loading
penyakit kelamin pria

11 Penyakit Kelamin yang Kerap Menyerang Pria

Sama seperti wanita, para pria juga rentan terhadap penyakit kelamin. Kesehatan organ reproduksi pria merupakan aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan. 

Sayangnya, banyak pria masih enggan membahas masalah kesehatan yang berkaitan dengan area intim mereka.

Penyakit kelamin adalah masalah kesehatan yang sering menyerang pria, terutama yang aktif secara seksual.

Padahal, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Jenis Penyakit Kelamin yang Sering Menyerang Pria

Penyakit kelamin tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh tetapi juga kualitas hidup seseorang para pria. Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit kelamin yang sering menyerang pria, lengkap dengan gejala dan cara pencegahannya:

1. Gonore (Kencing Nanah)

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menular melalui hubungan seksual tanpa pelindung. Gejala umum pada pria meliputi:

  • Keluar cairan kental dari penis.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Rasa gatal atau iritasi di area genital.

Pencegahan: Gunakan kondom dan hindari berganti-ganti pasangan seksual.

2. Sifilis

Penyakit sifilis adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini memiliki empat tahap dan dapat menyebabkan komplikasi berat jika tidak diobati. Gejalanya meliputi:

  • Luka kecil tanpa rasa sakit di area kelamin.
  • Ruam pada tubuh.
  • Gejala menyerupai flu pada tahap lanjut.

Pencegahan: Lakukan tes rutin dan praktikkan seks yang aman.

3. Klamidia

Klamidia pada pria sering tidak menunjukkan gejala, tetapi jika ada, pria dapat mengalami:

  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Cairan abnormal dari penis.
  • Rasa sakit di testis.

Pencegahan: Pemeriksaan rutin sangat penting, terutama jika memiliki risiko tinggi.

4. Herpes Genital

Herpes kelamin disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Penyakit ini ditandai oleh:

  • Luka atau lepuhan di area kelamin.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Gatal atau nyeri di sekitar area kelamin.

Pencegahan: Hindari kontak langsung dengan luka herpes, bahkan saat tidak ada gejala.

5. Trikomoniasis

Trikomoniasis yang merupakan infeksi parasit ini dapat menyebabkan gejala seperti:

  • Keputihan abnormal.
  • Gatal di area kelamin.
  • Sensasi tidak nyaman saat buang air kecil.

Pencegahan: Jaga kebersihan dan hindari hubungan seksual berisiko.

6. Kutil Kelamin (Kondiloma Akuminata)

Kutil kelamin atau kondikoma akuminata disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Gejalanya meliputi:

  • Benjolan kecil di sekitar alat kelamin.
  • Gatal atau iritasi ringan.

Pencegahan: Vaksinasi HPV dan praktik seks yang aman.

7. HIV/AIDS

HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat berkembang menjadi AIDS jika tidak diobati. Gejala awal meliputi:

  • Demam.
  • Nyeri otot.
  • Kelelahan yang berkepanjangan.

Pencegahan: Gunakan kondom, lakukan tes rutin, hindari berbagi jarum suntik, dan hindari gonta-ganti pasangan.

8. Hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati. Gejala meliputi:

  • Kuning pada kulit atau mata.
  • Urin berwarna gelap.
  • Kelelahan ekstrem.

Pencegahan: Vaksinasi hepatitis B dan hindari kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi.

9. Molluscum Contagiosum

Infeksi virus ini menyebabkan benjolan kecil berwarna putih atau pink di sekitar area kelamin. Molluscum contagiosum dapat menyebar melalui kontak kulit langsung atau hubungan seksual.

Pencegahan: Hindari berbagi handuk atau pakaian dengan orang yang terinfeksi.

10. Kandidiasis

Infeksi jamur ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida. Gejalanya meliputi:

  • Gatal di sekitar area kelamin.
  • Kemerahan atau iritasi.
  • Cairan putih seperti susu.

Pencegahan: Jaga kebersihan area kelamin dan hindari kelembapan berlebihan.

11. Chancroid

Chancroid atau ulkus mole adalah infeksi bakteri yang menyebabkan luka terbuka di area kelamin. Gejalanya termasuk:

  • Luka yang nyeri di penis.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha.

Pencegahan: Hindari hubungan seksual berisiko dan gunakan kondom.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat jika mengalami gejala yang mencurigakan, karena deteksi dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Cara Mengatasi Penyakit Kelamin pada Pria

Pengobatan yang tepat bergantung pada jenis penyakit, penyebabnya, dan tingkat keparahan. Berikut adalah langkah-langkah efektif untuk mengatasi penyakit kelamin pada pria:

1. Konsultasi dengan Dokter

Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter, terutama dokter spesialis kulit dan kelamin. Dokter akan melakukan:

  • Wawancara medis untuk mengetahui riwayat gejala dan perilaku seksual.
  • Pemeriksaan fisik pada area yang terkena.
  • Tes laboratorium, seperti tes darah atau pemeriksaan cairan kelamin.

Kenapa penting? Diagnosis yang tepat memastikan pengobatan sesuai dengan jenis infeksi yang dialami.

2. Pengobatan dengan Antibiotik

Jika penyakit kelamin disebabkan oleh bakteri, seperti gonore, sifilis, atau klamidia, dokter akan meresepkan antibiotik.

  • Cara penggunaan: Antibiotik harus diminum sesuai dosis dan durasi yang dianjurkan, meskipun gejala sudah hilang.
  • Peringatan: Hindari berhenti minum obat tanpa izin dokter untuk mencegah resistensi bakteri.

3. Pengobatan Antiviral

Untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti herpes genital atau HIV, pengobatan menggunakan antivirus akan direkomendasikan.

  • Herpes genital: Obat antiviral seperti asiklovir atau valasiklovir dapat mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan.
  • HIV: Terapi antiretroviral (ARV) dapat menekan perkembangan virus dalam tubuh.

Manfaat: Antiviral membantu mengontrol gejala dan mengurangi risiko penularan ke pasangan.

4. Pengobatan Antijamur

Penyakit kelamin akibat infeksi jamur, seperti kandidiasis, biasanya diatasi dengan obat antijamur.

  • Obat tersedia dalam bentuk krim, salep, atau tablet oral.
  • Contoh: Miconazole atau fluconazole.

Selalu jaga kebersihan area kelamin agar infeksi tidak kambuh.

Konsultasi Dokter Online CTA

5. Perawatan Luka

Jika penyakit kelamin menimbulkan luka terbuka, seperti pada sifilis atau chancroid, luka perlu dirawat dengan:

  • Membersihkan luka secara rutin dengan antiseptik.
  • Menghindari kontak langsung dengan luka untuk mencegah penyebaran.

6. Hindari Hubungan Seksual Sementara

Selama masa pengobatan, hindari aktivitas seksual untuk mencegah penularan ke pasangan.

  • Gunakan kondom sebagai perlindungan tambahan jika hubungan seksual tidak dapat dihindari.
  • Diskusikan kondisi kesehatan Anda dengan pasangan.

7. Gaya Hidup Sehat

Meningkatkan daya tahan tubuh dapat membantu tubuh melawan infeksi lebih baik.

  • Konsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayur.
  • Hindari merokok dan alkohol.
  • Istirahat yang cukup dan olahraga rutin.

8. Vaksinasi

Beberapa penyakit kelamin, seperti HPV dan hepatitis B, dapat dicegah dengan vaksinasi. Konsultasikan dengan dokter mengenai jadwal vaksinasi yang tepat.

Mengatasi penyakit kelamin pada pria membutuhkan diagnosis yang tepat, pengobatan yang konsisten. Dengan langkah yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Jangan Sampai Terlambat! Atasi Penyakit Kelamin di Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Gratis

Jangan tunggu hingga terlambat! Penyakit kelamin yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menyebabkan komplikasi serius bagi kesehatan Anda. 

Klinik Utama Pandawa hadir sebagai solusi terbaik dengan layanan profesional untuk mengatasi berbagai penyakit kelamin seperti gonore, sifilis, hingga herpes genital. 

Dengan didukung oleh dokter spesialis berpengalaman dan fasilitas modern, kami memberikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang efektif sesuai kebutuhan Anda. 

Prioritaskan kesehatan Anda sekarang juga—segera jadwalkan konsultasi di Klinik Utama Pandawa dan kembali nikmati hidup dengan penuh percaya diri!

Konsultasi Dokter Online CTA
Referensi
  • Healthline (2020), Signs and Symptoms of Common STDs in Men.
  • Medcare (2023), Sexually Transmitted Diseases (STDs) in Men: Symptoms, Causes, Treatment & Types.