (hematospermia)
Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Cara Diagnosis Epididimitis
Diagnosis dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan beberapa tes penunjang, seperti:
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa testis untuk melihat adanya pembengkakan, kemerahan, atau nyeri saat disentuh.
- Tes Urine: Untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih atau IMS.
- Tes Darah: Untuk mengetahui adanya infeksi sistemik.
- USG Skrotum: Pemeriksaan ini membantu membedakan antara epididimitis dan torsio testis.
- Tes IMS: Tes laboratorium untuk mendeteksi klamidia atau gonore jika diduga penyebabnya adalah IMS.
Pengobatan Epididimitis
Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut penanganan yang umum dilakukan:
1. Antibiotik
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik seperti doxycycline, ciprofloxacin, atau levofloxacin. Penting untuk menghabiskan seluruh antibiotik meskipun gejala sudah membaik.
2. Obat Anti Nyeri dan Anti Radang
Obat seperti ibuprofen atau parasetamol digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan.
3. Istirahat dan Kompres Dingin
Istirahat cukup dan mengompres skrotum dengan es dapat membantu mengurangi pembengkakan.
4. Mengangkat Skrotum
Menggunakan pakaian dalam yang menopang skrotum dapat mengurangi ketidaknyamanan.
5. Hindari Hubungan Seksual Sementara
Untuk mencegah penyebaran infeksi, hindari berhubungan intim sampai pengobatan selesai dan gejala menghilang.
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Jika tidak ditangani dengan baik, epididimitis bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti:
- Abses skrotum (penumpukan nanah di sekitar testis)
- Kronisitas, yakni nyeri testis berkepanjangan
- Gangguan kesuburan, terutama jika terjadi pada kedua sisi
- Orchitis, yaitu infeksi yang menyebar ke testis
- Kerusakan permanen pada testis dan epididimis
Epididimitis Kronis
Epididimitis disebut kronis jika berlangsung lebih dari 6 minggu. Gejalanya tidak separah fase akut, tetapi bisa sangat mengganggu. Penyebabnya bisa infeksi berulang, peradangan berkepanjangan, atau gangguan autoimun.
Penanganan epididimitis kronis lebih kompleks dan bisa melibatkan fisioterapi, penggunaan obat anti-nyeri jangka panjang, hingga pembedahan jika perlu.
Pencegahan Epididimitis
Langkah-langkah berikut bisa membantu mencegah epididimitis:
- Gunakan kondom saat berhubungan intim untuk mencegah penyakit menular seksual
- Batasi jumlah pasangan seksual
- Cegah dan obati infeksi saluran kemih sedini mungkin
- Jaga kebersihan organ intim
- Hindari mengejan terlalu kuat saat buang air kecil
- Konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala prostat atau kesulitan buang air kecil
Epididimitis Bisa Sembuh Total, Mulai dari Klinik Utama Pandawa

Jangan abaikan nyeri atau pembengkakan di area testis itu bisa jadi tanda epididimitis, peradangan yang sering dialami pria dan bisa berdampak serius jika tidak segera ditangani.
Rasa tidak nyaman saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan intim, hingga demam, bisa menjadi gejala awal yang perlu segera diperiksakan.
Di Klinik Utama Pandawa, kami memahami pentingnya kesehatan reproduksi pria dan menyediakan layanan medis profesional dengan penanganan yang aman, cepat, dan nyaman.
Kini saatnya kamu mengambil langkah bijak untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan tenaga medis berpengalaman dan fasilitas lengkap,
